Apa aku akan merahasiakan ini? Dari kalian..

12 3 0
                                    

   Malamnya Valeria berusaha untuk tetap tersenyum tapi kalau dilihat-lihat dirinya sudah terlalu rapuh, tapi Valeria harus menutupi semua masalah yang dia hadapi
   Sebenarnya Valeria bukan anak kandung dari keluarga Agatha melainkan anak dari keluarga Felix, Valeria tau bahwa kedua orang tuanya sudah meninggal atas kelakuan keluarga Agatha

Flasback dua bulan yang lalu:
   Valeria berlari menuju Alice yang kebetulan masuk ke dalam kamar tapi sayangnya kamar itu tidak tertutup dengan rapat jadi Valeria bisa mendengar semuanya
     "Bagaimana ini keluarga Felix mencari Valeria yang hilang lagi" frustasi Joshua yang mendengar kabar bahwa orang tuanya Valeria sedang mencari Valeria yang hilang alias diculik oleh mereka berdua
   Mereka berdua musuh dari keluarga Valeria saat Valeria baru lahir dirinya  diculik oleh mereka, lalu dibawa kerumahnya dan menjadikannya sebagai anaknya, keluarga Felix dan keluarga Agatha bermusuhan karena perusahaan yang saling bersaing tapi sayangnya perusahaan keluarga Felix sedang naik daun dan itu yang membuat keluarga Agatha menjadi musuh dan memutuskan untuk menculik Valeria
     "Aku juga gak tau sayang" ucap Alice
     "Apa kita harus membunuhnya?" Kata yang dilontarkan oleh Joshua membuat hati Valeria diserang sesak
     "Ide bagus, nanti malam kita bunuh aja" ucap Alice yang tersenyum miring
   Tanpa berpikir panjang Valeria langsung masuk kekamarnya dan mengunci pintunya sambil menangis histeris
Flasback off

   Valeria berjalan menuju laci dan mengambil sebuah cutter dan perlahan membuka cutter yang cukup panjang lalu menggores kulit lengannya dengan cutter yang dia punya semakin dia memperdalam semakin besar rasa kecewanya kepada keluarga Agatha
   Tapi Valeria mempunyai banyak kesadaran dia tidak akan menggoreskan nadinya, dirinya menangis sejadi-jadinya tanpa memperdulikan orang yang mendengar suara itu, pintu sudah terkunci jadi dia bisa bebas melakukan apa yang ingin dia buat
     "Tok!Tok!Tok" ketukan pintu yang brutal membuat Valeria tersentak sedikit kaget lalu dengan cepat dia membasuh lengannya dengan air panas lalu ditutupi dengan jaket yang dia pakai
     "Apa?" Teriak Valeria dari dalam
     "Kamu gapapa kan Valeria?!" Teriaknya dari luar sambil mengetuk pintu
     "Aku gapapa kok kak Farel!" teriak Valeria
     "Tapi tadi ada suara jeritan?" Tanya Farel
     "Tadi ada kecoa doang" alasan Valeria
     "Beneran nih gapapa?" Tanya lagi
     "Iya kakak!"
   Lalu keadaan kembali sunyi Farel sudah pergi dari kamar Valeria, andai mereka tau Valeria sedang tidak baik-baik saja, andai mereka juga tau bagaimana perasaan Valeria yang hancur, entah kapan semua akan terungkap jelas Valeria menunggu semua dirinya memang sangat ingin terungkap tapi dia tidak mempunyai bukti kuat
   Setelah merasakan sakit di kepala dirinya langsung pergi menuju kamar mandi dan menyalakan shower dengan air yang panas dan mengenai luka sayatan yang berada di lengannya, rasanya memang sakit tapi tak sebanding dengan rasa kecewa dan sakit yang dia hadapi
     "Kalian baik-baik saja kan?"

