Special Chapter

644 51 9
                                    

Halloooouuwww..... para Readers Touch yang budiman namun cukup meresahkan author yang hidupnya selalu merana ini. Semoga special chapter yang aku buat ini setidaknya bisa mengobati rasa kangen kalian dan juga rasa penasaran kalian akan hubungan SingKit setelah Touch tamat. Bagaimana kabar kalian? Uda eek belum? Lancar? Pliss guys, jangan nyuruh aku bikin lanjutannya Touch lagi....aku enggak sanggup. Wkwkwkwkwk. Karena aku pikir Touch uda pas banget tamat dengan akhir seperti itu.
Sebagai ganti kekecewaan kalian, aku bikinin special chapter buat kalian.

Baiklah, Happy reading.....
.
.
.
.
.
.
.
.

Langit yang cerah, matahari yang terik tak membuat Singto menyerah begitu saja. Lelaki itu masih dengan semangatnya mengangkat semangka-semangka segar yang baru dipetik itu untuk dimasukkan ke dalam keranjang yang nantinya akan diangkut pick up. Krist yang melihatnya tak jauh dari sana, sudah beberapa kali membujuknya untuk beristirahat. Namun Singto yang lumayan keras kepala itu tak menggubrisnya sama sekali. Jelas ia khawatir, seingatnya Singto pernah sampai pingsan karena melakukan pekerjaan ini. Ia tidak mau repot jika sampai Singto pingsan lagi!

"Kau terlalu memaksakan diri, kau tahu itu?," komentar Krist setelah tidak tahan melihat Singto terus-terusan bekerja di bawah terik yang lumayan panas hari ini. Ia hampiri Singto dan menyodorkan sebotol minuman kepada kekasihnya tersebut.

"Khop kun, phi Krist khrap," ucap Singto senang. Iapun segera meminumnya sampai isi air di dalam botol tersebut sisa seperempatnya saja sebelum mengembalikannya lagi kepada Krist.

"Phi pulang saja, di sini panas phi," suruh Singto sembari menyeka keringat yang turun di sisi wajah Krist menggunakan punggung tangannya.

Krist mendecak pelan, "Harusnya aku yang bilang seperti itu. Ayo pulang!,"omelnya yang kemudian meraih tangan Singto untuk ditariknya pulang. Namun belum sempat ia berhasil membawa Singto pergi, ia buru-buru melepaskan tangannya ketika melihat ayahnya datang.

Ayah Krist yang sempat melihat adegan Singto menyeka keringat anaknya dan juga Krist yang sedang menggandeng tangan Singto tadi berpura-pura seolah tak melihatnya. Pria paruh baya itu berjalan menghampiri mereka berdua dengan tampang menyeramkan yang ia buat senatural mungkin.

"Sudah semua?," tanyanya sembari mengecek keranjang dan juga pohon-pohon semangka di kebunnya untuk memastikan Singto telah memanennya dengan benar. Mendengar akan kedatangan Krist bersama Singto yang berbarengan dengan saat panen, membuat ayah Krist mempunyai ide untuk meliburkan beberapa pekerjanya dan menggantinya dengan Singto untuk ikut turun ke kebunnya untuk memanen. Melihat kedatangannya Singto nampak terkejut dan segera memberi wai.

"Phao.... aku mengajaknya pulang bukan untuk melakukan hal seperti ini. Dia sudah capek dengan pekerjaannya dan sekarang ia hanya ingin liburan," protes Krist lelah melihat tingkah kekanakan ayahnya. Ia tahu ayahnya tidak menyukai Singto, tapi bukan berarti ayahnya boleh menyiksa kekasihnya sampai seperti ini. Lihat saja wajah Singto yang terlihat mulai menggelap karena terbakar matahari, dengan keringat yang terus saja berdeleweran itu membuat Krist semakin tidak tega.

"Phi Krist khrap....aku tidak apa-apa, aku senang bisa merasakan berkebun seperti ini," jawab Singto mencoba menenangkan Krist. Sesekali ia melirik ke arah ayah Krist takut.

Ayah Krist mendecih, pria itu tersenyum mengejek melihat Singto yang terlihat lemah di matanya. "Ku pikir anak kota itu banyak yang manja, ternyata benar," sindir ayah Krist yang sukses membuat Singto merasa bahwa sindirian itu tertuju kepadanya. Maka iapun kembali menyuruh Krist untuk pulang, sedangkan dirinya  kembali menyibukkan diri dengan semangka-semangka yang sudah menunggu untuk dipanen dan diangkat ke tempat pick up milik pengepul yang sudah menunggu sedari tadi.

Melihat itu Krist kesal bukan main, ayahnya yang kekanakan dan kekasihnya yang keras kepala sungguh kombinasi yang pas. Iapun berjalan menjauh, mencari tempat teduh untuk menunggu Singto beserta mengawasi ayahnya. Memastikan ayahnya tidak melakukan hal-hal aneh kepada kekasihnya.

Touch Season 2 [Complete] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang