kemudahan itu datang terlambat-- Valeria

11 3 0
                                    

   Saat Valeria tertidur dia bermimpi tentang pembunuhan keluarganya, tidak terlalu jelas tapi dirinya bisa melihat dengan jelas bahwa keluarga itu benar-benar keluarga dirinya, dirinya yang melihat kedua orang tuanya dibunuh sadis hanya diam dan badan bergemetar hebat dia bisa melihat ibunya dibunuh dengan sadis langsung menangis histeris dan berlari ke arah ibunya tapi sayang semua hanya mimpi buruk
   Valeria bangun dari tidurnya dengan kondisi keringat dingin dan badan bergemetar hebat dia diam-diam menangis terisak, dirinya memutuskan untuk tidak pergi ke sekolah karena dia tiba-tiba merasakan maagnya kembali kambuh padahal kemarin kambuh juga..
     "Huft.. aku masih takut" Valeria menatap dirinya di kaca lalu menatap luar rumahnya
   Lalu tiba-tiba dia teringat mimpi itu dan tak sengaja mengingat alamat gedung pembunuhan keluarga kandungnya, sontak membuat Valeria membersihkan dirinya lalu pergi menuju tempat itu
   Saat sudah sampai di gedung tersebut dia bisa mencium bau anyir yang menyengat di hidungnya, dan melihat bercak darah yang masih tersisa di tembok lalu Valeria juga melihat jasad yang membuat dirinya terkejut bukan main saat dia melihat wajah jasad tersebut, ternyata jasad tersebut adalah kedua orang tua Valeria yang mati dibunuh Tapi yang jelas Valeria langsung menelfon polisi dalam keadaan panik dan takut
   Sambil menunggu polisi dan ambulans datang Valeria menatap wajah jasad itu yang persis seperti mimpinya itu, dia menatap wajah ibunya yang sudah hancur itu yang membuat hatinya terasa sesak lalu menatap wajah ayahnya yang penuh luka sayatan dirinya sudah menangis histeris
     "Ibu, ayah.. kenapa aku ditinggal pergi?" Ucap lirih sambil menatap jasad kedua orang tuanya
     "Aku tau semuanya ternyata selama ini aku tinggal bersama pembunuh kedua orang tuaku, tapi aku gak bisa pergi dari rumah itu Valencia masih membutuhkan aku" Valeria terisak saat sirine polisi dan ambulans tiba di depan gedung pembunuhan itu
   Saat Valeria berjalan menuju depan dia langsung di interogasi oleh polisi yang datang tapi Valeria hanya menatap jasad kedua orang tuanya yang dibawa oleh suster dan perawat menuju mobil ambulans untuk diotopsi. Lalu sesudah dimakamkan jasadnya kedua orang Valeria, Valeria langsung pulang ke rumahnya karena kepalanya terlalu pusing
     "Kamu kemana aja?, jam segini baru pulang" ucap Geraviel yang sibuk menonton televisi, Valeria yang sudah sangat pusing saat ingin bicara tiba-tiba tubuhnya ambruk begitu saja, Geraviel yang posisinya tidak jauh dari Valeria langsung berlari ke Valeria yang lemas, Valeria pingsan

                                    ***

   Sorenya Valeria masih sedih karena kehilangan kedua orang tuanya, dirinya menahan rasa sakit yang luar biasa di kepalanya tidak tau yang membuat rasa sakit itu tidak hilang. Valeria menatap rintik hujan yang turun Valeria tersenyum kecut saat melihat pelangi yang indah  
     *Sesudah hujan pasti datang pelangi tapi terkadang juga tidak, aku tau, pasti juga ada kehidupan yang terkadang dipenuhi oleh orang yang sayang sama kita tapi terkadang orang itu pergi dengan sendirinya* batin Valeria yang tersenyum kecil lalu mengambil cutter yang tersimpan di bawah bantalnya
   Valeria menggores cutter ke lengannya tidak terlalu dalam tapi cukup membuat perih di lengannya, lalu dia menatap dirinya dikaca Valeria menatap wajahnya sendu
     *Kesulitan yang kita alami akan dibalas dengan kemudahan, aku bukan tidak di beri kemudahan tapi kemudahan itu datang terlambat*

                                    ***

   Sekarang jam setengah tujuh Valeria menuruni anak tangga dan berjalan ke ruang kerja di sebelah kamar Alice dan Joshua, lalu Valeria mengambil kunci di atas kotak P3K dan diam-diam masuk ke ruang kerja dia mencari berkas tentang keluarga kandungnya tiba-tiba pandangan tertuju pada berkas yang diberi nama Felix Magath-- ayahnya Valeria
Tanpa basa-basi Valeria langsung mengambil berkas itu dan pergi ke kamarnya tidak lupa untuk menguncinya agar tidak ada yang masuk
   Valeria terkejut ternyata pembunuhan itu sudah direncanakan sudah lama bahkan sebelum dirinya lahir, dirinya diculik saat baru lahir itu yang membuat dirinya tidak mengenal wajah orang tuanya. Valeria benar-benar kecewa dengan Alice dan Joshua tapi dirinya harus pura-pura baik terhadapnya sampai dirinya punya bukti kuat untuk memenjarakan Alice dan Joshua
   Tok!Tok!Tok!
   Tiba-tiba pintu diketuk oleh Valencia buru-buru Valeria menyimpan berkas itu di lacinya
     "Kakak!! Makan malamnya sudah siap!!" Teriak Valencia dari luar, Valeria yang mendengar itu langsung menutup telinganya dan membuka pintu, Valeria berjalan menuju ruang makan meninggalkan Valencia yang berjalan di belakangnya dengan ekspresi kesalnya
     "Kakak!! Kenapa ninggalin aku sih!!" Teriaknya Valencia dan Valeria langsung memasukkan sosis bakar ke dalam mulut Valencia, sontak Valencia langsung diam sambil mengunyah sosis itu dengan ekspresi menjengkelkan, kejadian itu mengundang gelak tawa Geraviel, William, Farel dan Dika
     "Udah-udah jangan bertengkar lagi sudah waktunya makan malam" ucap Dika
     "Dia duluan ngapain teriak-teriak!" Sewotnya Valeria sambil menunjuk Valencia
     "Udah-udah!, Jangan bertengkar lagi!" Omelnya Farel yang sedari tadi menahan kesalnya, Valeria dan Valencia hanya diam sangat seram kalau Farel sudah kesal
  
   jam sembilan malam dia mengerjakan tugas yang diberi tau oleh Abigail tadi sore, sambil mendengarkan lagu-lagu 90an Valeria menatap laci yang terdapat berkas tentang keluarganya dirinya semakin sesak saat mengingat pembunuhan yang didapat oleh kedua orang tuanya, tapi saat ini polisi sedang mencari informasi terkait pembunuhan tersebut
   Valeria menatap foto kedua orang tuanya yang berada di dalam berkas lalu dia ambil, foto yang terdapat kedua orang tuanya sedang tersenyum lebar sambil menatap ke arah kamera bagi Valeria foto itu sebuah hadiah bagi dia karena bisa melihat wajah kedua orang tuanya
   Sekarang sudah jam sepuluh namun Valeria masih sibuk mengerjakan tugasnya, dirinya dibuat pusing karena tugas yang harus diberi besok sangat banyak, Valeria sangat serius kalau soal tugas tapi terkadang juga tidak terlalu serius, Valeria mengerjakan tugas ditemani oleh cemilan kesukaan Valeria.
     "Kenapa banyak sih tugasnya!" Valeria mengeluh capek tapi serius tugasnya memang banyak bahkan bisa sampai dua belas halaman, dirinya memanyunkan bibirnya malas dan menggebrak meja pelan
     "Stress nih, lagian kenapa banyak sih tugasnya" ucap Valeria yang mengusap-usap pelipis keningnya karena kebanyakan tugas jadi pusing
   Saat sedang melanjutkan tugasnya yang setengah lagi selesai tiba-tiba ada yang datang tanpa ketuk pintu, sontak membuat Valeria terjatuh sangking terkejutnya, pelakunya hanya cengengesan
     "Kak Dika!" Valeria berteriak pasalnya jantung Valeria berdetak kencang karena terkejut
     "Maaf, lagian kamu sudah jam segini belum tidur" ucap Dika yang cengengesan sambil duduk ditepi ranjang Valeria
     "Aku ada tugas, tapi tugasnya banyak kakak bisa bantu aku gak?" Tanya Valeria sambil memperlihatkan tugasnya yang bagi Valeria sangat susah
   Dika yang belum tertidur langsung membantu Valeria mengerjakan tugasnya, bahkan Dika juga mengajarkan tugas Valeria sampai Valeria paham
   Setelah selesai mengerjakan tugasnya akhirnya Valeria bisa merebahkan tubuhnya di ranjangnya Dika yang disampingnya juga turut merebahkan tubuhnya, sekarang sudah jam setengah dua belas
     "Capek kak?" Ucap Valeria menoleh ke Dika yang terlihat lelah, Dika mengangguk pelan sambil menatap atas
     "Maaf ya kak, aku sudah bikin kakak capek" ucap Valeria menatap tugasnya yang sudah selesai, Dika hanya mengatakan tidak apa-apa setelah itu Dika pergi meninggalkan kamar Valeria. Valeria berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci tangan dan kakinya tidak lupa menggosok giginya sebelum tidur

