______________________________________Orang bilang, setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan, dan begitu pula sebaliknya. Namun, yang menjadi pertanyaan besar apakah mereka yang berpisah akan selalu ingat sesosok insan yang pernah menemani hari-harinya?
______________________________________Kereta menuju kota Yoshino berjalan tenang diantara persawahan. Di dalam kereta itu, sesosok perempuan dengan earphone yang setia menggantung dikedua sisi daun telinganya, matanya menatap lurus keluar jendela, pikirannya terbawa nostalgia 5 tahun lalu. Saat dirinya yang naif dan lugu, secara tidak sengaja bertemu dengan manusia yang mengajarkannya metafora. Di halakah yang baru saja ia tapaki, bersemi menjadi dimulainya satu halaman kenangan yang tak terlupakan bersamanya.
°•°•°•°
"Belok kanan dari stasiun, lalu diperempatan jalan terdapat jalan setapak didepan sawah dengan pohon sakura disampingnya."
Haru Takeashi, perempuan berumur 15 tahun itu kebingungan mencari alamat yang ditulis tangan, tertera di selembar kertas putih di genggamannya. Ini pertama kalinya haru mengunjungi neneknya yang berada di kota Yoshino, prefektur nara.
Haru masih terdiam ditempat yang sama, dijalan kecil yang tak kunjung terdapat perempatan, diapit oleh sawah yang mulai menguning, ia sudah berjalan 100 meter dari stasiun.
Sesekali menolehkan kepalanya kesegala arah, berharap ada sedikit petunjuk yang membawanya ke rumah sang nenek. Cahaya terik sinar matahari mulai membuatnya tak nyaman, pelipisnya mulai basah karena keringat. Bermodalkan firasat, haru berjalan kearah kanan berharap ada pemukiman penduduk, dan terdapat tempat tinggal sang nenek di sana.
Jika dilihat lihat, suasana disini lebih asri dan sejuk di musim semi. Siapapun yang menginjakkan kaki di tempat ini pasti mereka akan betah berlama lama. Sayang, haru berkunjung ke tempat ini saat libur musim panas, sehingga suasananya sedikit berbeda.Tepat didepan matanya, haru melihat pohon sakura yang masih berbunga lebat.
'cantik' satu kata untuk mendeskripsikan pohon sakura itu. Haru segera mendekatinya,untuk melihat lebih jelas.
Saat haru hampir melintasi pohon sakura itu, sebuah angin lembut dari arah kanan, menerpa sang pohon. Membuatnya bergoyang membuat beberapa bunga sakura berguguran.Haru menghentikan langkahnya, terpaku oleh pemandangan di depannya, menutup matanya menghayati setiap suasana disekitarnya. Ia merasa dirinya disambut ditempat ini.
"Haru!!!"
Mendengar namanya dipanggil, haru membuka matanya kembali dan segera menolehkan pandangannya pada sumber suara.
Seperti dugaannya, seorang wanita lanjut usia berdiri tegak, membawa sekantong paper bag penuh bahan makanan. Tangan kanannya yang menganggur, melambai-lambaikan tangannya penuh semangat.Itu neneknya, orang yang menjadi tujuannya pergi ketempat ini. Haru bergegas menghampiri neneknya, lalu memeluknya erat. Ia merindukan segala tentangnya, masakannya, perhatiannya. Terakhir kali ia merasakan itu semua saat berumur 7 tahun, neneknya berkunjung kerumahnya yang berada di Hokkaido.
"Maaf, nenek tidak bisa menjemputmu di stasiun, nenek tidak sempat karena harus mempersiapkan panen minggu ini," jelasnya, seraya membenarkan rambut hitam sebahu milik cucu kesayangannya, yang sedikit berantakan karena diterpa angin sebelumnya.
"Tidak apa, aku mengerti kok. Lagipula aku langsung tahu jalan karena alamat yang nenek beri lewat telepon,"
Bohong, padahal ia hampir jadi gelandangan karena tersesat. Haru hanya tak ingin neneknya khawatir, untung saja dijalan ini dirinya bertemu dengan neneknya yang sepertinya baru selesai berbelanja."Ayo, segera pulang ke rumah nenek, kamu pasti capek, nenek sudah berbelanja banyak bahan makanan untuk nenek masak untukmu,"
°•°•°•°
Jika diingat-ingat lagi, itu adalah hal terbodoh menurut haru. Bisa bisanya ia tidak mau bertanya pada orang sekitar tentang alamat neneknya, pemalu sekali dirinya dahulu. Ia hanya bisa terkikik geli, mengingat kejadian 5 tahun yang lalu itu. Dihari pertama, dirinya memang belum bertemu orang itu. Namun, bagaimana jika hari berikutnya?
____________________________________________________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise || Todoroki Shoto x OC
FanfictionPerkenalan tanpa berjabat tangan tidak buruk, itu hanya sekedar formalitas saja. Buktinya aku dan kamu bisa berteman baik walau tidak berjabat tangan. mungkin kita bersahabat selamanya? Kau memperkenalkan ku setiap sudut halakah sejuk nan indah dipa...