Semua foto diambil dari pinterest!!
"Kenapa kesini, Mba?" Setelah Jennie ditangani oleh dokter, kini Vincent tengah duduk berhadapan di meja makan dengan Siona, menanyakan apa tujuan wanita itu datang.
"Lo baik-baik aja?" Vincent tahu Siona datang dengan tiba-tiba bukan untuk menanyakan hal sepele seperti itu, tapi ia tetap tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban.
"Maaf, maafin gue, semuanya salah gue, kalo gue ngga bohongin Jonas pasti lo ngga bakal gini, maaf banget, ma--"
"Bukannya Jonas udah bilang? Ini semua itu takdir Tuhan, lo ngga salah, sahabat gue pun ngga salah, ini emang jalan hidup gue aja, jangan ngerasa bersalah, Mb--"
"Gue minta maaf tentang Mba Irene." Perkataan Siona yang memotong ucapannya membuatnya terbungkam, dadanya sesak karna diingatkan, namun tak lama ia kembali tersenyum lebar.
"Itupun bukan salah lo, dia emang pantes dapet yang lebih baik dan lebih sempurna dari gue, kalo gue tetep sama dia pun, yang ada gue ngerepotin, Mba. Udah jangan pikirin gue, pikirin perasaan sahabat gue.
Asal lo tau, Mba. Jonas ngga pernah seserius ini buat berhubungan sama wanita, baru kali ini, baru sama lo dia rela nunjukin kalo dia serius susah payah bahkan sampai pergi jauh biar lo percaya sama dia, tolong, jangan sakitin sahabat gue lagi, Mba." Mohon Vincent, ia begitu menyandingkan urusan pribadinya, yang jadi fokus utamanya sekarang ya orang-orang disekitarnya, toh ia akan baik-baik saja walau tidak bahagia, tapi ia pasti baik-baik saja, mungkin sampai ajal tiba, dan saat itu pasti tak akan lama.
"Ayo gue anter pulang." Jonas tiba-tiba datang menawarkan diri, lebih tepatnya memaksa Siona untuk ia antar pulang. Siona terpaku mendengar suara pria itu, sampai Vincent mengedikkan dagunya sambil tersenyum memintanya untuk menurut pada Jonas.
"T-tapi gue bawa kendaraan send--"
"Gue anter pake mobil lo." Hah? Bagaimana bisa? Bukankah itu percuma? Lalu Jonas akan bagaimana?
"N-ngga--" Belum sempat ia menyelesaikan perkataannya, lengannya lebih dulu ditarik agak kasar oleh Jonas yang sudah tidak sabar.
"JANGAN LUPA PAJAK BALIKAN!!" Teriak Vincent menggoda keduanya yang sama-sama bereaksi mendelik karna ucapan pria itu, siapa yang akan balikan? Tepatnya siapa yang pernah pacaran???
"Aduh!! Coba gue pinjem ponsel lo!" Vincent dikagetkan oleh suara Jennie, yang tiba-tiba datang padahal ia tahu pasti badan wanita itu belum pulih benar, bahkan rasa sakitnya masih terasa.
"Buat apa? Lo istirahat sana! Ngapain kesini, sih?? Jahitan lo belum kering itu, Ya Tuhan, Jennie!" Suaranya makin meninggi karna wanita itu tak kunjung mendengar ucapannya malah sibuk dengan ponsel.
"Diem! Nathan ngga ngangkat telpon gue dari tadi!" Gila, Jennie sudah gila, disaat kondisinya yang sekarat ia masih saja mengkhawatirkan pria itu.
"Sinting lo! Lo hampir mati karna dia, bodoh! Sadar! Putusin dia kalo lo masih mau hidup, Jen--"
"Ngga bisa!! Dia butuh gue!" Jennie balas berteriak, tidak, ia tidak bisa meninggalkan kekasihnya begitu saja, ia tahu Nathan pasti membutuhkannya.
"Dia ngga butuh lo!!! Lo bukan siapa-siapa buat dia! Lo pasti bakal dibunuh suatu saat nanti sama dia! Jadi sadar! Dia ngga cinta sama lo! Dia cinta sama orang yang jantungnya sekarang lagi dipake sama lo!" Rasa kesal yang sudah tidak bisa ditahan membuat Vincent mengatakan hal yang seharusnya tidak wanita itu dengar.
Jennie mematung, badannya menegang dengan hati mencelos hebat. Nathan mencintai si pemilik jantung yang kini ada didalam tubuhnya? Berarti Nathan mencintai kakaknya?!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pose (BlackVelvet) #FAKEINSTAGRAM [TAMAT]
FanfictionIsinya cuma fake instagram tapi masih ada narasinya, dikit. WARNING!!! 18+ Untuk kata kasar dan perkataan atau adegan dewasa!!!!