-You are your home-
"Aku bilang, aku tidak hamil!" Ujarnya tegas kembali, tak sadar mengapa ia harus memperjelas itu kapada Siwon. Lalu yang ia lihat Siwon menarik tatapan dari Dong Wook, dan tatapan hampa itu sampai padanya dengan senyum singkat yang terlihat dipaksakan.
"Ya!! Choi Siwon!"
Yoona menyebut nama lengkap Siwon yang justru menggelikan bagi kedua orangtua yang tak paham bahwa ada perang dingin di sana. Siwon, Yoona dan Dong Wook. Mereka bertiga sedang perang bantin, saling menuduh, dan saling mencurigai masing-masing.
"Bukankah luar biasa jika kau hamil?" Tukas sang ibu yang tak tahu apa-apa itu, "ada apa dengan tatapan itu", protesnya menerjemahkan tatapan mata Siwon dan Yoona adalah tanda bahwa mereka tak ingin Yoona hamil.
"Jangan katakan bahwa kalian tidak ingin punya anak", kali ini Tuan Choi yang menimpali yang masih ditanggapi Yoona dengan kegigihannya meyakinkan Siwon dari tatapannya.
Lalu Dong Wook sang penonton di sana melihat juga Siwon memaksa senyum kepada kedua orang tua mereka. Berusaha tidak terlihat sedang terluka, seperti biasanya.
"Kami akan punya anak, nanti", ujarnya dengan kata dan senyum yang sangat ia paksa. Sudah tak terlihat lagi senyuman tulus seperti beberapa saat lalu.
"Tidak sekarang", lanjut Siwon yang terpaksa dianggukkan kedua orangtua mereka yang sebenarnya sangat berharap dugaan mereka benar, namun tetap mengingat kesepakatan mereka sebelum Siwon dan Yoona menikah. Bahwa keduanya tidak diwajibkan punya anak secepatnya.
"Baiklah, biarkan Yoona istirahat dulu", putus sang ayah dengan memberi kode kepada Siwon mengangkat Yoona dari sana.
Siwon tak menjawab, ia hanya melakukan perintah dengan membawa Yoona menaiki satu persatu anak tangga dalam gendongannya. Melalui jarak untuk sampai di lantai dua, dimana kamar Siwon sebelumnya.
Siwon tak lagi menatap Yoona yang terus mendongkak, melihat pada wajahnya dan bisa Yoona yakini bahwa Siwon mengambil hati ucapan sang ibu tentang hamil dan tak hamil.
Ya tentu saja, Yoona. Dia tidak pernah menyentuhmu, lalu jika tiba-tiba kau hamil, kau pasti tahu apa yang ada dipikirkannya setelah semua ini.
Hanya Dong Wook yang menatap keduanya menjauh dari ruang tamu. Sudah kesekian kalinya dia merasakan hal menyebalkan bernama cemburu sekaligus malu. Ia mengepal kedua tangannya keras, lalu mendapat seringaian dari sang ibu di sisinya.
Oh wanita itu selalu mengerikan dengan segala tingkah dan juga rahasianya.
"Ingin menikah juga?" Dengan sangat sengaja Nyonya Choi menyentuh pundak Dong Wook, "agar kau punya seseorang yang memperhatikanmu seperti yang Siwon lakukan pada Yoona", ejeknya yang Dong Wook usahakan untuk tetap sabar, karena ia dalam mode cemburu buta. Tidak dalam mode untuk meladeni omong kosong Nyonya Choi yang ia yakini hanya ingin mengoloknya.
"Aku tak yakin ada wanita yang bisa bertahan dengan kelakukan biadapmu yang menakjubkan itu", tuturnya memutus sarannya sendiri agar Dong Wook mencari istri untuk dirinya sendiri.
"Apa kau sedang berpikir bisa menemukan istri seperti ibumu?"
Pancingan hebat dalam sindiran Nyonya Choi yang mulai memutus rasa sabar Dong Wook. Memberinya tatapan tajam, lalu rahanya yang mulai mengeras pertanda emosinya sudah dititik dekat untuk meledak.
"Percayalah, hanya ibumu wanita baik-baik di dunia ini", lanjut Nyonya Choi mengejek, bahwa yang sebenarnya sedang ingin ia sampaikan adalah, kebalikan dari kata-katanya.
Usaha yang tepat untuk membuat Dong Wook pecah, dan tiba-tiba meraih kedua lengannya dengan tekanan keras.
"Jangan!! Jangan,.....", serangnya kasar yang tidak bisa ditutupi Nyonya Choi bahwa ia sedikit terkejut Dong Wook bisa sekasar itu di dalam rumah itu.