- 3 -

169 22 2
                                    

Jam sudah menunjukan pukul 10 malam. Tak terasa dirinya sudah berapa di kantor cukup lama. Di kantor hanya ada dirinya dan beberapa security dan bodyguard.

Avia, sekretaris Ana sudah pulang dari jam 7 malam. Awalnya Avia mau menemani Ana lembur tetapi Ana menolaknya bahkan mengancam Avia jika masih mau menemani Ana.

Krekkkk

Tekkkk

Kretekkkk

Semua sendi sendi Ana pun berbunyi. Setelah itu Ana pun membereskan hp, dompet, dan earphonenya ke dalam tasnya. Tak lupa dia juga mengambil kunci mobil dan memaikannya di jarinya.

Ting

Lift pun berhenti di lantai 1. Ana pun keluar lalu dia pun menunduk pada security yang ada di sana. Security itu pun menunduk hormat pada Ana.

Ana pun pergi dari kantor dan pulang ke mansion. Di perjalanan pulang Ana merasa aneh dengan mobil belakang yang sedari tadi mengikuti Ana.

Awalanya Ana berfikir positif tetapi melihat plat nomor mobil itu yang tidak jelas membuat Ana lebih berhati hati. Dia pun sengaja membelokan mobilnya ke arah berlawanan dari mansionnya.

Dia pun menghubungi seseorang yang bisa membantu dirinya. Orang yang dia percayai dan orang yang melindungi dirinya.

'Halo'

"Jalan mawar nomor 37 cepat!" ucap Ana lalu mematikan tlpnya.

Tut tut tut



Ana pun menuju jalan yang dia sebutkan. Setelah beberapa blok sebelum jalan itu, mobil di belakang Ana pun mengegas membuat mobil Ana yang tidak siap pun tertabrak.

Ana yang tak siap pun pasrah. Mobil Ana pun mengelinding ke depan dan Ana hanya bisa berharap orang yang dia telepon melihat kejadian ini dan menyelamatkan dirinya.

Tapi jika memang dirinya tidak selamat, tak apa. Dirinya sudah iklas dan siap bertemu orang tua angkatnya.

Sementara itu, si penabrak langsung lari dari sana meninggalkan Ana yang terjepit dalam mobil yang gelinding itu.

Orang yang di tlp Ana pun berlari ke arah mobil Ana. Orang itu menangis melihat Ana berlumuran darah. Mata Ana pun sudah sayup, beberapa pecahan kaca tertancap di bada Ana.

"hey heyy, bangun Ana!! Abang udh di sini! Jangan tidur ya, entar lagi ambulan dateng kok!" ucap orang itu sambil menahan tangis.

Orang itu tidak bisa langsung mengelukan Ana secara paksa. Yang orang itu lihat jika dia mengeluarkan Ana secara paksa, bisa bisa Ana mengalami komplikasi atau semacamnya.

Tak lama ambulan pun datang dan membantu Ana keliar dari mobil itu. Tak henti hentinya orang itu menangis sambil memegang tangan Ana.

"maafin abang." lirih orang itu.











Rumah sakit

Disinilah orang itu berada. Menunggu dokter keluar dari ruangan itu yang terdapat Ana di sana.

Tak lama keluarlah dokter dari sana. Tak butuh waktu lama orang itu pun menghampiri dokter itu.

"bagaimana dok?" tanya orang itu tanpa basa basi.

"Operasinya berjalan dengan lacar, hanya saja karena terjadi infeksi membuat imun nona Ana menjadi menurut. Tetapi kami sudah memberi tambahan imun dan sekarang hanya menunggu nona Ana kembali sadar." ucap Dokter itu.

"Terima kasih dok." ucap orang itu.

"Sama sama tuan Elvino." ucap Dokter itu.

Ya, orang yang di tlp oleh Ana adalah Elvino Dendra. Elvino atau biasa di panggil Vino adalah sepupu dari keluarga angkat Ana. Orang tua Vino sudah meinggal dunia. Mama Vino meninggal 5 tahun lalu karena penyakit kankernya. Sedangkan papa Vino meninggal karena serangan jantung saat mendengar keluarga angkat Ana kecelakaan.

Setelah saat itu Vino menjaga Ana dari jauh karena dia harus bisa mempertahankan perusahaan Dendra dan perusahaan Andromera (Perusahaan orang tua angkat Ana).











Disisi lain....

"halo? Apa ada orang disini?" tanya seseorang.

"Quinerra." panggil seseorang.
































































Jangan lupa vote ya!!!!!!

MY SECOND LIFE (MSL) {discontinue}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang