Chapter 3

61 7 2
                                    

Pintu ruangan itu terbuka dengan deritan halus, yang membuka pintu perlahan masuk dan menutup pintu dengan lembut agar tak mengganggu sosok wanita cantik yang sedang tidur di atas ranjang rumah sakit. Dengan kedua kaki mungilnya, Taeyeon mendekat ke arah Yoona yang sedang asik dengan bunga tidurnya. Ia mengguncang pelan tubuh Yoona hingga sang empu dengan perlahan mulai mengerjap dan menyesuaikan cahaya yang memaksa masuk.

"Eoh? Eonni?" Gumam Yoona sedetik setelah dirinya terbangun dari mimpi indah barusan. "Eonni, kau hendak kemana?" Tanya Yoona segera setelah melihat pakaian yang dikenakan oleh Taeyeon.

Taeyeon dengan cepat melihat pakaian yang ia kenakan, dan baginya, pakaian yang ia kenakan terlihat biasa saja. Hanya Dress putih selutut dengan motif bunga berwarna biru. Rambut hitam kecokelatan miliknya yang biasanya ia cepol kini tergerai indah dan Ballerina flats dengan warna senada yang kini terpasang anggun di kedua kakinya. Serta tas samping berwarna cokelat yang tersampir di bahunya menambah kesan indah dalam diri Kim Taeyeon.

"Kenapa? Terlalu mencolok?" Lontar Taeyeon dengan wajah memelasnya. Karena sungguh! Ia sudah berjam-jam mencari Outfit yang pas untuk pergi ke pantai hari ini, jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, apakah ia harus pulang kerumahnya dan kembali mengobrak-abrik isi dalam lemari miliknya?

"Aniyo, kau terlihat cantik, Eonni." Yoona terkekeh setelah menjawab dengan nada lembutnya. Melihat Yoona yang sudah kembali memperlihatkan senyum manisnya, Taeyeon menghela napas lega.

"Aigoo! Ada apa dengan tanganmu?" Pekik Taeyeon ketika dirinya tanpa sengaja melihat memar disiku Yoona. Dan segera, gadis berumur 23 tahun itu menutupi tangannya dengan selimut.

"Ahh... itu, aku tak sengaja terjatuh tadi," Jawab Yonna berusaha menutupi tangannya. Taeyeon tentu saja tak percaya, ia segera melemparkan tatapan menyelidik pada Yoona hingga sang empu merasa terintimidasi.

Yoona menggaruk tengkuk belakangnya, memikirkan apakah ia harus bercerita pada Taeyeon atau tidak. Karena jujur, kejadian dibalik memar milik Yoona terlalu memalukan untuk diberi tahu baginya. Ia bahkan tak ingin untuk mengingat ulang kejadian tadi pagi.

10.00

"Aghh! Aku ingin makan Jjampong!"

Yonna dengan tak santai menghentak-hentakkan kedua kakinya karena lapar. Seluruh masakan rumah sakit yang disediakan masih belum tersentuh bahkan oleh udara sekalipun. Ia tak nafsu makan, dan tiba-tiba saja kilasan ingatan betapa nikmatnya Jjampong terlintas dibenaknya. Bunyi derit pintu yang terdengar membuat Yoona menegapkan punggungnya berharap yang datang adalah Yuri atau Taeyeon.

Namun, harapannya pupus seketika setelah wajah dokter bedahLee Seung Gi—terlihat di pintu sembari membawa kantong berwarna putih ditangan kiri dan papan diagnosa ditangan kanannya serta Stetoskop berwarna hitam yang selalu terpasang rapi dilehernya. "Im Yoona-ssi, ada pemberian untukmu," Panggil Seung Gi. Ia berjalan dengan santai menuju ranjang Yoona dan meletakkan kantong plastik diatas nakas.

"Oh! Jjampong!" Pekik Yoona setelah dirinya melihat sebungkus Jjampong didalam kantong plastik yang dibawa oleh Seung Gi.

"Sebenarnya, kau tak boleh memakan makanan seperti ini di rumah sakit. Tapi, karena aku orang yang baik, kau boleh memakannya hari ini. Oh iya, itu kiriman dari.. Euhh.. Siapa namanya tadi? Ah, iya! Kwon Yuri. Itu kiriman darinya," Papar Seung Gi segera. Ia hendak kembali sebelum dirinya dipanggil oleh Yoona.

"Tunggu! Lee Seung Gi-ssi, bisa kau lepaskan infus ini? Dia sangat menganggu aktifitasku," Pinta Yoona sambil menggerak-gerakkan tangan kirinya. Melihat itu, kedua bola mata Seung Gi segera membola, dan dengan cepat ia menghentikan gerak tangan kiri Yoona.

Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang