Chapter 5

88 5 1
                                    

Baekhyun hanya berpura-pura tuli selama dalam perjalanan. Mengebut bagai sedang dalam rollercoaster. Ia bahkan mengabaikan segala perkataan Taeyeon yang kini sedang duduk di sampingnya.

"Hyun-ah, berhenti dulu! Aku mual!" Taeyeon menutupi mulutnya, merasa akan muntah karena kecepatan mobil yang melaju sangat kencang.

Namun, sang kekasih tak mendengarkan bahkan sepatah kata pun yang terlontar dari mulut Taeyeon. Tekanan pada pedal gas itu terus membesar, memberi sang roda kekuatan untuk berputar lebih kencang. Taeyeon kembali diberi kejutan tiba-tiba saat Baekhyun menghentikan mobilnya secara mendadak. Membanting setir dan memukul klakson secara nyaring. Memberi dengingan yang sangat kencang pada telinga Taeyeon.

"Sebenarnya kau ini kenapa?! Jika ingin mati jangan mengajakku!" Emosi yang memuncak itu tak mampu bertahan lagi. Taeyeon tanpa basa-basi berteriak dengan intonasi tinggi.

"Dia siapa?"

Alis Taeyeon mengernyit tak mengerti dengan pertanyaan Baekhyun. Ia membuang wajah dan memcodongkan badan ke arah jendela saat menyadari maksud dari pertanyaan itu. Sang laki-laki yang tiba-tiba saja memeluknya di pantai. Baekhyun pasti menanyakan tentang itu.

"Nuna? Dia siapa? Mengapa dia memelukmu begitu?" tanya Baekhyun sekali lagi. Ia menatap nanar Taeyeon yang bahkan tak ingin menatap lurus ke safirnya.

"Bukan urusanmu." Jawaban Taeyeon bagai petir yang menyambar Baekhyun kala siang hari. Kali ini, emosinya lah yang memuncak. Tanpa izin, ia menurunkan Taeyeon dari mobil dan tak mengindahkan semua protes yang terlontar dari mulut Taeyeon.

"YA, BYUN BAEKHYUN!" pekik Taeyeon geram. Ia melempar tasnya ke aspal, mengusak dan menjambak surainya frustasi. Ia ditinggalkan begitu saja dijalanan sekitar tebing sendirian. Dan sialnya lagi, tak ada satupun mobil atau sepeda motor yang melaju disekitarnya.

Semua umpatan itu hanya tertanam dalam di tenggorokannya. Ia mencerca, mencaci maki wajah menyebalkan itu. Sungguh, jika hubungan mereka akan berakhir sedemikian rupa, ia ingin memutar balik waktu sebelum dirinya bertemu dengan Baekhyun.

Disisi lain, Ji Young memarkirkan mobilnya di parkiran rumah sakit. Ia menjatuhkan kepala di setir mobil, menghela napas berat karena banyaknya kejutan tak terduga yang diberi sang Khalid padanya untuk hari ini. Ia menyandarkan punggung dan kepala ke kursi, menarik dan menghembuskan napas yang masuk ke dalam relung.

Setelah entah yang keberapa kalinya ia bereinkarnasi, untuk pertama kalinya ia bertemu kembali dengan sang Ratu. Benaknya mulai berpikir, 'Jika Kim Taeyeon memaafkannya, apa ia bisa berhenti bereinkarnasi?'. Karena sejujurnya, Ji Young benar-benar sudah lelah untuk hidup. Hidup bersama semua penyesalannya.

Untuk sekali saja, biarkan ia wafat dan pergi menuju nirwana dengan tenang.

Namun, apa ia pantas akan itu? Semua dosa dimasa lalunya terlampau berat, terlalu sukar untuk diampuni oleh yang di atas. Dengan lapang dada, ia selalu menerima penderitaan tak berujung ini. Membiarkan dirinya terombang-ambing dalam ketidakpastian dosanya tuk diampuni.

'Dasar Ksatria sampah!'

'Kembalikan anakku!!'

'Tolong jangan bunuh keponakan saya, Ksatria! Kumohon!'

'Hahaha, kau benar-benar melakukan kerja yang bagus, Ksatria Kwon Ji Young. Aku terkesan.'

'Oppa! Hentikan, kau gila!'

'Apa? Kali ini, aku targetmu? Bagaimana bisa sang pengawal kerajaan membunuh ratunya sendiri? Kau memang seperti rumornya, sudah gila!'

Hembusan napas Ji Young semakin memberat saat ingatan kejadian kehidupan pertamanya itu terputar secara apik di kepalanya seolah kaset rusak yang dimainkan. Ia mejatuhkan kepalanya ke setir berkali-kali, respon yang selalu ia berikan saat dadanya dipenuhi rasa bersalah kala mengingat kekejamannya sendiri saat itu.

Dering telepon menyadarkannya, tanpa lama ia mengambil ponsel pintar di saku dan menggeser icon hijau.

"Ji young-ah! Ada pasien gawat darurat, kau sedang ada dimana?!" Suara panik Seung Gi terdengar dari sana. Helaan napas sekali lagi keluar sebelum Ji Young membuka pintu dan langkahnya berubah menjadi berlari ke dalam rumah sakit.

Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang