Dan...
☠️☠️☠️
Para anggota The Reagle segera menaiki kuda besinya masing-masing. Melaju dengan kecepatan penuh menuju kandang sang musuh.
Raymond serta Alvaro menjadi pemimpin di depan sana. Aura hitamnya menyebar hingga belakang pasukan. Tatapan keduanya menajam tatkala melihat sang musuh - Gerissen - tengah asik tertawa.
Ckit!
Bunyi roda yang berhenti diatas aspal itu menggema, mengalihkan atensi Gerissen yang sedang tertawa kemenangan. David, sang ketua Gerissen yang amat dibenci Raymond menyeringai sinis.
"Well, berani juga Lo kesini. Kenapa gak terima ya karena sekolah Lo gue bakar?" Tanya David dengan raut mengejek yang diikuti tawa oleh anggota Gerissen.
Raymond menggeram marah. Berani sekali si ketua tak becus ini mengejek dirinya dan The Reagle!
"AN**NG! SERANG!!"
Perkelahian pun dimulai. Kepalan tangan kembali beradu di sore hari. Rintihan para anggota Gerissen yang terkena pukulan telak dari anggota The Reagle menggema dijalan ini.
BUGH!
BUGH!
BRAKH!
KRAKK!
BUGH!
TAK!
DUG!
BUGH!
Pukulan terus menerus dilayangkan hingga anggota Gerissen tak berdaya dibuat mereka. Raymond menyeringai tipis, ini baru balasan yang ringan untuk Gerissen. Bersyukurlah mereka tak dibawa ke tempat eksekusi The Reagle.
"Cabut!"
Mereka - anggota The Reagle - meninggalkan Gerissen ditempat tanpa perduli jika ada luka dalam yang Gerissen alami. Mereka sudah amat puas dengan karya mereka sore ini.
Hancur dibalas hancur, right?
☠️☠️☠️
Hari ini, pertahanan Gerissen kembali dihancurkan oleh The Reagle. Tak ada ampun bagi yang berani menantang The Reagle.
Namun, alam seakan tak puas dengan semuanya. The Reagle, kembali dilanda dengan rentetan masalah yang menimbulkan perdebatan para inti The Reagle.
"Gue gak percaya dia orangnya, Ray!" Sentak Varo.
"Disini sudah terbukti Varo," sahut Devan dengan tenang.
"Bang, udah jelas disana ada dia. Lo mau nyangkal kayak gimanapun, dia tetap ada disana bersekongkol dengan baj*ngan itu!" sambung Liam meyakinkan.
"ARGHH! GUE TETAP GAK PERCAYA! GUE YAKIN!"
Alvaro berlalu dengan amarah memuncak. Di benaknya tak percaya, bahwa teman yang ia kenal baik akan berkhianat. Ia tak percaya itu.
"Biarin dia tenang," kata Raymond tanpa menatap anggota inti yang lainnya.
Mereka saling memandang dan menghela nafas pasrah. Alvaro orang yang keras, sama halnya dengan Raymond. Maka, jalannya hanya satu, ruang eksekusi.
Maaf banget guys, part kali ini sedikit banget><
Pada penasaran gak sih, sama orang yang mereka bicarakan? Kira-kira masalah apa ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita
Teen FictionIni bukan tentang percintaan dimasa SMA. Melainkan kisah mereka yang mempertaruhkan nama baik dan nyawa! Ini tentang mereka yang berjuang bersama. Ini tentang persahabatan mereka. Ini tentang kebersamaan mereka. Dan ini cerita TENTANG KITA. "This i...