Chapter 32 : akhir dari kabar buruk adalah malu

1.5K 174 8
                                    

《《《PRESENT》》》


Siang itu matahari tepat di ubun-ubun, angin tidak meniup kencang seperti biasanya. Nenek Ahn keluar mengambil pakaiannya yang nampak telah mengering, tidak sengaja melihat Woozi berjalan pulang sehabis mengumpulkan kerang.

"Hei anak nakal, kemari!" panggilnya.

Woozi menoleh, ogah-ogahan memutar haluan memasuki halam rumah nenek Ahn.

"Kenapa Nek?" tanyanya.

"Dapat kerang banyak? Coba Nenek lihat."

Woozi membuka totebag hitam lusuh miliknya, menunjukkan kulit kerang yang ia ambil kepada nenek Ahn.

"Lumayan, tapi tidak sebanyak kemarin-kemarin," katanya.

"Jelaslah, kemarin ada Baekhyun yang membantu."

Bibir Woozi mengerucut selepas berucap, wajahnya muram seolah tidak ada effort lebih menjalani kegiatan hari ini. Nenek Ahn tersenyum maklum, sedikit banyak memahami apa yang Woozi tengah rasakan.

"Kebetulan Nenek baru saja membuat kue beras, ingin mencobanya?" tawar nenek Ahn dengan niat mencerahkan kembali wajah anak itu.

"Benarkah? Ah bagus kalau begitu, aku juga sedang lapar sekarang, hehehe .... ayo masuk Nek."

kiranya cukup berhasil melihat Woozi antusias melewati nenek Ahn masuk ke dalam rumah, mendahului si pemilik mengambil lebih dulu duduk melantai berhadapan meja pendek dengan tinggi dua jengkal tangan dewasa. Yang lebih tua menggeleng gemas, menyusul masuk kemudian mengambil dua piring kue beras kue beras buatanya, satu piring terisi banyak kue beras dengan sedikit asap keluar.

"Banyak sekali, aku sih lapar tapi tidak yakin akan menghabiskan semua itu," ujar Woozi heran.

"Makan yang bisa kau habiskan, sisanya bungkus dan bawa pulang saja. Jangan lupa beri si Hong itu juga, dia sempat menanyakan kue beras pada Nenek kemarin," jelasnya.

"Oh okay-okay. Baiklah, selamat menikmati Woozi."

Mengambil satu kue beras dan langsung memasukkannya bulat-bulat kedalam mulut. Bergumam nikmat ketika isian kue beras langsung meleleh memenuhi lidah. Belum sempurna kue beras ia telan, tangan mengambil kue beras lain lalu memasukkannya utuh-utuh lagi ke dalam mulut, dia meter kue terbilang besar sehingga dua kue di dalam mulut Woozi sudah bisa menggembungkan pipi anak itu. Nenek Ahn juga ikut menikmati, tidak serakus Woozi ia makan dengan hikmat, satu-satu di gigit kecil-kecil.

Berbicara tentang keduanya kini hubungan mereka terbilang lebih dekat dari sebelumnya. Semenjak kepergian Yongsun ke kota, kakak Woozi itu mempercayakan adiknya dijaga nenek Ahn dan paman Hong. Dulu pun sebelum kepulangan Yongsun nenek Ahn ikut mengawasi Woozi yang hidup seorang dulu, namun saat itu ia tidak seberapa dekat dengan Woozi yang terbilang nakal namun pandai menyendiri. Terlebih nenek Ahn itu bukan kabar angin lagi dikalangan anak-anak, dan remaja, adalah nenek tua garang yang tidak segan memarahi mereka ketika ia tidak suka. Bisa dibilang Woozi juga termaksud sangsi mendekati nenek Ahn dulu.

"Satu-satu Woozi, mereka tidak akan lari," tegur nenek Ahn melihat Woozi mengambil dua sekaligus kue beras.

"Iya-iya."

Walau mengatakan 'iya' Woozi tidak berhenti memasukkan utuh-utuh kue berasnya, begitu di dalam mulut tandas tertelan satu berikutnya segera menyusul masuk.

"Sudah ada kabar, dari Kakak mu?"

Woozi tengah mengambil satu kue baru, tiba-tiba nenek ahn bertanya, tangan yang sudah mengudara memegang kue beras itu ia turunkan kembali. Kue beras ia letakkan ditempat, mengunyah pelan-pelan yang berada dalam mulut.

My Day Are A Struggle [CHANBAEK] [REMAKE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang