05-kelu menjadi dendam-

761 54 1
                                    

BELUM DI REVISI

Nathan makan dengan lahap steak buatan Kyle yang sepertinya keasinan. Nathan dengan ceria menghabiskan steak tersebut meminum jus jeruk sampai habis.

"Mommy! Ini enak banget! Pulang sekolah Nathan mau lagi ya!!"

"Sayangku... Ini asin... Ga enak" Kyle memuntahkan makanan nya ke dalam tong sampah di dekat kompor.

"Enak gini? Ini enak banget! Nathan mau lagi nanti kalau pulang sekolah ya mommy! Pleaseee buat lagi buat Nathan!"

Kyle mengangguk dan mengecup kening Nathan.

"Mommy duluan pergi ke sekolah, mommy tidak mau menganggu hubunganmu dengan Layla" Kyle mengambil tasnya dan segera keluar dari mansion milik Nathan ini.

"Kami sudah putus," ucapan Nathan membuat langkah Kyle terhenti sejenak.

"Bohong! Dengar cintaku. Layla itu seorang perempuan yang menurutku cocok untukmu. Layla memiliki sisi baik sikapnya dewasa dan ke ibuan, wajahnya juga cantik dan imut, sifatnya yang feminim membuat auranya tidak luntur." Kyle berterus terang agar Nathan mikir dan tidak jadi putus dengan Layla.

"Don't judge a book by the cover mommy... Dia sebenarnya seorang pelacur yang menjual tubuhnya di malam hari... Suka barang mewah dengan memelas wajahnya agar dikasihani... Layla sosiopat mommy!" Kyle terkejut dengan pernyataan yang dinyatakan oleh Nathan.

"Heh! Darimana kau tau itu semua si polos kecilku?" Tanya Kyle sambil mencubit pipi Nathan.

"Aku kan jenius mommy! Aku kan engga mau mengecewakan mommy! Cukup mommy yang aku puja! Layla tidak ada apa-apanya dibandingkan dirimu mommy!"

Kyle mendekatkan wajahnya hendak mencium Nathan tapi ia mengurungkan niatnya. Kyle mengacak-acak rambut Nathan dan pergi keluar. Nathan yang melihat itu cemberut ia merapihkan rambutnya dan segera mengambil tasnya.

Kyle yang sudah berada di luar masih memikirkan perkataan sarkas milik Nathan yang ia lontarkan untuk Layla. Apakah memang benar? Layla? Kyle mengambil ponselnya dan menelfon Michael asistennya yang sudah ber istri sekitar umur 38 tahun.

"Cari informasi tentang Layla Sitompang" setelah berbicara dan mematikan ponselnya Layla memakai helmnya dan segera pergi dari mansion milik Nathan.

Kyle menghela nafas dengan berat dan hatinya kini tidak tenang untuk pergi kesekolah bahkan sepertinya ia tidak mau ke sekolah.

••••••

Di kelas Kyle melihat Giyu yang sedang terdiam diantara anak-anak perempuan. Memang wajahnya imut tapi tampan dan perkasa siapa juga wanita yang tidak mau dengannya?

Kyle duduk di depan kursi yang kini Giyu duduki yang membuat Giyu menjadi tidak enak dan pergi dari tempat duduknya.

"Ehh! Giyuuu mau kemana ihhh!!" Teriak cewek cewek. Kyle menghela nafas ia kemudian menelungkup kan wajahnya dan tertidur.

"Kyleee! Bangunn! Sekarang waktunya istirahat!" Sani mengguncangkan tubuh Kyle agar Kyle terbangun.

'haduh si muka dua'

Kyle merintis. Ia bangun dan melihat Sani yang berada di sebelahnya sambil menatap ke arahnya.

"Duluan aja Sani, aku lagi engga mood" ucap Kyle sambil merentangkan tubuhnya.

"Tapi....."

"Kenapa?"

"Engga, yaudah aku duluan ya!"

Kyle mengangguk ia kembali tidur dan menghela nafas. Pikiran nya tertuju pada budak budaknya apalagi si guru matematika itu yang Kyle jadikan budak juga.

Disisi lain Nathan yang fokus mengerjakan ulangan fisikanya terus menerus di ganti rasa bersalah karena meragukan cinta Kyle kepadanya. Ia bahkan selalu mematahkan pensil yang kini ia gunakan dan hampir merobekkan kertas ulangan. Layla? Hari ini dia tidak masuk sekolah. Nathan yakin bahwa Layla tidak masuk sekolah karena dirinya yang telah dicaci maki oleh Nathan.

Selesai dikumpulkan langsung diperiksa. Ya, langsung diperiksa.

"Nilai tertinggi 💯 adalah Nathan. Tingkatkan terus kualitas dirimu ya Nathan!" Guru fisika Bu Ririn yang umurnya masi 25 tahun naksir keras dengan Nathan sehingga tidak Bu Ririn ketahui bahwa ia sedang pilih kasih.

"Gile lu Nathan, ga sia sia gua nyontek ke elu" tangis Raja yang duduk di belakang Nathan.

"Selagi gua bisa, gua kasi tau" Nathan memasukkan kertas ulangannya ke dalam tas. Ia berdiri hendak beranjak ke kantin.

"Gua mau ke kelas IPS 4 dulu."

"Anjir Nathan, lu tau kan? IPS sama IPA disini jauh bener anjir!"

"Gua tau, gua tetep mau kesana"

"Yaudah deh komandan Nathan! Kita ngikut! Hahahahaha"

Nathan dengan santai berjalan seluruh wanita tertuju padanya. Kyle hanya nama itu yang ada di pikiran Nathan sekarang.

Kyle yang keluar kelas karena dipaksa oleh Sani agar ke kantin bersamanya melihat Nathan yang risih dengan para wanita di sekitarnya.

"Ahhh! Haiii!" Teriak Sani kepada geng Nathan. Nathan berbinar melihat Kyle tetapi Kyle sedikit mengacuhkannya yang membuat Nathan terkejut setengah mati ia langsung menggenggam tangan Kyle dan menatapnya dalam.

Giyu yang ada di dalam kelas langsung berdiri dan melepaskan tangan Nathan.

"Jangan pegang-pegang kau sampah"

"Kau siapa nya?"

Giyu yang mendengar ucapan Nathan langsung terdiam dan melepaskan tangan Kyle. Giyu kembali masuk dan duduk di tempat duduknya.
Kyle terdiam. Dia tidak suka pemandangan ini seharusnya dia menuntun Nathan dan Giyu ke kantin.

Kyle berjalan ke kantin sendiri. Sani sekali lagi dia men caper ke Nathan sekali lagi? Berkali-kali sampai menanyakan Nathan kepadanya, selalu curhat tentang Nathan kepadanya padahal Nathan adalah budak nya sekaligus kesayangannya.

Kyle sudah muak padahal ia baru menginjakkan kakinya di sekolah ini sekitar 3 minggu. Kyle berdecih pelan ia menatap koridor tanpa ekspresi dan terdiam sejenak melihat Layla yang ada di depannya sudah menunggunya.

"Kyle, bisa kita bicara sebentar?" Tanya Layla.

"Soal Nathan?" Kyle tahu. Sudah terbaca dengan raut mukanya.

"Ya, tolong bicara denganku" ucap Layla.

"Oke, aku akan berbicara denganmu"

Kyle dan Layla menuju kantin belakang dan memulai perbincangan diantara mereka. Mata mereka fokus menatap satu sama lain.

"Nathan sudah menjelaskan semuanya.... Nathan mencintaimu bukan aku... Jika kau mendapatkan fakta tentang aku dari Nathan... Itu semua benar. Aku menjual diri malam hari dan aku memacari Nathan karena aku melihat hartanya." Layla menutup mulutnya dan menangis sejadi-jadinya.

Kyle terdiam. Ia tidak pernah menyangka bahwa sesuatu yang Nathan katakan adalah benar dan keberanian wanita yang bernama Layla ini membuat hatinya tersentil.

"Aku... Maaf..." Hanya itu yang bisa dikatakan oleh Kyle. Mulutnya kelu untuk mengucapkan sebuah kalimat. Layla menggelengkan kepalanya dan mengangguk wanita itu tersenyum dan memeluk Kyle.

"Maaf Kyle.... Seharusnya aku tidak merebut Nathan darimu" ucap Layla menangis di pinggang Kyle tersedu-sedu.

Kyle berfikir mungkin Nathan yang memberitahu semua kenyataan dan semua fakta ini kepada Layla. Kyle merasakan sakit dihatinya ketikanLayla memeluknya seperti Layla ini berbagi kesedihan dengannya.

"It's okay... Maybe" Kyle kelu ia melepaskan pelukan Layla dan menatapnya.

"Lain kali, jangan seperti ini ya Layla"

Tebeceh.

SUGARSHITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang