Happy reading teuman!
Komen komen
Vote juga teuman__
Di kafe Brast...
Tempat ini sudah bagaikan rumah kedua bagi bagas. Sejak ia masih duduk dibangku SMP ia sering menghabiskan waktu senggangnya disini. Tak heran jika Bagas sering meminta -Harga kurang- hanya karena ia telah menjadi pelanggan tetap sejak 4 tahun terakhir."Gas"
"Hm, apaan?"
"Tumben bawa buku, dipegangin mulu lagi daritadi" Ucap Kenzi bingung.
Tak biasanya Bagas membawa buku sepeeti itu, apalagi buku yang berjudulkan kimia itu mudah. AYO BELAJAR. Siapapun yang membacanya pasti adalah anak ambis! Beda hal dengan Bagas yang sangat anti pada buku, terlebih lagi buku pelajaran seperti yang sedang ia pegang sekarang. Rasanya Bagas ingin mual, ditambah lagi, ini buku kimia. GA DULU DEH.
"Buku? Jangan-jangan ini bukunya Ziya" Ucap Bagas.
"Ziya?" Tanya Kenzi.
"Iya, bidadari yang gak sengaja gue tabrak tadi. Kenapa?" Tanya Bagas mengkerutkan keningnya melihat raut muka Kenzi yang menegang.
"Hah? Gapapa, omongan lo daritadi ngawur mulu. Yaudah gih sana balik lagi, siapa tau dia masih disana" Kenzi menyarankan.
Bagas melirik jam yang ada ditangannya. Jam sudah menunjukkan pukul setengah 9. Bagas sedikit berfikir, tidak mungkin jika Ziya masih berada disana.
"Emang dia masih disana? Udah pulang kali, udah malam ini".
Kenzi menyentil kening Bagas Gemas.
"Yakin deh sama gue. Demi ni buku, Ziya bakal lagi. Secara kan Ziya suka banget sama buku"
"Lo tau tau darimana Ziya suka baca buku?" Bola mata Bagas menyipit menatap menyelidik, curiga. Kenzi yang ditatap seperti itu menjadi gelagapan, tapi berusaha tetap tenang.
"Udah deh, lo percaya sama gue, lo balik lagi aja dulu kesana. Ntar gue nyusul" Ucap Kenzi meyakinkan. Bagas akhirnya mengangguk menyetujui dan melupakan rasa curiganya pada Kenzi.
Kenzi menghela napas berat, mengusap wajahnya gusar "AKH..Ya Allah. Ni dunia sempit amat" Ia pun pergi menyusul Bagas.
__Bagas dan Kenzi telah sampai ditempat dimana Bagas tak sengaja menabrak Sang Bidadari. Maksudnya, Ziya.
"OM!" Teriakan Ziya terdengar ditengah keramaian. Ia menghampiri Bagas dan kenzi.
"Halo Aziya, dari SMA Printania" Sapa Bagas tersenyum manis, semanis janji palsu dia.
"Tau darimana?" Tanya Ziya mengkerutkan keningnya bingung.
"Dari seragam kamu tadi" Jawabnya dengan masih tersenyum.
"Kamu? Om habis kesambet apa sih?" Tanya Ziya sedikit bergidik ngeri melihat tingkah Bagas. Kenzi tak kuasa menahan tawanya saat mendengar Ziya memanggil sahabatnya dengan sebutan Om.
PLAKK! Bagas memukul lengan kiri Kenzi.
"Sakit bang-" Tak sempat kenzi menyelesaikan ucapannya, Bagas lebih dulu membekap mulut mungil kenzi.
"Jangan ngomong gitu bro. Jaga image depan calon gue" Bisiknya yang membuat Kenzi bergidik ngeri, ia pun tersadar bahwa tangan Bagas masih setia bersarang di bibir mungilnya.
"Lepasin! Allahuu! Tangan lu bau tai tau gak" Kesalnya.
"Heh tu mulut ye, jangan ngasal. Tangan gue harum gini juga, masa dibilang bau tai" Ucap Bagas tak terima. Ziya hanya diam tertawa melihat dua sejoli yang sedang memadu kasih. Maksdnya beradu mulut.
"Sudah-sudah. Kenapa malah berantem sih? Bukunya tadi liat gak?" Ucap Ziya menengahi.
"AH! Iya, ni buku kamu" Jawab Bagas menyodorkan buku yang sedari tadi ia pegang.
"Makasih"
Setelah mengucapkan satu kata itu, Ziya dengan watadosnya langsung meninggalkan kedua om-om tadi. Kenzi tersadar, menyikut lengan Bagas.
"Lo ngapain bengong sambil senyum-senyum gitu? Gak kepikiran biat mutualan?" Sahut Kenzi yang menyadarkan Bagas dari lamunannya.
"Hm? Iya juga ya, tumben otak lu encer masalah ginian"
"Maksud lo? Gue emang encer kali otaknya, apalagi masalah ginian. Kecil bro" Ucap Kenzi menyombongkan diri sembari menepuk-nepuk dadanya bangga.
JOMBLO AJA BANGGA
"Encer sih encer, tapi kisah cintanya sendiri gak ada yang mulus" Cibir Bagas menyindir.
Memang benar, masalah ginian mah, Kenzi serasa kosplei jadi dukun cinta mendadak. Tapi ya gitu, jago nasehatin doang. Padahal mah kisahnya kayak jalanan amblas.
Kenzi cemberut, menyedekapkan kedua tangannya
"Udah sana kejar, keburu jauh nanti" Tunjuknya pada Ziya menggunakan dagunya."N-Eh, Gas, gue duluan ya ada keperluan mendadak. Jangan lupa dikejar" Ledeknya pada Bagas dan pergi ntah kemana.
"Ish, iya-iya ini juga mau dikejar" Ucapnya tanpa memperdulikan ledekan Kenzi.
Bagas memilih untuk mengejar, menghampiri Ziya . Disaat bersamaan, aksinya terhenti. Melihat Ziya dijemput oleh seseorang menaiki sepeda motor. Tak ada salahnya jika Ziya pulang dengan siapa saja, toh dia bukan siapa-siapa. Namun ada rasa tak rela melihat calon jodohnya pulang bersama orang lain, ditambah Ziya terlihat mengalungkan lengannya pada pinggang sang pengendara.
Bagas termenung sembari tersenyum miris.
▶️ Mungkinkah?...
Wib wib coba cek toko buku, mulai malam ini mungkinkah Bagas falling in love🎶__
(Salam dari binjai)
•
•
•Selamat pagi teumann..
Gimana?
Kepanjangan gak?Jangan lupa komen komen
Vote juga teumannn
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rainther || ongoing
Genç Kurgu"Pertemuan kita entah akan berujung apa, takdir atau hanya sekedar hadir" "Kita tidak salah, kita hanya berbeda. Tapi beda itu yang mempersalahkan kita, bahkan menentangnya" __ "Calon jodoh" Celetuk Bagas "Lo udah mau nikah?" Tanya Rivar dengan suar...