bagian 6

22 6 1
                                    

Haiii maaf yah lama update soal nya lagi g ada ide beberapa bulan bingung + lagi g ada kuota:>

Yah udah aku langsung bagi nih cerita kelanjutan nya moga kalean suka prendd:>

Btw kalau ada typo komen aja gpp hehe maklum ketikan hp ripka agak eror :).




























Devan perlahan membuka mata nya , kepala nya pusing berat akibat benturan yang dia alami .

"Gw knp di rumah sakit" . Ucap devan dengan memegangi kepala nya.

Dia melihat ke samping bangkar ada seorang wanita berambut hitam pekat panjang yang tertidur.

"Dia siapa?" Ucap devan dengan mengedipkan mata nya berkali kali.

Wanita itu tiba² terbangun dn menatap devan.

"Eh kamu udah bangun,gimna keadaan kamu?"

"Gw gapapa,lu siapa?"

"Ah iya nama aku vanila, panggil aja vani, aku yang udah bawa kamu ke rumah sakit".ucap vani dengan tersenyum ke arah devan.

Devan hanya menganggukan kepalanya dan itu membuat senyum vani dikit demi menghilang.

"Em yah nama kamu siapa?

"Devan"

"Em.."

"Gw mw pulang,uang lu gw transfer nanti"

"Tapi lu belum sembuh"

"GW BILANG GW MW PULANG"

"Tapi van"

Tanpa mendengar perkataan vani,devan tetap berusaha turun dari bangkar dia melihat sisi ruangan dan menemukan tas nya di salah satu sofa. Devan melangkah mengambil tas hitam nya milik nya dan keluar dari rumahsakit, vani yang trs meneriakki devan tapi tidak digubris sama sekali se akan akan dia tuli mendadak.

"Van....."

BRUK....

ucap vani yang terhenti karna dia menabrak devan karna tiba² devan berhenti mendadak.

"No rekening lu brp?"

"Ha?"

"Gw ulangi no rekening lu brp?!"

"Ah iya anu bntr" ucap vani yang hampir linglung dan langsung memberi no rekening nya ke devan.

Setelah menerima no rekening vani devan langsung memesan taksi dan menuju tempat dimana dia kecelakaan, devan yakin kalau montor nya masih ada disana.

Setelah beberapa menit devan sudah sampai dimana dia mengalami kecelakaan dan dugaan dia benar di sana ada montor nya yang tergeletak, dan dia menghampiri montor nya dan langsung menaiki dan menarik gas.

Di sisi lain kanaya yang sedang duduk di ayunan depan rumah sambil merenung tanpa dia sadari air mata nya menetes demi setetes.

"Ma kana kangen"

"Ma kenapa abang nyalah in kana, gimana caranya kana ngejelasin ke abang ma kalau kana ga bersalah, kana sendirian ma kana kesepian kalau salah satu abang kana benci kana ma hiks". Ucap kana dengan sesenggukan, sekilas memori tentang masa kecil nya dulu terlintas di otaknya yang membuat kana tersenyum hambar.

Tanpa kana sadari salah satu kakak laki laki yang dia maksud sedari tadi berada di belakang nya dengan tatapan yang tidak bisa di arti kan.

"Ehem".

Mendengar suara dehemn itu kan Langsung mengusap air matanya dengan kasar dan mengahadap ke sumber suara.

"Eh kak... " belum sempat kanaya menyelesaikan ucapannya,kakaknya itu sudah meyela nya terlebih dahulu.

kanaya (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang