Kala janji terucap, maka saat itu bayang ditagih akan terus bergelayut manja dalam ingatan_
~~Kala Senja~~
Sesuai janji yang tak kasat mata setelah perdebatan panjang yang alot antara Kala dan Swara maka latihan yang dimaksud itu sudah berjalan cukup lama. Tak disangka Danen yang sibuk, mau membimbing Kala di waktu senggangnya.
Teori dasar sudah Kala kuasai, hingga tiba saatnya ia akan berlatih fisik dan sedikit magic. Swara, gadis cantik nan tegas itu memakai pakaian ala bayangkara. Celana kain yang dililit, kemben polos, serta selendang untuk menutupi bahunya yang terekspos.
Sebagai seorang putri ini sudah menyalahi aturan, tetapi bagaimanapun ia juga seorang prajurit. "Powermu kurang, tambah lagi!" serunya saat melihat Kala belajar dengan sedikit tak bersemangat.
"Ditambah sebesar gajah pun, kau akan bilang kurang, Swara!"
"Apa kau berniat menghancurkan padepokan ini?!" kesal Kala karena komentar tak masuk akal kakaknya.
"Dinasehati tidak mau, dungu!"
"Kalau bertengkar terus kapan kelarnya? Lebih baik Kala belajar tata negara denganku, Swara.." cibir Anggini.
"Dengan bertumpuk dokumen sepanjang penglihatan? Tidak terima kasih...." tolak Kala telak.
Anggini tercengang mendengarnya, sejak kapan mulut pedas Swara bersambung ke Kala? Ah, sepertinya ia tertinggal satu abad.
"Awas saja kalau kau akan merengek padaku, ku tolak juga!"
"Ku jamin tidak, Anggini. Keputusan sudah ku buat dengan sangat tepat. Aku tak akan menyesal, meski seribu godaan datang menganggu..." ucap Kala lebih terkesan menyindir.
Anggini takjub, ia tak menyangka sama sekali. "Aku harus berterima kasih pada orang yang sudah bersedia menjadi motivatornya," keluh Anggini.
Swara tertawa terpikal, "hebat bukan, dia memang muridku." Akunya bangga.
Jadilah latihan itu berakhir sia-sia. Karena dua orang yang sibuk bertengkar dengan pendapatnya masing-masing.
Anggini dengan keukuhnya mempromosikan tata negara, sedangkan Swara menolak keras dengan alasan tak berguna.
"Dia butuh kekuatan fisik, bukan sekedar cap kerajaan Anggini! Pergi saja sana.....kedatanganmu menganggu!!" seru Swara kesal.
Kala hanya pasrah menatap kedua kakak gilanya. Jika ia tak butuh bantuan Swara makan enggan berada di sini, yah. Di tengah-tengah orang tak berotak.
Jam berlalu cepat, Kala tak sabar ia pergi diam-diam. Memakai mantel hitamnya, dengan sepatu bulu hangat. Menyelinap le dunia manusia.
Memandangnya lebih menyenangkan dibanding mendengarkan ocehan mak lampir.
Kala memutuskan menjadi bagian dari SMA Lokapala, sebagai salah satu siswanya.
Memalsukan data diri, bukan lagi hal sulit untuk dia. Maka, dengan mudah mengelabuhi semua guru.
"Melihat nilaimu, saya tidak bisa memasukan di kelas favorit. Meski banyak A+ nya, namun sayang nilai C juga ada."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lova Kala
Teen FictionMenceritakan gadis remaja yang mencari jati dirinya lewat eskul karate. Dia pikir orang tuanya master karate, ia pun harus menjadi seperti panutannya itu. Ditengah pelik kebimbangan hati dan pikiran, Lova diperumit lagi dengan kehadiran Kala. Seoran...