Riuh tepuk tangan dan sorak sorai penonton masih membubung di seluruh penjuru gimnasium. Kau berusaha berdiri untuk bergabung dengan tepuk yang sedikit dibumbui sesal itu, dengan kedua netramu yang menukik ke barisan para pemuda berseragam hitam kelam yang kini nampak membungkuk di hadapan para pendukungnya.Tahun ini pun hanya sampai di sini. Padahal mereka berlatih dan berjuang setiap hari demi turnamen nasional yang hasilnya kini mengecewakan. Kau tahu mereka mengerahkan segalanya untuk ini. Dan kau mungkin paham bagaimana perasaan mereka sekarang, karena kau pun mengalami kegagalan yang sama.
“Berisik kau, Atsumu!” Salah seorang pendukung berteriak. “Pertandingan yang bagus harus selalu mendapatkan tepuk tangan!”
Entah apa yang terjadi di bawah sana sebelum teriakan itu sampai padamu. Hanya saja, kau bisa melihat rasa kecewa mendalam yang semakin jelas mengambang pada raut para pemain bola voli putra dari sekolahmu, Inarizaki yang harus kalah oleh tim dari sekolah lain yang bahkan belum pernah kau dengar seluk-beluknya selama beberapa tahun belakangan ini.
Penonton mulai bertolak dari kursinya setelah para pemain keluar dari arena. Kau pun melakukan hal yang sama. Namun alih-alih mengikuti rekan-rekanmu yang lain, kau justru mengambil jalan lain menuju ruang ganti para pemain.
Tidak banyak yang kau temui di ruangan itu, kecuali Kita Shinsuke, kapten tim yang kini tengah membereskan bawang bawaannya. Dia hanya tersenyum tipis saat melihatmu datang, seolah mengetahui apa tujuanmu datang kemari.
“Tahun ini hanya sampai di sini,” katanya.
Bukan kau yang melalui semua itu, tapi kau pun merasa sesak mendengarnya. Membayangkan jerih payah mereka selama setahun belakangan yang tak berbuah sesuai keinginan mereka.
“Otsukaresama …,” katamu. “Kami semua bangga memiliki kalian.”
Klub bola voli putra Inarizaki memang menjadi salah satu kebanggaan kota, bahkan prefektur Hyogo sendiri. Masuk ke dalam turnamen nasional dan mendapat julukan sebagai penantang terkuat adalah prestise tersendiri bagi mereka. Hanya saja kesempatan sedang tidak berpihak pada mereka sekarang.
Kau meninggalkan ruang ganti setelah menyelesaikan basa-basimu dengan sang kapten. Bus yang kau tumpangi dari Hyogo berada tak jauh dari gedung utama yang digunakan untuk bertanding, dan kau berniat menyusul rekan-rekanmu yang lain untuk bergabung kemudian pulang setelah turut andil dalam menelan pil pahit bernama kekalahan.
Sampai kemudian, kau menemukan pemuda berkepala puding yang kini tengah menyiram kepalanya di bawah keran air di bagian luar gedung.
Miya Atsumu. Pemain yang menjadi fokus utama pertandingan hari ini.
Kau masih bisa melihat rasa kesal yang tidak bisa diungkapkan pada rautnya yang kini menunduk, disiram oleh dinginnya air musim semi.
“Otsukaresama!” ucapmu, meskipun itu jelas tidak akan membuatnya lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Antology] a Haikyuu!! Fanfiction |𝙏𝙤𝙠𝙞-𝙤𝙧𝙞|Miya Atsumu x Reader
Fanfiction──時折; ときおり; 𝘵𝘰𝘬𝘪-𝘰𝘳𝘪: 𝘴𝘰𝘮𝘦𝘵𝘪𝘮𝘦𝘴 ▶Miya Atsumu x Reader Collection. Before you read: ・Haikyuu!! and the characters belong to Furudate Haruichi. ・This story is mine. ─May contains spoilers for those who only watched the anime. ・Writte...