17. Menikah

4 1 0
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ghifar berjalan menyusuri lorong rumah sakit, setelah menjenguk Anisa. Tiba-tiba ia merasa lapar, alhasil ia pun kini mencari kantin rumah sakit.

"Gue minta Lo gugurin kandungan Lo."

"Lo gila fa, ini anak Lo."

"Gue gak minta Lo hamil ta, gue cuma main-main sama Lo."

"Fa, Lo harus tanggung jawab."

"Tujuan gue kesini buat balikan sama mantan gue,paham Lo!"

Suara itu, membuat langkah Ghifar berhenti. Ia mencari arah sumber suara, ia merasa tidak asing dengan suara perempuan itu.

"Afta?"cicit Ghifar.

Melihat Afta sedang bertengkar bersama seorang pria, terlihat kalau pertengkaran mereka masih panas. Apalagi beberapa kali pria yang bertengkar bersama Afta itu membentak wanita itu, dengan airmata Afta yang belum kunjung berhenti.

"Lo harus nikahin gue Zefa."

"Gugurin kandungan Lo, gue gak mau tanggung jawab."

Pria itu pergi meninggalkan Afta yang sudah terduduk diatas rerumputan, wanita itu masih menangis.

"Tadi cowok itu bilang gugurin?" Serunya," anjir... berarti
Afta.."ujarnya menutup mulut.

Ghifar langsung menatap Afta yang masih menangis, entah kenapa ia malah berjalan menghampiri Afta. Entah kaki atau memang ada rasa kepedulian disana, ia mengulurkan tangannya.

"Bangun, Lo jelek kalo nangis." Ujarnya pada Afta.

Sang empu tentu sangat kaget, apalagi yang datang adalah seorang Ghifari yang biasanya akan bersikap bodo amat pada siapapun. Ia tersenyum, lalu menerima uluran tangan Ghifar.

"Lo--" ucapan Afta terpotong.

"Lo hamil?" Tanya Ghifar to the point.

Yang ditanya hanya diam sambil menundukkan kepalanya, kembali terisak tertahan. Tanpa peduli dengan Ghifar yang menatapnya penuh tanya, Afta malah berjalan pergi meninggalkan Ghifar.

"Gue bakal tanggung jawab."

Kalimat dari Ghifar membuat langkah Afta berhenti, ia terkejut dengan ucapan laki-laki itu. Ia benar-benar tidak percaya, apa lagi ini seorang Ghifari yang notabene tidak pernah peduli dengan orang lain.

"Gue bakal tanggung jawab, gue bakal nikahin Lo. Dan jadi bapak dari anak laki-laki brengsek itu, gue janji."

Setelah mengucapkan itu, Ghifar berjalan menghampiri afta. Lalu tanpa aba-aba menarik Afta pergi dari tempat itu, Afta yang belum siap pun sedikit koalahan dengan tarikan Ghifar.

Disisi lain, Bayu menatap Anisa lekat. Ia tersenyum melihat mata Anisa terpejam dengan tenang, tak ada lagi rintihan dari bibir pucat milik Anisa itu.

"Lo yakin mau nikahin Anisa?"

Ucapan Andra membuat Bayu menoleh, ia menjawab dengan anggukan mantap. Lalu bangkit dan berjalan keluar, disusul dengan Andra dibelakang.

"Gue bakal nikahi dia Minggu ini, terkesan buru-buru."ujarnya menjeda,"tapi gue yakin, gue gak mau kehilangan lagi." Lanjutnya.

"Kita slalu dukung Lo dari dulu, bahkan saat Lo kehilangan Bunga." Ujar Andra menepuk pundak Bayu.

"Seenggaknya, Anisa gak berakhir kayak Bunga. Yang harus hadapin semua sendiri, semua salah gue yang gak becus jadi Abang." Ujar Bayu mengusap wajahnya.

ZINGGA KIM On Going✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang