Chapter 4

79 8 3
                                    

Taeyeon mengaduh kesakitan tatkala telapak tangannya yang lecet ia beri obat merah. Dirinya meringis sakit sebelum membalut pergelangan tangan kanannya dengan perban putih. Ia mencoba memutar pergelangan tangannya, namun, yang ia dapat hanyalah rasa sakit nan nyeri pada tangannya. Bunyi klakson akhirnya membuat Taeyeon mendongak pada Mercedes benz a-class berwarna abu-abu yang sudah terparkir didepannya. Sang pengemudi menurunkan jendela depan, menyuruh Taeyeon untuk segera masuk ke dalam mobil.

Taeyeon hanya berjalan santai dan membuka pintu mobil seraya mendudukkan diri pada kursi. Ia meletakkan tas sampirnya ke pahanya dan menatapkan tatapannya pada jalanan. Pikirannya tiba-tiba saja melayang pada kejadian sebelumnya, pada seorang lelaki yang menyelamatkan hidupnya tadi. Dirinya menurunkan pandangan pada gelang yang terpasang indah di lengan kirinya.

"Gelang ini...."

Taeyeon membuang napas kasar kala suara lelaki disampingnya terdengar ditelinganya. Ia menoleh hanya untuk melihat pandangan khawatir yang dilemparkan oleh lelaki itu. Cih, Taeyeon muak dengan wajah itu.

"Nuna, kau baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja. Fokus mengemudi saja, Hyun-ah," Sahut Taeyeon. Mendengar jawaban Taeyeon, sang pengemudiByun Baekhyunitu mengalihkan pandangannya kedepan dan kembali fokus mengemudi mobil.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 menit, mereka sampai pada pantai yang dituju. Pantai yang dipilih Baekhyun cukup sepi pengunjung, tak banyak yang datang kesana. Entah karena hari kerja atau mendung yang menggantung dilingkaran langit. Taeyeon dan Baekhyun berjalan-jalan di bibir pantai sebentar sebelum Taeyeon menghentikan langkahnya dan memandang jauh ke arah laut yang luas.

"Ada apa?" Tanya Baekhyun membuka topik. Raut wajah Taeyeon tampak datar, tak minat sama sekali untuk berbicara dengan Baekhyun. Ia membuang napas berat dan menunduk sebentar. Dirinya membalikkan badannya kesamping, menatap dalam pada wajah yang lebih muda.

"Apa kau tak lelah?" Tanya Taeyeon tiba-tiba. Baekhyun mengernyit heran tanda tak mengerti.

"Lelah?"

"Aku saja lelah terus dibohongi, apa kau sendiri tak lelah berbohong?" Iris jernihnya memendam kesedihan namun terus saja tertutupi dengan wajah datarnya. Taeyeon sudah mempersiapkan segalanya untuk hari ini, ia tak boleh melepaskan setetes pun liquid bening dari kedua matanya hari ini.

Baekhyun meneguk salivanya kasar, bingung harus menjawab apa. "Noona, dengarkan aku" Ucapan Baekhyun terpotong saat dirinya yang hendak menggenggam tangan Taeyeon segera ditepis dengan kasar oleh Taeyeon. Ia hendak kembali berbicara sebelum ponsel pintarnya berdering disaku celana. Dengan enggan, ia mengambilnya dari saku.

Taeyeon tertawa pelan melihat nama yang terpampang jelas disana. "Berapa banyak kontak dengan nama 'Chagiya' di ponselmu, Hyun-ah?" Tanya Taeyeon diiringi kekehan kecilnya. Hal itu sontak membuat Baekhyun semakin dibuat pusing dengan segala ucapan Taeyeon.

"Tenangkan dirimu dulu, Nuna. Aku akan membelikanmu sesuatu. Tunggu sebentar disini," Suruh Baekhyun sembari dirinya mengangkat telepon dan berjalan menjauh dari bibir pantai. Meninggalkan Taeyeon dengan beribu kata-kata yang belum tersampaikan oleh bibirnya.

Taeyeon dengan kasar mengacak-acak rambutnya kebelakang. Dan entah sudah yang keberapa kalinya, ia menghembuskan napas kasar dan berat.

Brugh.

"Kau baik-baik saja?"

Baekhyun sedikit mengumpat saat dirinya tanpa sengaja menabrak seseorang selagi dirinya menelepon barusan. Ia membungkuk sebentar sebelum pergi menjauh meninggalkan orang yang ia tabrak tadi.

Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang