Kini Tirta dan Vano sudah berhadapan di belakang garis star. Sejak tadi, Tirta mendumel terus di balik helmetnya. Tirta mendumel bukan karena sebab. Tetapi karena Clover yang tadi sebelum balapan dimulai, dia menelpon terus kepada Tirta. Kata gadis itu, dia sangat khawatir pada Tirta. Clover juga menjadi curiga karena suara bising di area sekitar Tirta. Dengan terpaksa Tirta memberitahu pada Clover. Ini juga salahnya karena mengangkat telpon dari Clover.
"Heh bangsat. Diem ngak lo. Kuping gue capek denger ocehan lo ya. Berhenti ngedumel. Fokus sama area lo," kesal Nova yang mendengar ocehan Tirta di balik helmet. Nova dan Tirta saling terhubung melalui earphone. Nava dan Arshan memindai ulang area yang akan mereka gunakan untuk balapan bersama dengan Atlas disana.
"Gue ngak akan ngoceh kalau ni anak ngak ngajak balapan. Gara-gara dia, Clover jadi curiga dan mau nyamperin sama Cia. Lo harus cari dia nanti di area seluas ini. Takut dia nyasar," dumel Tirta kembali.
"Salah lo juga bangsat. Lo ngapain angkat telponnya. Udah lupain, sekarang lo fokus buat menangin balapan ini. Harga diri lo penting," ucap Nova lalu melepaskan earphonenya. Dia akan memasang kembali saat balapan berjalan.
Saat ingin memaki Nova, ada seorang gadis dengan pakaian minim memasuki area sambil membawa bendera kecil.
"Ready?" tanya gadis dengan pakaian minim itu.
Vano dan Tirta pun saling pandang lalu mulai memainkan gas motor mereka.
"1... 2... 3..." ucap gadis di depan mereka sedikit berteriak lalu menjatuhkan bendera yang ada di tangannya. Tirta dan Vano pun langsung menancap gas motor mereka dengan cepat.
Pertandingan kali ini masih di pimpin oleh Tirta. Vano santai. Dia sudah mempersiapkan segalanya. Tinggal mengabari Eric yang terhubung dengan lewat earphone.
"3/4 pertandingan lo siap di posisi lo," ucap Vano lewat earphonenya kepada Eric. Lalu Vano mulai menyusul Tirta.
Di sisi lain, Nava dan Arshan sedang memindai ulang area balapan. Saat sedang memindai ulang, telpon milik Nava berdering dan menunjukkan nama Cia di sana. Nava pun mengakat panggilan tersebut. Nava yakin jika Cia sudah berada di area sirkuit ini.
"Lo dimana? Gue ngak bisa nyari lo di tempat seluas ini," kesal Cia sambil menguap. Dia masih mengantuk sebenarnya. Setelah pulang dari mall bersama Clover dia tertidur lalu bangun kembali di jam 10 setelah mendapat panggilan dari sahabatnya itu.
"Bentar. Lo dimana sekarang? Gue kesana," ucap Nava lalu mematikan ponselnya dan membuka pesan yang dikirim dari Cia.
"Bang, gue ke Cia sama Clover dulu," ucap Nava berpamitan kepada Atlas yang mengawasinya di belakang.
"Sono. Gue gantiin lo," ucapnya lalu duduk dan kembali memindai area yang di gunakan untuk balapan.
Matanya menyipit saat melihat sebuah tanda merah di dekat pembatas jalan dengan jarak 500 meter sebelum finish. Atlas memperbesar gambar tersebut. Seperti sebuah alat.
"Ge, ini apa sih?" tanyanya sambil kembali memperbesar alatnya.
Di sisi lain, Arshan juga menemukan titik merah di jarak 600 meter sebelum tanda finish. Dia memperbesarnya. Terlihat sebuah alat juga.
"Ini juga apaan?" tanya Arshan sambil menyipitkan matanya.
Nova yang mendengar Arshan bertanya pun menghampiri temannya itu lalu menyipitkan pandangannya.
"Itu alat apa?" tanya Nova sambil mengerutkan keningnya heran.
"Kayak alat otomatis penembak benda ngak sih?" tanya balik Geova sambil memperbesar layar laptop di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Parelthón [Spin-off QOTD] (END)
Mistério / Suspense[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] [JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT NYA] [PLAGIAT JAUH-JAUH DARI CERITA INI] #QOTD Series Masa lalu yang kembali diungkit. Masa lalu yang terulang kembali. Masalah yang sama kembali terulang. Vano Brenzano, seorang anak yang ing...