Pagi itu , Jungkook terbangun mendengar suara bel. Ini bukan appartment nya , sejak satu bulan ketika Jimin masih tinggal bersamanya Jungkook memutuskan untuk tinggal disini . Mungkin nanti dia akan menjual appartment tersebut. Setidaknya rumah yang menjadi cafe nya ini penuh kenangan mengenai Jimin .
Yang katanya harus menunggu dan sabar nyatanya sudah berhari hari berlalu Jimin tidak datang menemuinya lagi. Jungkook tidak tau apakah benar Jimin akan berubah atau tidak setelah mengingat semua itu .
Jungkook menuruni tangga dan mendapati sosok Jimin yang cantik disirami cahaya kuning pagi . Benar benar cantik sampai membuat jungkook terpana .
Jimin mengangkat tangannya seolah membuat gerakan melambai tetapi dia sadar jika Jungkook di dalam sana terpana akan sesuatu . Lalu dia membuat gerakan dingin dengan menyilang tangan di depan dada dan menunjukkan semu merah pipinya . Hal itu berhasil membuat Jungkook tersadar , dengan langkah ringan mendekati pintu kaca .
Senyum sumringah Jungkook terlihat tampan di mata Jimin , tidak di pungkiri hati Jimin juga bergetar melihat itu.
Pintu kaca di geser Jungkook . Bare face nya terlihat konyol sebenarnya karena sungguh jungkook seperti manusia tidak tau diri saat ini . "Ku kira aku sudah meninggal dan menemui malaikat sepertimu pagi ini".
"Baiklah anggap aku malaikat pencabut nyawa mu". Senyum Jimin yang Jungkook rindukan terlihat . Sedikit lama mereka saling berpandangan dan saling melempar senyuman penuh arti . Selanjutnya jungkook terkejut karena Jimin memeluknya ,"ini dingin bos Jungkook, Harusnya kau ijin aku masuk dulu".
"Ji... Jimin?". Mata yang tadinya berbinar cerah menyendu . Jungkook membalas pelukan Jimin yang semakin erat pada pinggangnya . Sementara lengan besarnya memerangkap Jimin.
Si cantik menaruh dagu pada pundak nya , melebarkan senyum dengan secerah mungkin. "Humh Ini aku".
Jungkook melepas pelukannya , menarik tangan mungil Jimin yang dingin . Setelah menutup pintu dia mendudukkan si cantik di sofa belakang meja . Lalu berlutut membungkus kedua tangan Jimin dengan tangan besar nya , Sesekali meniupi tangan mungil itu menghantarkan hawa hangat . Tidak hanya sampai disana dia bahkan menggosok kedua tangannya sendiri lalu menempelkan pada pipi merah si cantik ini .
"Kau merindukanku ?".
"Sangat ". Jawab Jungkook singkat .
"Sangat ?".
Pertanyaan berupa kata kata sama miliknya di jawab anggukan Jungkook . Lalu tersenyum manis menyembulkan gigi kelinci nya . "Sangat sangat dan sangat".
Tangan kecil Jimin menangkup kedua rahang Jungkook , menghadap kan Wajah tampan itu pada nya . "Terimakasih, Sudah mau bertahan sejauh ini . Terimakasih juga sudah menyelamatkan ku di saat detik terakhir . Jika kau tidak datang saat itu mungkin waktu ku akan habis . Dan kita hanya sekedar kenangan . Terimakasih banyak tuan jeon . Aku tidak tau harus bagaimana lagi . Tetapi terimakasih banyak untuk segalanya".
Tepat bibir tertutup Jimin mencium bibir Jungkook , memberikan lumatan ringan pada pria yang masih berlutut di lantai . Lama mereka berciuman Jungkook tanpa sadar bangkit mendorong tubuh Jimin di atas sofa itu . Menidurkan tubuh mungil Jimin , menciumi bibir tebal itu sekali lagi dengan kecupan ringan .
Hanya sebentar sampai Jungkook sadar dan memerangkap tubuh pria cantik itu. Menjauhkan wajahnya menatapi bibir mengkilap milik si cantik di bawah nya . Selanjutnya mata mereka kembali bertemu . Jungkook dapat melihat pipi memerah Jimin yang semakin terlihat. Seperti ini Jimin nya dalam bentuk arwah waktu itu , sedikit nakal dan berani . Jungkook tersenyum tipis ketika mata indah Jimin mengerjap beberapa kali .
KAMU SEDANG MEMBACA
sleeping beauty✔️(jikook)
Teen FictionJungkook adalah barista handal yang Sangat pandai membuat beberapa racikan kopi nikmat . Dia memiliki sebuah cafe di pinggiran kota , tidak banyak yang datang kecuali week end . Jungkook memiliki dua karyawan bernama Taehyung dan yoongi, sepasang ke...