Boys Over Flowers 👑
⭐F4Korea
⭐F4China
⭐F4Thailand
•⭐🌸🌸⭐•
#F4Thailand
Lawrence School International.
Sekolah yang diimpikan setiap orang yang mengaku sebagai pelajar.
Gadis itu berdiri menatap 3 kata yang sangat dia banggakan. Tidak percaya bahwa sekarang dia termasuk salah satunya walaupun hanya aliran beasiswa.
Dia adalah Fanay Amora Joanna Raelyn. Gadis yang berhasil mendapatkan beasiswa untuk masuk ke sekolah internasional ini setelah memenuhi berbagai syarat dari sekolah nya yang lama.
Walaupun murid beasiswa tapi fanay tidak patah semangat, dia akan lebih giat belajar untuk menjadi kebanggaan orang tuanya dan meraih cita-cita nya demi masa depan yang cerah.
Sudut bibir nya terangkat, menghela nafas pelan lalu tersenyum lebar.
"Bismillahirrahmanirrahim" ucapnya pelan lalu melangkah memasuki area sekolah.
Hal pertama yang dia lihat adalah mobil mobil mahal, siswa dan siswi yang terlihat dari keluarga kaya karna dari penampilan nya fanay bisa menyimpulkan hal itu.Entah kenapa perasaan iri muncul dalam hatinya, segera fanay menangkis pikiran itu.
"Fanay! Lo harus semangat, belum tau apa yang akan terjadi kedepannya" semangat fanay.Fanay terus berjalan tak tentu arah, karna sekolah ini sangat luas, jadi fanay dibuat bingung.
"Permisi, gue mau nanya, ruang kepsek dimana ya?" seseorang menepuk bahu fanay. Sontak Fanay menoleh kebelakang nya.
"Ruang kepsek? emm... gue.. gue juga lagi mau nyari ruangan kepsek" balas fanay terkekeh.
Gadis dihadapan nya hanya mengangguk.
"Lo anak baru ya?" fanay mengangguk mendengar pertanyaan gadis yang tidak dikenal itu.
"Lo?"
"Gue juga anak baru disini" jawab gadis itu
"Oh iya kenalin, nama gue Dania Martha Estella, panggil Dania aja" lanjutnya memperkenalkan diri. Fanay menerima uluran tangan Dania lalu tersenyum manis.
"Gue Fanay Amora Joanna Raelyn, panggil Fanay, atau singkat Nay aja" Dania hanya membalasnya dengan senyuman.
"Kita cari ruang kepsek nya yuk" ajak dania tersenyum manis, fanay membalasnya lalu keduanya berjalan sambil berbincang-bincang.
•⭐🌸🌸⭐•
Fanay dan Dania keluar dari ruangan kepsek dengan senyuman mengembang, siapa sangka mereka sekelas.
"Gue senang banget sumpah" ucap fanay memekik tertahan. Dania terkekeh melihat fanay yang terlihat sangat bahagia.
"Gue gak nyangka bisa dapat teman kaya lo" lirih dania sambil menunduk.
Fanay terdiam. Lalu kembali tersenyum.
"Nia, lo tau? pertama kali saat gue tau kalo gue mau sekolah disini, gue sempat kaget karna serasa mimpi gitu, terus setelah sadar gue bahagia banget karna keinginan gue terwujud. Tapi gue takut, sedih, takut karna gue gak punya teman, sedih karna mengingat posisi gue sekarang, tapi setelah ketemu sama lo, semua ketakutan dalam diri gue hilang seketika, gue ngerasa Allah udah merencanakan semua ini dan- Dania lo muslim kan? " tanya fanay saat menyadari sesuatu.
Dania terkekeh "Nama gue Dania, NIA. lo pikir nama itu bukan nama islam? " tanya balik dania.Fanay berpikir, bener juga yang dikatakan dania,
"Tapi sekarang kebanyakan banyak orang yang memakai nama islam walupun dia nonis, bahkan yang islam make nama yang gak ada arti "
Dania hanya mengangguk pelan menanggapi ucapan fanay yang memang ada benarnya.
"Tadi kata kepsek kelas kita lantai dua kan?" tanya dania.
"Iya , kelas IPA 3" jawab Fanay.
Keduanya terus berjalan menuju lantai dua, bahkan mereka tidak tau lantai 2 yang mana.Bangun bangunan di pisahkan, walaupun satu bangunan berukuran besar.
Keduanya berhenti di tengah lapangan, menatap sekeliling.
"Nay, ini bangunan yang mana?" Fanay menggeleng kaku , sungguh dia sangat bingung saat ini.
"Ini sekolah atau apa sih Nia" kesal fanay.
Ternyata melihat semua ini bukannya membuat dia takjub malah membuat fanay kesal setengah mati. Terlalu besar juga tidak baik.
"Fanay, itu ada apa ya, kok rame banget" Fanay mengikuti arah pandangan dania.
Terlihat banyak siswa berkumpul seperti lingkaran. Dan terdengar kehebohan diantaranya.
Jiwa kepo fanay muncul seketika, dia langsung berjalan cepat, dania melotot langsung mengejar fanay.
Dania menarik tangan fanay dan berhasil menghentikan gadis itu.
"Lo mau apa?" tanya dania mengintimidasi
"Gue mau liat, pake nanya lagi"
Dania menggeleng tidak setuju "tujuan kita cuma mau sekolah, bukan mencari berita, ayo" dania hendak menarik tangan fanay kembali, tapi gadis itu menyembunyikan tangannya kebelakang lalu berlari meninggalkan dania.
Dania langsung menyusul fanay.
Fanay menerobos kerumunan itu membuat siswa lain kesal dan mengumpat.
Fanay tidak peduli, dia terus menerobos kerumunan itu hingga dia sampai ke ujung.
Fanay menutup mulutnya tidak percaya, karna melihat seorang cowok yang sudah terkapar tidak berdaya, fanay menduga dia dibully oleh seorang cowok yang berdiri di hadapan nya.
Ternyata lima Cowok itu yang menjadi pusat perhatian mereka.
"Van,cukup.lo hampir bunuh dia" ucap salah satu cowok. Bukannya mendengarkan tapi cowok yang membully tadi terkekeh sinis.
"Ini belum seberapa, sampai dia mati bahkan belum cukup" ucapnya.
"Lo-lo em.. emang gak.. punya hat.. hati.. shhh... " cowok itu meringis merasakan luka di tangannya, kakinya, wajahnya, bahkan darah mengalir dari hidungnya.
Sedangkan dania terus mencari keberadaan fanay. Dania menatap sekeliling mencari keberadaan fanay.
Matanya membulat melihat fanay maju kedepan.
•⭐🌸🌸⭐•
VotMent
Thank you 🙏❤🌹
890 kata
KAMU SEDANG MEMBACA
School 2025 (F4) | ON GOING
Fanfiction!!! AWAL PART AKAN MEMBOSANKAN TAPI KEDEPANNYA AKAN LEBIH BAIK!!! Nevan dan Fanay, dua insan yang dipertemukan dengan perbedaan. Nevan anak pengusaha terkenal dan sukses sedangkan fanay anak dari penjual roti. NOTES : Dalam story ini akan ditemuka...