Tentang Kita | Tragedi pembakaran sekolah

2 0 0
                                    

Pagi ini cukup tenang untuk para anak The Reagle. Tanpa adanya masalah yang ditimbulkan oleh Gerissen.

Semua inti Gerissen telah berada dikelas masing-masing. Raymond, Xavier, Alvaro serta Devan berada di kelas 12 IPS 4. Sedangkan Liam dan Bara berada di kelas 11 IPS 3.

Jam pelajaran sudah dimulai sejak beberapa menit yang lalu. Sejauh ini, tidak ada kabar tentang Gerissen yang berbuat ulah. Raymond sangat bersyukur tentang itu.

Nging!

Nging!

Nging!

Suara alarm kobaran api menyala. Menandakan adanya salah satu bangunan yang terbakar di SMA Merah Putih.

Seluruh anak The Reagle keluar dari kelasnya. Mencari pusat kobaran api yang menyulut. Dan.. bum!

Disana ada Gerissen tengah tersenyum picik. Ditangan David ada sebuah korek dan jerigen yang Raymond yakini itu adalah bekas bensin. Bisa di simpulkan bahwa itu adalah ulah Gerissen yang membakar pos security.

"THE R! IKUTI GERISSEN!" Komandan Raymond dengan amarah tersulut.

Sementara Raymond dan inti The Reagle membantu para guru untuk memadamkan api yang kian manyulut. Sudah banyak yang hilir-mudik membawa seember air untuk memadamkan api, namun api tak kunjung mereda.

2 menit..

5 menit..

10 menit..

30 menit...

Akhirnya, api yang sejak 30 menit lalu berkobar tak henti, kini sudah redup. Hanya tersisa kerangka pos jaga dan beberapa bagian tembok pembatas yang hangus termakan api.

"Kurang ajar si David! Berani-beraninya dia menjatuhkan kita dengan cara rendah seperti ini?!" Geram Xavier.

"Devan! Pantau pergerakan Gerissen! Gue yakin setelah ini mereka akan menyulut pertengkaran besar," ucap Raymond.

"Oke," yaa, begitulah Devan menjawabnya. Singkat.

"Kalian bisa kembali ke kelas masing-masing, untuk urusan kerugian biar kami yang menanggung nya Pak," ujar Varo mewakili anggota The Reagle.

Semua siswa membubarkan dirinya menuju kelas masing-masing. Sedangkan anggota The Reagle masih menatap tajam pada hasil karya Gerissen yang membuat kerugian.

~THE REAGLE~

"Dapat," Devan berujar dengan datar sembari menyerahkan secarik kertas yang penuh dengan tinta hitam abjad kepada Raymond.

Raymond melirik kertas itu dan langsung membacanya. "Kurang ajar!" Gertak Raymond dengan geram.

"Varo! Siapkan anggota! Kita bantai Gerissen!" Titah Raymond. Varo mengangguk dan segera keluar mengumpulkan para anggota.

Dan..

































































Tunggu aja perang mereka di part selanjutnya:)

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang