14. Gomawo

4 1 0
                                    

"kadang dalam hubungan itu, yang sering jadi alasan bertengkar itu salah paham dan waktu yang kurang cukup untuk saling mengerti alur permasalahannya."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Dion merebahkan tubuhnya diatas kasur yang biasanya ia tiduri dulu saat masih disini, kasur yang menjadi tempat berkumpulnya mereka. Dion, Raja, Wahyu, Renaldi,Rion, Vino, Youngmin, Hyunmin,dan Jongsuk. Kenangan bertahun-tahun lamanya itu, kini berputar lagi dikepalanya. Ia yang saat itu baru masuk kuliah 1 semester, harus melihat bagaimana sahabat-sahabatnya dan sang pujaan hati meninggal dengan tragis.

"Gue benci lo, gue benci lo Hyeon jung. Lo gak mikir gimana rasanya ada diposisi gue, gimana rasanya kehilangan orang-orang yang Lo salah." Ucap nya sedikit terisak.

Ia menutup matanya, ia bangkit sambil memeluk lututnya. Ia sadar belum sepenuhnya merupakan Putri, sosok cinta pertamanya saat SMA. Gadis cantik dengan berbagai caranya membuat orang lain bahagia, tertawa hingga saling mencintai satu sama lain.

"Makasih put, makasih udah ngijinin gue sayang sama malaikat kayak kamu. Malaikat yang mungkin gak bisa gue temuin lagi selain kamu dan dia, ijinin aku buat lupain kamu sepenuhnya put. Walaupun dia gak jadi milik aku, yang penting aku udah ikhlas." Ujarnya mengusap air matanya.

Ia melirik hp miliknya, jam menunjukkan pukul 4 pagi. Ia pun bangkit mengambil air wudhu untuk menunaikan shalat subuh, mungkin setelah ini ia akan tidur seharian penuh. Memberikan ruang untuk hati dan pikirannya untuk beristirahat, ia ingin melepaskan semua beban pikiran nya sejenak saja.

***
Michel bangun dengan keadaan mata sembab, mungkin karna semalaman ia menangis. Ia mengucek matanya berkali-kali, membiarkan matanya menyesuaikan diri. Ia langsung turun dari ranjang dan berjalan kearah kamar mandi, ia menatap pantulan dirinya sendiri dicermin. Melihat bagaimana diri nya takut Dion pergi, takut Dion tidak kembali ke Jakarta lagi.

"Maaf yah mata, gue jahat lagi sama Lo. Gue bikin Lo sakit lagi, maaf bikin Lo sembab lagi. Jahat banget yah gue sma diri gue sendiri, sampe mata gue jadi korban." Ujarnya mengusap wajah nya dengan air.

Setelah selesai, Michel pun turun kelantai satu untuk sarapan pagi ini. Sepi, adalah kata bisa mendeskripsikan suasana rumah kini. Seperti tidak ada kehidupan di rumah ini, ia pun mengambil hp disaku baju piamanya. Mengetik sesuatu dan meletakkan hp ketelinga, sayangnya orang diseberang sana tidak menjawab telfon darinya.

"Mereka kemana sih? Tumben banget weekend gak ada dirumah, udah kek rumah hantu aja kalo gini mah. Duh gue penakut lagi, mending buru ambil makan terus naik keatas lagi." Gerutunya lalu berjalan menuju dapur.

Ia membuka kulkas dan mengambil susu coklat, lalu menuangkannya kedalam gelas miliknya. Ia membalikkan badannya, untuk menuju kamarnya dilantai 2. Namun baru beberapa langkah, matanya menangkap note kecil yang ada di microwave. Tertulis:

"kita lagi jalan-jalan, tadi niatnya mo ajak kamu. Tapi keliatannya kamu capek banget, jadi kami gak mau ganggu tidur. Maaf yh syang, nanti kita bawa makanan ok"

~tante Ayu

Michel tersenyum kecut, melihat note kecil itu. Tapi sudahlah lebih baik ia kembali ke kamarnya untuk melanjutkan aktivitas rebahan dikamar, matanya masih mengantuk. Disisi lain, Dion terbangun karena mendengar suara hp nya berdering berkali-kali. Ia mengucek matanya, lalu meraba kasur untuk mencari letak hp nya.

ZINGGA KIM On Going✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang