3. Asa-chun|朝チュン

56 7 0
                                    

Asa-chun (n): a morning circumstances (in a fiction) which simply imply that the characters had sexual intercourse before.

TRIGGER WARNING!!
Slight NSFW

Tirai kamar yang tersingkap oleh angin sepoi membawa cahaya matahari pagi menembus masuk, membuatmu terjaga oleh silaunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tirai kamar yang tersingkap oleh angin sepoi membawa cahaya matahari pagi menembus masuk, membuatmu terjaga oleh silaunya.

Kau berbalik dari posisi tidurmu setelah merenggangkan tubuhmu sejenak, kemudian menemukan kekasihmuーAtsumu, yang masih terlelap damai dalam tidurnya.

Di bawah selimut yang menutupi tubuh kalian, salah satu lengan kokohnya melingkar pada pinggangmu. Masih pada posisi yang sama seperti di saat terakhir kalian terjaga, setelah melewati malam sensual bersama.

Kau melirik jam weker digital di atas meja kabinet kecil di sudut ruangan. Jarumnya menunjuk angka delapan. Masih terlalu pagi untuk bangun, di akhir pekan seperti ini. Namun cahaya yang yang masuk cukup mengganggu untuk melanjutkan tidurmu.

Di sebelahmu, Atsumu beberapa kali menggumam lirih. Kau sudah hafal dengan kebiasaannya mengigau saat tidur, jadi kau tidak terlalu peduli dengan apa yang dikatakannya. Hanya saja, atensimu tidak berpindah darinya sampai saat ini.

Bisa terbangun di sampingnya adalah salah satu keberuntungan dalam hidupmu. Karena kau tidak akan pernah menemukan pria sepengertian, dan setampan Miya Atsumu. Meskipun, sifat bocah lima tahun sering kali muncul darinya. Atsumu adalah segalanya bagimu. Pun, kau ingin sebaliknya.

Kau membawa telapak tanganmu menuju wajahnya, menangkup salah satu pipinya. Dia merespon sentuhanmu itu dengan tawa kecil, dan tentu saja masih dengan mata tertutup. Tidak ada hal yang lebih membahagiakan dibanding ini. Kemudian kau melanjutkan gerak tangan beserta jarimu hingga mendarat pada bibirnya. Bibir yang menghujanimu dengan kecupan dan pagutan liar hingga dini hari tadi. Hanya mengingatnya saja membuat pipimu panas dan memerah.

Kau belum cukup puas menatap wajah kekasihmu itu saat tiba-tiba alarm dari jam weker berbunyi cukup keras, sehingga bukan hanya kau saja yang benar-benar terjaga, begitu juga dengan Atsumu yang kini mengerjapkan matanya untuk beradaptasi dengan cahaya.

“Selamat pagi ...,” ucapnya dengan suara sedikit parau.

“Selamat pagi,” jawabmu, tersenyum. Tanganmu masih sibuk dengan jam weker yang lupa kau matikan di akhir pekan ini.

“Kau baik-baik saja?” Atsumu bertanya. Dia menyadari betapa liarnya ia semalam sehingga dia cukup khawatir dengan keadaanmu sekarang.

“Aku baik-baik saja.”

“Syukurlah,” pemuda Miya itu nampak lega. Meskipun kemudian ia menarikmu kembali ke dalam pelukannya.

Tidak mengenakan apapun membuatmu kulitmu setingkat lebih sensitif. Apalagi kau harus bersentuhan dengan kekasihmu, yang sama-sama hanya ditutupi selembar selimut yang mana kau juga berada di bawahnya. Kau yakin bahwa wajahmu sudah merah maksimal saat Atsumu mulai mencumbu bibirmu lagi.

“Tsumu!”

“Sudah hampir siang.”

“Lalu?”

“Bisakah kita lakukan ini di malam hari saja?”

“Hee?”

Kau mendorong dada bidangnya seraya berkata, “Kita sudah melewatkan sarapan.”

“Aku bisa telpon Samu agar dia mengantar makanan kemari.”

“Aku tidak bilang bahwa masakan saudara kembarmu itu tidak enak. Tapi, apa kau tidak ingin memakan masakanku?”

Atsumu menyeringai tipis sebelum dia berbisik, “Kalau begitu satu ronde lagi.”

****

[Antology] a Haikyuu!! Fanfiction |𝙏𝙤𝙠𝙞-𝙤𝙧𝙞|Miya Atsumu x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang