- 1 -

229 26 24
                                    

"Pelan pelan putri! Kaki putri belum sepenuhnya pulih!" ucap seorang pelayan yang sedang berlari di sebuah menara kecil.

"Aku tidak apa Marry! Tabib pun mengatakan jika aku sudah bisa berjalan!" ucap seorang perempuan berusia 15 tahun.

"Tetapi tabib itu mengatakan bisa jalan putri, bukan berlari" panik pelayan yang bernama Marry.

"Menyebalkan" gumam perempuan itu yang di panggil putri.

Bagi kalian yang menebak itu adalah Quinerra, 100 buat kalian. Dia adalah Quienerra, Putri satu satunya di keluarga kerajaan Chevrolet. Tetapi dia juga Putri yang di asingkan oleh keluarga kerajaan.

Quinerra tumbuh menjadi anak yang ceria. Keluarganya tidak berkunjung di tempatnya, tetapi itu tidak menjadi masalah bagi Quinerra. Penyebab dirinya di asingkan pun Quinerra tau.

Tanggapannya? Dia hanya bisa senyum. Tetapi di balik senyum itu ada rasa kecewa dan marah yang tersimpan. Rasanya ingin membalas dendam tetapi sayangnya rasa cinta Quinerra terhadap keluarganya lebih besar.

Dirinya tidak pernah benci pada keluarganya. Alasannya? Sampai saat ini semua kebutuhan Quinerra terpenuhi. Dari makanan, tempat tinggal, hingga uang.

Walau begitu Quinerra dari awal dia di asing kan hingga sekarang tidak pernah keluar dari tempat tinggalnya. Tempat tinggal Quinerra sendiri berada di sebuah pulau yang cukup jauh dari kastil kerjaan Chevrolet.

"Marry, kapan aku bisa keluar dari sini? Aku sudah cukup bosan di sini" ucap Quinerra.

"Kemarin saya mendengar dari salah satu pengawal jika putri di perbolehkan keluar dari daerah ini saat berusia 17 tahun" ucap marry.

"Huft itu cukup lama marry. Sekarang aku masih berumur 15 tahun. Butuh 2 tahun lagi agar aku bisa keluar" ucap Quinerra.

Marry tidak bisa menjawab apa apa. Dirinya hanya menatap Quinerra sendu.

"Baiklah, kalau begitu. Aku akan kembali melatih sihirku! Setelah aku keluar, aku akan tunjukan ke dunia jika aku bukan orang yang lemah! Akan ku buktikan juga kepada keluargaku jika aku bukan seseorang yang membuat mertabat mereka jatuh!" ucap Quinerra.

Marry yang mendengar itu pun tersenyum.

"Aku akan kembali ke taman belakang menara, apa kau ikut marry?" tanya Quinerra.

Marry pun menggeleng.

"Tidak nona, saya punya urusan. Kemungkinan saya akan pulang larut malam. Saya harap putri tidak berlatih terlalu keras hingga lupa waktu. Jika putri butuh sesuatu ada beberapa pelayan dan pengawal yang lain di sini" ucap marry.

Quinerra pun mengangguk sambil tersenyum.

"Baik marry! Hati hati di jalan! Jangan khawatirkan aku, aku baik baik saja!" ucap Quinerra lalu pergi dari sana dan pergi menuju taman belakang menara.

Marry pun ikut pergi dari sana.




Sore

Langit sudah mulai gelap, akhirnya Quinerra pun selesai melatih sihirnya. Dia pun bersih bersih setelah berlatih. Lalu dia pun pergi ke taman untuk makan malam. Memang setiap sore Quinerra selalu makan di taman. Karena Quinerra sangat menyukai matahari terbenam.

"kau bisa kembali lebih awal Marry" ucap Quinerra.

Marry pun menatap Quinerra.

"aku hanya menikmati matahari terbenam ini lalu kembali ke kamar. Jadi kamu tidak perlu khawatir Marry" ucap Quinerra.

Mau tak mau Marry pun menuruti perintah Quinerra. Marry berfikir mungkin sang putri ingin menyendiri sementara. Lalu Marry pun menunduk hormat dan pergi sari taman itu.

Quinerra pun menatap matahari itu dengan tatapan kosong. Dirinya rindu di perhatikan, di beri kasih sayang, dan rindu akan keluarganya. Setelah lama duduk di taman, akhirnya Quinerra pun berandak dari sana dan kembali ke kamarnya.

Sesampai di kamarnya, dirinya tidak hanya diam. Quinerra mengambil buku berwarna merah yang ada di ujung meja riasnya. Dia pun menbuka buku itu, buku yang penuh dengan keluh kesah dan keinginan Quinerra.

Dia pun mengambil pena juga untuk menulis. Dia menceritakan semua yang terjadi hari ini. Setelah itu dia pun menutup buku itu dan menaruhnya di tempat biasa.

Saat ingin berbaring di kasur, tiba tiba terdengar suara langkah kaki di depan kamar Quinerra. Quinerra pun berdiri dari tempatnya lalu bersiap siap menyerang.

Pasalnya tidak ada yang boleh ke area tidur Quinerra selama jam malam. Karena itu Quinerra curiga. Bahkan Marry pun tidak pernah ke kamar Quinerra di jam malam.

Tap tap tap

Suara langkah kaki pun semakin dekat. Quinerra pun sudah memegang pedang yang di berikan Marry.

Sunyi

Setelah suara itu di depan kamar Quinerra, suasana pun berubah sunyi. Quinerra pun was was dan memulih bersembunyi di bawah kasur.

Krettt

Pintu pun terbuka

Quinerra hanya diam dan sedikit takut. Tak butuh waktu lama kaki Quinerra pun di tarik ke luar dari bawah kasur.

Dan........













































Lanjut nanti 😂

Jangan lupa vote yaa!!!!

MY SECOND LIFE (MSL) {discontinue}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang