Suatu pagi yang cerah terdapat embun hangat yang menyelimuti tubuh,angin diam seperti tertahan oleh suatu duka yang mendalam,di balut kabut dan awan kelabu yang bergerak pelan.
Waktu menunjukan pukul 06.00 yang dimana aktivitas pagi harus di isi oleh kegiatan olahraga,ya siapa lagi yang bukan Ardian,dia salah satu anak yang sangat antusias dalam melakukan kegiatan hal apapun,Hari ini adalah minggu,
dia tidak ada kegiatan di hari libur nya.Tetapi dia memaksakan diri untuk keluar rumah karena tidak ingin bertemu dengan ayah nya yang selalu mengatur kehidupan nya,terutama soal kelanjutan kuliah ke luar negeri yang membuat pikiran nya menjadi stress.
Setelah bangun dari kasur,ia sempat berpikir karena hari ini adalah hari libur,oleh karena itu dia memikirkan kegiatan agar di hari libur nya tidak diam di rumah.
Dia membawa kursi dari bawah meja yang terbuat dari kayu jati berwarna coklat,kemudian duduk sambil menyender kaca yang berada di samping kamar tidur.
Setelah sekian menit berpikir tidak ada jawaban sama sekali di hati nya,tidak lama kemudian Dia melihat di balik jendela tersebut ada 2 orang mengenakan jaket berwarna putih dan biru yang sedang joging di trotoar.
Akhirnya dia terpikir kalo kegiatan libur nya bisa di pakai untuk joging,dari pada diem di rumah boring kan,di situ Ardian pun bergegas membereskan tempat tidur,dan mengganti pakaianya.
Ketika keluar dari kamar dia melihat situasi ayah nya,karena kalo ketemu ayah pasti akan menanyakan soal kuliah di luar negeri.Setelah ayah pergi ke luar,di situ lah kesempatan dia untuk bermain ke luar sekaligus menghilangkan rasa stress nya.
Sepanjang perjalanan Ardian berkeringat dengan kaki yang begitu kaku karena selama dia sekolah tidak pernah berolahraga,itu pun hanya di sekolah dengan waktu yang tidak begitu efektif,setelah rasa lelah yang di rasakan nya,maka dari itu dia pun memutuskan untuk beristirahat.
Tak lama kemudian ada seorang anak yang berkunjung ke perpustakaan yang ingin membeli buku dongeng,tetapi dia di usir oleh petugas karena tidak memiliki uang,Ardian pun tidak tega melihat nya.
"Maaf pak permisi ini ada apa ya?"tanya Ardian
"Ini anak mau beli buku tapi dia tidak punya uang" jawab petugas
"Berapa pak biar saya saja yang bayar" tanya Ardian
"Semuanya jadi 150 ribu."jawab petugas
"Ini pak,kembalian nya ambil saja"
"Terima kasih."
"Sama sama."
"Makasih juga ya kak,kakak sudah baik sekali sama saya."
"Iya dek,sama sama.oiya kamu kenapa ngga sekolah?"
"Saya sudah tidak punya orang tua kak.orang tua saya sudah meninggal waktu lahir,saya ingin sekali bersekolah seperti orang lain."
Hati Ardian merasa sedih seolah olah dia merasakan seperti anak kecil itu,yang dimana hidupnya bertahan untuk diri sendiri dengan mencari uang di sepanjang jalanan lampu merah yang penuh dengan air keringat mengalir.
"Bagaimana kalo kakak bantu adek?"
"Boleh kak,ayok kita langsung ke jalan aja."
Ardian bersama anak tersebut menunggu lampu jalanan itu berubah menjadi warna merah,agar bisa menawarkan tisu kepada para pengendara,pada saat berlangsung tiba tiba ada sebuah mobil berwarna coklat yang berhenti di samping trotoar,yaitu satpol pp.
Di situlah Ardian melarikan diri dari kejaran orang orang tersebut,tak lama kemudian saat menulusuri sungai kaki nya terpleset dan terjatuh kebawah air sehingga terbawa arus...
Bersambung....
Kira kira dia bakal selamat ngga yaaa,jangan lupa tunggu cerita berikut nya ya😁
Jangan lupa juga vote and comen,di setiap cerita nya.
Thank you.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impian yang terpendam
RomanceArdian menyimpan mimpi di dalam hati nya untuk meneruskan impian nya,tetapi di sisi lain bertentangan dengan keinginan ayah nya untuk melanjutkan kuliah di luar negeri. Bagaimanakah kelanjutan ceritanya?