                                    ***
Di mimpi Valeria:
   Saat Valeria sedang berjalan entah menuju ke mana, dirinya kebingungan dan sedikit takut. Setelah beberapa menit Dirinya berjalan, Valeria menemukan cahaya terang tanpa lama-lama Valeria langsung masuk ke dalam cahaya tersebut, Valeria terpukau dengan tempatnya banyak Bunya yang mekar dan banyak pohon yang membuat udara itu sejuk tidak lupa dengan burung-burung yang berterbangan bersama pasangannya
   Saat sedang menikmati keindahan tempat tersebut tiba-tiba pandangan Valeria tertuju kepada dua orang yang terhalang kabut yang sedikit menutupi wajahnya, orang itu seperti menatap ke arahnya sambil tersenyum, tapi saat Valeria berteriak menanyakan namanya, orang itu hanya diam sambil menyuruh Valeria ke arah orang itu, Valeria berjalan menuju orang itu dan tiba-tiba saat orang itu ingin berbalik Valeria berlari ke arah orang itu Valeria tau bahwa mereka orang tuanya, lalu Valeria memeluk kedua orangtuanya sambil menangis memohon agar mereka tidak pergi
   "Ibu, ayah jangan pergi" ucap lirih Valeria menangis terisak pelan, kedua orang tuanya hanya tersenyum
   Lalu kedua orang tuanya melepaskan tangan Valeria yang memeluknya erat dan mengusap lembut pipi Valeria yang basah karena menangis
     "Maaf ya nak kita harus pergi, ibu janji kalau sudah saatnya ibu sama ayah bakal jemput kamu di pintu sana" ibunya menunjukkan pintu yang akan kedua orang tuanya menjemputnya
   Valeria menggeleng pelan sambil menatap wajah kedua orangtuanya, "kalian gak boleh tinggalin aku, aku gak mau ditinggal kalian, apa aku harus ikut dengan kalian?" Ucap lirih Valeria yang lemas
   Kedua orang tuanya menggeleng lalu mengusap lembut kepala Valeria, "jangan, bukannya kamu pernah kalau Valencia masih membutuhkan kamu yang menjadi senderannya dan menjadi seorang kakak yang bisa di andalkan?" Ucap ayahnya yang mengusap air mata Valeria yang mengalir deras
     "Tapi, aku harus bertahan dirumah itu?" Tanya Valeria yang menatap kedua orang tuanya dengan tatapan sendu
   Kedua orang tuanya hanya mengangguk sambil tersenyum lebar, lantas Valeria yang dibuat lemas sampai dirinya terduduk di aspal jalan, kedua orang tuanya yang melihat itu langsung berjongkok dan memeluk anaknya dengan penuh kasih sayang
     "Kamu anak kuat, dari kamu lahir ayah yakin kamu anak yang kuat dan bisa memberikan kebahagiaan kepada orang lain dengan caramu sendiri" ucap sang ayah sambil menyemangati anaknya, Valeria hanya tersenyum manis melihat kedua orang tuanya yang tersenyum
     "Tapi aku tidak tahan lagi dirumah, aku mau ikut dengan kalian" Valeria menunduk sambil menggigit bibir bawahnya agar menahan isaknya
     "Shh, jangan bicara seperti itu kalau sudah waktunya nanti kita jemput kamu kok" ucap ibunya sambil memegang pundak Valeria yang bergetar
   Saat Valeria sedang menatap kedua orang tuanya tiba-tiba dari samping terdapat cahaya yang begitu bersinar, dan kedua orang tuanya saling menoleh ke arah Valeria dan buru-buru menyuruh Valeria untuk masuk ke cahaya itu, Valeria sempat menolak tapi karena paksaan alhasil Valeria tetap masuk ke cahaya tersebut tapi sebelum masuk Valeria sempat mencium pipi kedua orang tuanya sambil tersenyum manis.
     "Huhh" ucap Valeria yang sesak nafas dan kembali menangis, "aku mau ikut kalian.." ucap lirihnya

   Sekarang jam setengah enam Valeria menunggu yang lain siap-siap, sambil menunggu mereka Valeria membuat sarapan untuk semuanya, dirinya sangat lihai dalam hal memasak dia memakai celemek itu yang membuatnya terlihat sangat cantik dengan rambut panjangnya yang tergerai dan tatapan seriusnya yang membuat terlihat sangat memukau.
   Saat sudah selesai Valeria langsung menyajikannya di meja makan, sontak mengundang perhatian yang lain tanpa harus menghitung beberapa menit Geraviel dan antek-anteknya langsung datang, mereka seperti anak kucing yang melihat makanannya Valeria yang melihat itu hanya terkekeh geli
     "Woahh, makanannya enak banget!" Ucap Geraviel yang mengacungkan jempol nya ke arah Valeria yang sedang makan masakannya, Valeria hanya tersenyum kecil
     "Gak main-main woy masakannya enak bener!" Kata William yang memakan masakan Valeria
   Valeria yang mendapatkan pujian itu hanya terkekeh pelan lalu setelah sudah makan mereka membersihkan piring masing-masing, Valeria yang duluan selesai langsung pergi meninggalkan yang lain, Geraviel dan antek-anteknya langsung memandang Valeria yang mulai berubah menjadi pendiam

     "Hai guys" ucap Valeria yang menyapa kedua sahabatnya, kedua sahabatnya hanya meresponnya dengan tersenyum manis dan mereka langsung masuk ke dalam kelasnya

                          To be continued
Mianhae!! Cerita cuma dikit:((, aku mohon vote akuu:) jangan lupa lihat eps yang lainnya:)

  

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAPUH..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang