Part 7

1.2K 167 6
                                    

Renjun tertegun. Menyadari kebenaran kata-kata Donghyuck. Benar juga. Dari awal alasan utama mereka menikah adalah demi menjaga perasaan mama Donghyuck, sekarang sang mama sudah tiada, tidak ada lagi alasan yang membuat mereka harus menikah.

Tapi Renjun teringat kepada Winter yang mempercayakan Donghyuck kepadanya, kepada Chenle yang akhirnya mempercayai kalau Renjun dan Donghyuck saling mencintai dan kepada ibunya yang begitu berbahagia karena Renjun akhirnya bisa menyembuhkan luka hatinya dan bertemu dengan jodohnya. Bagaimana perasaan mereka semua kalau menyadari bahwa Renjun dan Donghyuck telah membohongi mereka?

Donghyuck berdehem pelan, menggugah Renjun dari lamunannya, “Tetapi tentu saja kita tidak bisa gegabah mengakhiri pernikahan ini....” Donghyuck menatap Renjun dalam-dalam, “Selain karena pernikahan ini baru sebentar, kita juga harus bisa memberikan alasan yang tepat kepada keluarga kita kenapa kita berpisah... Jadi sementara ini, mungkin kita harus bertoleransi dan melanjutkan sandiwara pernikahan ini, kau tidak keberatankan Renjun?”

Renjun tercenung, sebenarnya melanjutkan sandiwara pernikahan ini terasa sangat memberatkan tetapi membayangkan bercerai diusia pernikahan yang masih sangat muda, belum lagi menjelaskan kepada semuanya terasa begitu berat. Renjun juga yakin bahwa berpura-pura melanjutkan pernikahan ini adalah yang terbaik.

“Ya... Mungkin kita bisa menjalani seperti ini dulu sampai kita bisa menemukan alasan dan waktu yang tepat untuk berpisah.”

Donghyuck menganggukkan kepalanya, lalu tersenyum miring, “Lagipula kita sepertinya nyaman menjalani pernikahan ini.” Senyumnya berubah menggoda, “Aku takut tiba-tiba kita sudah menjalani bertahun-tahun dan tetap belum menemukan alasan untuk berpisah.. Hmmm bagaimana kalau kita jalani pernikahan yang sesungguhnya saja?”

Renjun membelalakkan mata dan menatap Donghyuck dengan marah, “Hentikan candaanmu itu.”

“Aku tidak bercanda.” Senyum Donghyuck berubah sensual, “Kupikir aku cukup bisa menerima memiliki isteri sepertimu dalam hal sebenarnya.”

Wajah Renjun menjadi merah padam ketika berhasil mencerna kata-kata Donghyuck. Lelaki ini benar-benar kurang ajar dan tidak tahu sopan santun. Kalau memang Renjun memiliki impian tentang seorang suami, pasti dia bukan tipe lelaki seperti Donghyuck!

(✿❛◡❛)

“Gaun baru untukmu sudah datang.” Donghyuck yang sedang membaca buku di atas ranjang mengedikkan bahunya ke arah gaun hijau keemasan yang digantungkan di lemari, “Cobalah.”

Renjun yang baru memasuki kamar mengernyit bingung. Gaun baru? Untuk apa? Hari ini sudah hampir tiga minggu setelah kematian mama Donghyuck. Semula semua terasa berat bagi mereka di rumah ini. Winter masih sering menangis terisak-isak sendirian, untunglah Chenle sering mengunjunginya dan menguatkannya, hingga bisa membuatnya mulai bisa tersenyum dan tertawa sedikit.

Sementara Donghyuck... Donghyuck masih tetap sama selain kerapuhannya yang ditunjukkan kepada Renjun malam itu. Donghyuck luar biasa dingin dan kaku. Masih mengenakan topeng yang sama, topeng datar dan tanpa emosi miliknya.

“Kau lupa?” Donghyuck terkekeh, “Besok kan hari pernikahan mantan pacarmu.”

Jaemin? Besok hari pernikahan Jaemin? Tiba-tiba dada Renjun terasa nyeri, dia memang sudah hampir bisa melupakan Jaemin, melupakan rasa sakitnya akibat ditinggalkan Jaemin dan melupakan perasaan cintanya yang dulu tumbuh begitu subur kepada Jaemin tetapi entah kenapa kesadaran bahwa Jaemin mengikat dirinya kepada perempuan lain dan pengetahuan bahwa Jaemin tidak bahagia membuat dadanya terasa sesak.

Donghyuck menatap Renjun dan mengernyit, “Kau sudah tidak lagi mencintai bajingan pengecut itu kan?” tanyanya menyelidik, “Atau jangan-jangan kau masih cinta?”

[Brown Afternoon] Perjanjian Hati || HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang