Part 3

1.3K 184 3
                                    

Hening sejenak. Lalu Donghyuck berdehem di seberang sana.

“Kau yakin?”

Kenapa di saat Renjun berusaha menguatkan dirinya demi adiknya, Donghyuck malahan bertanya seperti itu? Renjun mengerutkan keningnya.

“Ya, aku yakin.”

“Aku akan marah besar kalau kau berubah pikiran di tengah-tengah rencana kita.”

Memangnya dia siapa? dan apa peduli Renjun kalau Donghyuck marah? Tetapi tiba-tiba Renjun teringat bahwa Donghyuck bisa menakutkan kalau dia mau.

“Aku tidak akan berubah pikiran.” Gumam Renjun, berusaha terdengar meyakinkan.

“Bagus. Kalau begitu aku akan mengatur semuanya.”

Lalu percakapan ditutup, tanpa ucapan apapun. Meninggalkan Renjun yang mengerutkan kening karena ketidaksopanan Donghyuck.

(✿❛◡❛)

Aroma wangi menyeruak ke seluruh ruangan. Ibu benar-benar serius membuat makan malamnya kali ini. Renjun melangkah ke arah dapur sehabis mandi dan tersenyum melihat ibunya sedang memasukkan puding karamel yang terlihat lezat ke lemari es.

“Wow, kita makan malam besar hari ini.” Goda Renjun lembut sambil membuka tutup panci. Didalamnya ada sup jamur andalan ibunya yang paling enak.

Sang ibu tersenyum lembut pada Renjun, “Ibu senang melihat Chenle bahagia Renjun. Dia tidak pernah seperti ini sebelumnya.”

“Ya ibu, Chenle benar-benar tampak dimabuk asmara.” Renjun mencomot kue keju dari toples di meja makan dan mengunyahnya, “Ibu suka dengan Winter?”

“Dia anak yang sopan. Ibu cukup senang.” Sang ibu lalu melirik Renjun dengan hati-hati, “Ibu tahu kau akan jengkel kalau ibu bertanya lagi, tetapi bagaimana denganmu Renjun? Apakah kau sudah... Sudah melupakan....”

Pertanyaan ibunya itu selalu membuat suasana hati Renjun mendung. Dulu ibunyalah yang paling keras mendorong semangat Renjun agar bangkit dari keterpurukan sejak ditinggalkan oleh Jaemin dan meskipun kadang jengkel dengan pertanyaan-pertanyaan ibunya, Renjun sadar bahwa ini semua karena sang ibu menyayanginya dan mencemaskannya karena selama ini Renjun tidak pernah terlihat menjalin hubungan asmara dengan siapapun.

“Ibu tidak usah mencemaskan Renjun, ya.” Renjun mencoba tersenyum lembut dan menenangkan ibunya, “Renjun pasti akan menemukan seseorang yang baik pada saatnya nanti.”

Tiba-tiba Renjun teringat akan Donghyuck. Kira-kira bagaimana perasaan ibunya ketika Donghyuck dan Renjun benar-benar melaksanakan perjanjian untuk bersandiwara ini?

(✿❛◡❛)

“Winter sudah datang.” Chenle berdiri dan melangkah ke pintu depan sedangkan Renjun masih membantu ibunya membereskan piring dan menata meja makan.

Terdengar suara pintu dibuka dan terdengar suara-suara percakapan. Lama-kelamaan Renjun mengernyit. Suara laki-laki yang dalam itu bukan suara Chenle... Dia tahu persis itu suara siapa!

Belum sempat Renjun melakukan sesuatu. Chenle sudah masuk ke ruang tengah dengan Winter dan Donghyuck ikut di belakangnya.

“Ibu, kak Renjun, Winter datang bersama kakaknya.” Gumam Chenle gembira.

Winter segera masuk dan tersenyum ramah lalu menyalami ibu Renjun dan memeluk Renjun. Donghyuck menyusul di belakangnya dalam diam, menyalami ibu Renjun dengan sopan kemudian berdiri di depan Renjun dan tersenyum.

“Hai Renjun.” Gumamnya penuh arti.

Renjun menatap Donghyuck dengan tatapan memperingatkan lalu mencoba tersenyum palsu.

[Brown Afternoon] Perjanjian Hati || HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang