______________________________________
"Nenek, apa nenek tahu seorang laki laki berambut dwiwarna setengah putih, setengah merah berada di desa ini?" Haru dewasa mencoba menanyakan sosok shoto pada neneknya. Ia tidak berharap banyak. Namun, semoga saja neneknya bisa mengingatnya sedikit saja. Itu sudah sangat berarti untuk menemukan secuil informasi untuk mencarinya."Siapa namanya?"
"Shoto," jawab haru mantap. Ia sangat antusias mendengar jawaban neneknya.
"Berasal dari keluarga todoroki?"
"ya!!" Haru tak tahu harus menampung rasa bahagianya bagaimana lagi, nenek tahu shoto!!
"Ntahlah, nenek terakhir kali bertemu dengannya minggu lalu," hati haru seperti dipatahkan menjadi dua. haru yang semula antusias, kini lemas tak bertenaga. Karena kenyataan.
"Tapi biasanya di jam jam segini nenek sering menemukannya di air terjun" lanjut sang nenek.
Haru kembali bersemangat, lalu bergegas bersiap siap menuju air terjun.
"Nenek terima kasih informasinya!!!!" Haru keluar rumah, pergi dengan sepedanya. Neneknya yang melihat tingkah laku cucunya itu hanya bisa menggelengkan kepalanya dan tersenyum.
______________________________________
Sudah setengah jam haru berdiri didepan kaca untuk mengecek penampilannya. Bersiap siap untuk menghadiri festival musim panas malam ini, dengan yukata berwarna marun bermotif bunga sakura, sangat cocok untuknya. Rambut yang ia sanggul rapih, ditambah hiasan kanzashi yang menggantung cantik pada rambutnya membuat haru tampil sempurna.Dirasa sudah cukup untuk pergi ia bergegas pergi menuju teras rumah, menunggu shoto menjemputnya. Tak lama setelah haru menunggu, akhirnya shoto datang menjemputnya.
Yukata berwana abu polos melekat pada tubuh shoto. Sangat simpel. Namun, sangat pas untuknya.Disaat saat perjalanan menuju tempat festival, dari kejauhan sudah terdengar suara ledakan kembang api di atas langit. Menambah keindahan di malam itu.
"Ikuti aku, aku tahu tempat yang cocok untuk melihat kembang api, "
Haru menurut. Ia mengekor di belakang shoto. Sedikit memutus dari jalan utama. Mereka melewati jalan setapak penuh pasir, bukan pasir biasa. Namun, pasir laut. Banyak pertanyaan dibenaknya tentang tempat ini, dimulai dari air terjun dan laut ini. Apakah tempat ini benar benar ada?
Tidak jauh dari jalan utama, mereka akhirnya sampai di tepi pantai. Kembang api itu masih terus meledak diatas langit. Shoto tersenyum, begitu pula dengan haru. Namun, ada yang berbeda dari senyumannya, senyumannya terlihat getir. Haru menatap shoto dengan tatapan sayu.
"Shoto," panggil haru.
Shoto menengok. Ia yang semula tersenyum lebar melihat kembang api. Melihat wajah haru, ia langsung tahu bahwa haru sedang tidak baik baik saja.
"Ada apa?" Shoto memasang muka khawatir.
"Besok aku harus pergi"
"Pergi kemana?"
"Pulang,"
Haru memaksakan senyumnya. Walaupun hatinya menolak untuk pergi, tapi ia harus tetap pergi. Tanpa pikir panjang, shoto memeluk haru erat. Ditengah tengah pelukan itu, haru menumpahkan air matanya. Sungguh ia tak mau berpisah dengan shoto, tapi tak ada pilihan lain.
"Aku janji akan kembali,"
______________________________________
Haru mengayuh sepedanya dengan kecepatan tinggi. Ia tak peduli jika ada lubang di jalanan ataupun batu didepannya. Ia tak peduli sama sekali, yang ia inginkan sekarang adalah segera menuju air terjun, dan berharap bahwa sang shoto todoroki ada di sana, menunggunya.
Sesampainya di sana, ia langsung menyusuri setiap sudut sungai, jembatan bahkan bebatuan. Mencari kesana kemari, memanggil namanya sampai pada titik ia kelelahan. Ia tak tahu harus bagaimana lagi, ia ingin menepati janjinya yang sudah ia buat untuk shoto. Ia berjanji akan kembali."Haru Takeashi?"
Haru tersenyum.
______________________________________~END~
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise || Todoroki Shoto x OC
FanfictionPerkenalan tanpa berjabat tangan tidak buruk, itu hanya sekedar formalitas saja. Buktinya aku dan kamu bisa berteman baik walau tidak berjabat tangan. mungkin kita bersahabat selamanya? Kau memperkenalkan ku setiap sudut halakah sejuk nan indah dipa...