5. Sayang Sekali?

132 16 1
                                    

SELAMAT TAHUN BARU 2022🎊🎊🎊🎊🎉🎉🎉🎉🎉

Naruto memasuki ruang kelasnya seolah tak ada yang terjadi.

'Jii-san sudah mengurus semua keperluan akademi untukku. Aku akan mengikuti latihan dan ujian yang tertinggal secara khusus nanti',pikir Naruto dengan tenang duduk pada satu-satunya tempat yang masih kosong.

"..."

Disaat Naruto baru saja akan menikmati saat-saat tenangnya sebelum pelajaran pertama dimulai, ia menyadari sebuah tangan berada di atas mejanya.

Lalu sebelum Naruto sempat mendongak, orang itu berucap,"bukankah kau seharusnya sudah putus sekolah seperti teman j****gmmu?"

"Siapa teman yang kau maksud itu?",tanya Naruto setelah berhasil melihat sosok seorang pria di hadapannya.

"Siapa lagi? Tentu saja si jalang! Katanya dia putus sekolah karena hamil",balas orang itu dengan senyuman mengejek, teman-teman sekelas Naruto hanya menonton dalam senyap.

"Temanku yang putus sekolah, kenapa aku yang diikut-ikutkan?"

"Kau mau berpura-pura tak tahu, berapa lama lagi? Bukankah kalian sama? Sama-sama jalang!"

"Tidak, tapi kupikir.. bukankah pria sepertimu adalah calon-calon brengsek di masa depan? Apa kau akan menghamili anak orang dengan otak yang kecil? Otak yang idiot itu?",balas Naruto sembari berdiri di tempat, ia menatap pria itu dengan tajam.

"Apa?!"

"Untuk apa kau berpura-pura idiot, idiot? Orang idiot yang berani menyalahkan seorang perempuan hanya demi keegoisan semata! Bikin penasaran deh! Kau ini.. punya itu apa hanya untuk membuat kotoran saja?"

"Ha?!",pria itu terlihat terkejut dan membeku karena shock.

"Jujur saja.. bagaimana jika kau potong itumu supaya tidak menjadi sampah masa depan?"

"KAU!!!"

"Yap! Lihatlah semuanya! Apakah ada dari kalian yang ingin menjadi idiot, brengsek dan seorang sampah?"

"Awas kau!"

"Yak, beginilah seorang bajingan! Perusak pemandangan!",tantang Naruto tak ingin berhenti.

"...?!"

Tak terduga! Mungkin adalah kata yang tepat untuk tindakan berani Naruto saat ini.

"Prok.. prok.. prok.. kau benar! Pria seperti itu memang hina!",adu seorang pria lain sembari bersender di samping pintu kelas.

"...",Naruto hanya menatap pria itu dengan berkedip.

"Jadi.. apakah sudah terungkap jika pria brengsek, paling sampah dan hina adalah kau?",ucap Naruto kemudian sembari melihat tangannya angkuh.

"...",pria di depannya hanya diam, tapi nampaknya teman-teman sekelas dan 'para tamu' dari kelas lain nampak mengerumuni kelas Naruto, mengundang perhatian orang luar.

"Namamu Naruto, kan? Apa yang membuatmu berpikir jika aku adalah pria yang kau katakan itu? Seharusnya kau tidak menuduh orang lain sembarangan..",balas pria itu remeh, terlalu tenang dan santai.

"Namamu.. si brengsek, kan? Apakah kepalamu sudah baik-baik saja?",balas Naruto dengan senyuman yang semakin lebar.

"Was wes wos...",bisik-bisik di kerumunan, baik di luar kelas maupun di dalam kelas.

"...",pria itu pun segera melepaskan senderannya pada pintu kelas dan kembali berucap,"aku mengerti dan memaklumi jika niat baikku kau anggap sebuah kejahatan, tapi.."

"Niat baik ketika aku sedang sendirian dan kau mulai menggodaku sementara kau berbuat kekejian dengan bebas. Yah.. anggap saja contohnya seperti... pelecehan seksual! Sampah ya tetap sampah! Sampah tidak memiliki harga diri, dia hanya pantas dihina dan dibuang!",potong Naruto dengan lugas.

"...",suasana menjadi hening karena rasa penasaran dan keingintahuan tidak ingin melewatkan apapun dari orang-orang yang menonton.

Pria itu berkedip-kedip dengan tenang,"..aku tidak tahu jika bagimu aku seperti itu. Tapi apa kau tahu? Kau melewatkan fakta ini adalah kali kedua kita berbicara saat sebelumnya kau menendangku."

"Kau benar!",angguk Naruto cepat.

'Eh?',pria itu nampak heran dengan reaksi tak terduga Naruto.





























Sabtu, 1 Januari 2022
23:08

Hime Terkuat [Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang