______________________________________
Semalaman aku tidak bisa tidur memikirkan seorang bernama shoto. Dia satu satunya temanku di desa ini. Mungkinkah dia masih tinggal disini? Atau dia sudah merantau jauh? Atau apa mungkin dia sudah menikah? Ah, otaku tidak bisa berpikir jernih.
______________________________________Seperti hari hari biasanya, haru kembali bersepeda mengelilingi desa. Kali ini ia berharap bisa bertemu lagi dengan anak laki laki yang kemarin sempat ia temui di sungai air terjun.
"Shoto, muncullah aku ingin bermain denganmu," batin haru dalam hati, dan benar saja sosok yang diinginkan kehadirannya muncul didepan haru. Dia sepertinya sedang berteduh di bawah pohon. Bersama sepedanya yang berwarna merah.
Haru menepi. Menghampiri shoto yang sedang memfokuskan perhatiannya pada hamparan sawah besar didepannya.
"Sedang menjernihkan fikiran wahai kawan?" Tanya haru membuka topik obrolan
"Mungkin," shoto menghela nafas panjang.
Haru meresponnya dengan menganggukkan kepala pelan. Berusaha memahami apa yang shoto katakan, walaupun haru tidak sepenuhnya paham dengan apa yang shoto katakan.
"Ikut aku," shoto mendahului haru turun ke sawah didepannya.
Haru awalnya ragu, tapi ia menuruti saja apa yang shoto katakan. Beruntung haru mendatangi sawah saat musim panas karena lumpur yang berada di sawah mengering. Coba saja jika di musim lain, mungkin kakinya sudah kotor dengan lumpur.Setelah berada di tengah tengah hamparan sawah, Shoto dan haru menghentikan langkahnya. Haru masih tak mengerti apa yang direncanakan teman barunya ini.
"Kamu tahu capung kan?" Tanya shoto dengan muka datarnya pada haru.
Haru mengangguk kaku.
"Aku ingin kita bertaruh, siapa yang bisa menangkap capung lebih banyak, dia akan ditraktir es krim oleh yang kalah. Setuju?" Jelas shoto.
Haru merasa tertarik dengan tantangan yang shoto berikan. Tanpa berpikir panjang ia langsung mengiyakan. Dan dalam hitungan satu sampai lima, mereka langsung adu cepat menangkap capung.
Saking semangatnya, haru bahkan hampir tersungkur. Untung saja shoto sigap nenarik tangannya. Menahan agar tubuhnya tidak mencium lumpur kering dibawahnya.
"Hati - hati,"
Haru hanya bisa mematung. Berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Namun, sepertinya haru sama sekali tidak peduli apa yang terjadi dengannya tadi. Setelah mematung ia langsung mencari lagi capung dengan semangat membara. Seolah tidak ada yang terjadi. Shoto menyaksikan perilaku haru hanya bisa menggelengkan kepalanya, lalu tersenyum tipis.
Teriknya matahari di musim panas ini sama sekali tidak menyurutkan semangat haru dan shoto. Keringat mulai mengalir di pelipis mereka berdua.
"Aku sudah menangkap capung banyak!!" Seru haru. Dengan percaya diri dia mengangkat tangannya yang penuh dengan capung tangkapannya.
Shoto membalasnya dengan memperlihatkannya tangkapannya yang lebih banyak dari haru. Senyum lebar haru yang semula terpampang jelas diwajahnya berubah cemberut seketika.
Shoto tersenyum, dan menepuk kepala haru pelan.
"Sekarang traktir aku es krim,"
Haru menghela nafas kasar, lalu berjalan menuju sepedanya.
______________________________________
Es krim ini masih ada ternyata. Aku jadi semakin rindu padanya. Es krim rasa nanas ini seolah olah membawaku kembali ke masa masa saat aku bernama shoto."Dia masih mengingatku tidak ya?" Gumamku pada diri sendiri. Aku berharap besar dia masih mengingatku.
______________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise || Todoroki Shoto x OC
FanfictionPerkenalan tanpa berjabat tangan tidak buruk, itu hanya sekedar formalitas saja. Buktinya aku dan kamu bisa berteman baik walau tidak berjabat tangan. mungkin kita bersahabat selamanya? Kau memperkenalkan ku setiap sudut halakah sejuk nan indah dipa...