⚪ T I G A ⚪

13.8K 1.8K 1K
                                    

"Kamu maunya banyak banget sih, Jo!"

***

Masalah modal-permodalan sudah selesai. Total modal yang dimiliki Keizo saat ini genap tujuh puluh juta. Iya, banyak banget lebihnya dari target yang ditentukan. Kakek-kakeknya si Keizo pada rebutan mau nambah modal. Keizo udah nolak padahal karena katanya uangnya udah cukup. Tapi tetap saja, yang namanya kakek sayang cucu emang mutlak.

Oiya, belum lagi sama kakak nomor duanya.

"Kak Keaaa!" panggil Keizo sambil cengengesan menghadap layar ponselnya. Saat ini ia sedang melakukan video call dengan Keana.

"Iya, Zo! Kabarnya adek Kakak gimana?" tanya Keana dengan wajah penuh senyumannya terpatri di ponsel Keizo.

"Agak gak baik, Kak," jawab Keizo dengan wajah murung.

"Loh kenapa?" tanya Keana balik. Wajah wanita itu terlihat bertanya-tanya. "Kuliahnya capek, ya, Zo? Atau Izo gak enak badan?"

Keizo menggeleng lemah, "Aku capek makin ganteng terus, Kak." Iya, ngomongnya pake 'aku'. Keizo kalem banget kalau sama Keana, ke yang lain kayak barongsai.

"Ck, bikin takut aja!" decak Keana dengan wajah lega. "Tapi Izo beneran sehat 'kan, oke 'kan?"

"Iya, Kakkk. Ijo mah oke selalu!" balas Keizo sambil menunjukkan senyum sepuluh jarinya. Oke, mungkin ini saatnya masuk ke inti pembicaraan. "Kak, kakak tahu 'kan, aku ma--"

"Eh, ada anak Papa!" Wajah seorang lelaki paruh baya masuk ke dalam layar ponsel Keizo.

'Ck, paling bener emang nelponnya di kamar aja', batin Keizo sedikit kesal.

"Kabarnya gimana, Kak?" tanya Arthur sementara tangannya bergerak menarik ponsel dari tangan si empunya.

Udah. Sah sudah ponsel Keizo dikuasai Arthur. Beliau sudah duduk pada single sofa yang ada di sebelah Keizo.

"Mantu Papa dimana? Carrel sehat juga 'kan?"

"Iya, sehat, Pa. Carrel lagi di barak, tapi bentar lagi pulang kok," jawab yang di seberang sana.

"Pa, Ijo mau ngomong sama Kak Kea," Keizo mulai mengungkapkan rasa keberatannya. Ia terlihat memelas ketika berbicara barusan.

"Ck, Papa juga mau ngomong nih."

"Ya, tapi 'kan ini Ijo yang nelpon duluan. Mau ngomong penting nih," ujar Keizo merengek.

"Ngomong penting apaan dah lo anak kiciw? Yaudah, sini!" Dibanding mengembalikan ponsel itu pada Keizo, Arthur lebih memilih menggeser tubuhnya hingga wajah Keizo masuk ke dalam layar.

Yang di seberang sana lantas tertawa melihat pertengkaran ayah dan adik bontotnya itu. Tapi sekarang Keana fokus pada wajah kesal Keizo yang menatap sang ayah melalui layar ponsel.

"Ck, yaudah, nah! Gitu aja ngambek kamu, Dek!" Arthur menyerahkan ponsel yang ia pegang kepada pemilik aslinya.

"Yaudah, Izo mau ngomong apa tadi, Dek?" tanya Keana sembari terkekeh menatap wajah Keizo yang kembali memenuhi layar. Wajah itu masih terlihat masam.

Keizo menghela napas terlebih dahulu, lalu raut wajahnya mulai membaik. "Jadi gini ...."

Total modal yang sudah di pegang Keizo saat ini adalah 38 juta rupiah. Iya, yang kurang tinggal dua juta lagi. Tapi yang keluar dari mulut Keizo ketika meminta uang tambahan pada Keana adalah,

"Terserah Kakak aja mau nambahnya berapa."

Satu yang pasti dan Keizo tahu itu, Keana tidak akan memberinya nominal yang sedikit.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Warung Izo: Wi Kece BangetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang