Di pagi yang cerah, Minhyuk tengah berjalan menuju kelasnya. Matanya menangkap sosok tubuh, ia berlari sedikit untuk menyeimbangkan langkahnya dengan dua orang tersebut.
"Oi", sapa Minhyuk dengan suara pelan."Kenapa lo? Dikerjain Jeni lagi?", balas Seokhoon.
"Kok lo tau?", tanya Minhyuk dengan ekspresi terkejut.
"Emang ini baru pertama kalinya?", Seokkyung menyahuti.
"Ck, pokoknya kali ini gue harus bales dendam! Liat aja ya Jeni", ucap Minhyuk sambil mengepalkan kedua tangannya.
"Mulai lagi", gumam Seokhoon pelan.
"Oiya Kyung, lo jangan bilang bilang ya ama Jeni", ucap Minhyuk waspada kalau kalau niatnya untuk membalas dendam bocor ke Jeni.
"Hm", jawab Seokkyung singkat, malas meladeni Minhyuk lebih lanjut.
Seokkyung dan Seokhoon sudah khatam dengan tingkah temannya ini. Setiap kali Minhyuk berwajah pucat itu tandanya ia habis dikerjai oleh Jeni, begitupun sebaliknya, jika Jeni yang berwajah pucat itu tandanya Minhyuk telah membalaskan dendamnya. Dan itu akan terus berulang entah sampai kapan.
🐅🐅🐅
Waktu sudah menunjukkan pukul 8, namun Chorong belum melihat batang hidung teman sebangkunya.
Pak Junwoo melangkahkan kakinya memasuki kelas, mengabsen setiap murid yang hadir.
Hingga tiba dengan satu nama,
"Ahn Hyungyu?""Ahn Hyungyu? Dimana Ahn Hyungyu?", ulang Pak Junwoo menanyakan keberadaan salah satu muridnya tersebut.
"Lagi dijemur di lapangan pak sama Bu Haewon", saut salah satu murid.
"Alasannya?"
"Kayaknya sih telat pak"
"Baiklah, terima kasih atas infonya, nanti akan bapak pastikan ke anaknya langsung. Kita teruskan pelajaran kemarin, buka buku nya halaman 277".
"Pantes ga keliatan daritadi", ujar Chorong dalam hati.
🐅🐅🐅
Bel istirahat berbunyi, Chorong menarik Seojun untuk segera keluar dari kelas dan menuju lapangan.
Sesampainya di lapangan, Seojun mengambil alih bola basket dari salah satu murid dan mengayunkannya dengan lihai, memamerkan skill bermain basketnya kepada siswi-siswi yang berada di lapangan. Keringatnya berjatuhan, membuat siswi-siswi tersebut berteriak histeris.
Sedangkan dari pinggir lapangan, Chorong melihat temannya berdiri di bawah tiang bendera sambil hormat ke arah Sang Merah Putih.
"Woi, ngapain lu panas-panasan disitu?", teriak Chorong dari pinggir lapangan.
"Lagi ber-fotosintesis", jawab Hyungyu datar.
"Tumbuhan jenis apaan lu?"
"Putri Malu gue"
"Malu-maluin lo mah", Chorong tertawa.
Hyungyu memutar kedua bola matanya, dan pandangannya teralihkan ke arah es cekek di genggaman Chorong. Hyungyu menelan salivanya, "Bagi dong es nya", pintanya.
"Ini?", tanyanya sambil menjulurkan tangannya dengan gerakan memberi.
Hyungyu mengangguk sambil memasang muka melasnya.
kayak gini nih mukanya 🥺
Geli. Pengen nampol ngeliatnya.
"Beli sendireeee", Chorong
"Wahh belom pernah gue gebug dadanya ampe punyi deg"
Kriiinggg.....kriiinggggg....kriiingggg
Tiba-tiba saja bel berbunyi.
"Anjir kok cepet banget bunyi bel nya", ucap Chorong tak terima.
Mendengar bel tersebut, senyuman terukir di wajah Hyungyu. Ia segera bergerak mengejar Chorong seperti ucapannya tadi. Chorong yang melihat Hyungyu segera berlari dengan cepat. Mereka berlari mengelilingi sekolah, tetapi Hyungyu yang sudah kelelahan karena berdiri terlalu lama tidak bisa berlari jauh. Melihat Hyungyu berhenti, Chorong pun menghentikan langkahnya.
"Berenti berenti, hah gue capek.", ujar Hyungyu dengan napas terengah-engah.
"Sini sini"
"Ga", Chorong menolak keras.
"Ga gue apa-apain, udah sini"
Chorong mendekat dengan waspada.
Tuk.
Satu jitakan berhasil mengenai dahi Chorong.
"ARRGHH, SAKIT ANJENGG"
Hyungyu segera berlari lagi sambil tertawa.
"Udah ah capek gue", Chorong sambil merebahkan badannya ditanah, ia sudah tidak sanggup mengejar Hyungyu lagi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Aku kembali yeorobun.
Gimana kabarnya?
Maaf banget baru bisa update lagi, karena banyak banget kendala untuk lanjutin cerita ini. Entah karena nge-stuck, males nulis, ataupun tugas sekolah yang banyak banget kayak duitnya keluarga Joo hehe.
Tapi aku bakalan usahain untuk selesain cerita ini. Terima kasih banyak bagi yang udah vote + komen🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost.
Teen FictionMost the things that disappear are beautiful. *** Seojun bangun dari duduknya, memangkas jarak antara wajahnya dan wajah Seokkyung yang kini hanya berjarak 5 cm. "Mau taruhan gak? Gue gak akan keluar dari sini." "Kalo gue kalah, gue bakal nurutin...