                                     ***

   Besoknya Valeria langsung pergi ke sekolah padahal sekarang baru jam setengah enam pagi entah kenapa dia ingin pergi ke sekolah pagi tapi yang penting dia sementara bisa bebas dari Laura dan Laudra. Valeria berjalan-jalan di sekitar sekolah dia berjalan selama setengah jam, dan sekarang sekolah sudah mulai ramai
   Valeria berjalan menuju kelasnya lalu tidak sengaja dia menabrak seorang yang membuat Valeria terjatuh, laki-laki itu mengulurkan tangannya untuk membantu Valeria
     "Makasih ya" Valeria membersihkan seragamnya dan menatap laki-laki itu, laki-laki itu tersenyum, merasa tidak asing Valeria langsung mengingat kalau dia orang yang menolong Valencia
     "Kamu bukannya yang menolong adik ku?" Tanya Valeria, sementara Marsel hanya mengangguk pelan lalu Valeria menatap teman-teman Marsel dibelakang, mereka yang paham langsung mengenalkan dirinya sendiri
     "Nama aku Marsel" kata Marsel sambil tersenyum
     "Mereka namanya Jaiden dan Steven" ucap Marsel sambil menunjuk teman-temannya, Valeria yang melihat itu hanya tersenyum kecil
     "Namaku Valeria" ucap Valeria yang tersenyum tipis tapi kalau dilihat orang lain senyuman itu sangat manis, bahkan mereka bertiga menyukai senyuman Valeria
     "Nama yang cantik kalau gitu kita pergi dulu kekelas" ucap Steven sambil tersenyum
     "Iya aku juga mau kekelas" ucap Valeria
     "Bareng aja lagipula kelas kita sebelahan" ucap Jaiden melangkah menuju kelasnya, Valeria juga ikut karena memang benar kelas mereka sebelahan
     "Yaudah aku masuk dulu ya" Valeria melambaikan tangannya ke arah mereka bertiga, mereka hanya tersenyum dan Valeria masuk ke kelasnya, begitu pula dengan mereka bertiga yang langsung pergi ke kelasnya
     "Valeria!" Panggil Florencia yang berlari menuju Valeria
     "Apa?" Valeria sibuk membereskan buku-bukunya
     "Kangen tau sama kamu" ucap Florencia yang tiba-tiba memeluknya dan Valeria hanya menghela nafas berat
   Saat guru sedang menerangkan Valeria hanya melamun tentang keluarga kandungnya yang sekarang mulai menghantui pikirannya, dirinya mulai merasa terusik tentang keluarga Felix sekarang Valeria sedang menyelidiki keluarga Felix
   Saat sedang melamun dia dikejutkan dengan bel yang berbunyi nyaring, dia melamun dengan waktu yang cukup lama sampai bel istirahat berbunyi. Valeria langsung merapikan mejanya dan langsung menggenggam tangan kedua sahabatnya, mereka menuju rooftop sekolah mereka membawa bekal tapi Valeria sedari tadi tidak ada nafsu makan walau sudah dibilangin sahabatnya tapi Valeria tidak memakannya sedikit pun
   Valeria hanya menatap awan yang bagi dia terlihat sangat cantik dia pun tersenyum manis tapi tiba-tiba Valeria merasakan sakit di perutnya dia rasa Maag nya kambuh karena tidak makan dari pagi buru-buru dia berusaha untuk terlihat baik-baik saja, tapi sayangnya dia terlihat sangat sakit sampai sahabatnya membantu Valeria untuk ke UKS
     "Kamu kenapa?" Tanya Florencia yang khawatir dengan kesehatan Valeria tapi Valeria menggeleng dan tidak berbicara sepatah katapun dia hanya menatap sahabatnya dengan tatapan sendunya, jelas sahabatnya dibuat bingung apa dia punya masalah? Itulah yang mereka pikirkan
   tapi pandangan mereka tertuju pada lengan Valeria yang penuh luka sayatan karena lengan seragamnya sedikit dilipat mereka tau ini perbuatan dia sendiri akhirnya mereka menghela nafas panjang sebelum menanyakan hal itu
     "Sakit?" Tanya Abigail sambil mengusap lengan yang penuh luka sayatan, masih tetap sama Valeria hanya menggeleng tanpa mengatakan apapun
     "Kalau ada masalah harusnya berdoa biar dikasih jalan yang benar bukan malah melukai dirimu sendiri" ucap Florencia sambil tersenyum manis memegang pipi Valeria, dan Valeria hanya mengangguk paham sambil tersenyum manis kearah kedua sahabatnya
     "Nah gitu dong" ucap Abigail yang tersenyum dan mengusap kepala Valeria
     "Tapi kalian jangan kasih tau ke Valencia atau bang Geraviel ya" ucap lirih Valeria, kedua sahabatnya hanya mengangguk

                                     ***

   Pulangnya Valeria, Valencia dan kedua sahabatnya pergi ke tempat yang sering mereka datangi yaitu taman yang mempunyai rumah pohon yang bagi mereka sangat luas dan besar, mereka yang sudah sampai ditaman itu tersenyum kecil mengingat kejadian dulu yang membuat mereka tersenyum manis
     "Dulu Valencia gak bisa naik rumah pohon ini karena takut tapi sekarang sudah sudah berani" ucap Abigail yang menaiki tangga menuju rumah pohon
     "Gak kerasa ya sudah tujuh tahun aja kita sama-sama" kata Valencia sambil ikut menaiki tangga dan menyusul Abigail yang sudah sampai di sana
     "Iya semoga kita bisa terus bersama sampai akhir hayat kita" ucap Florencia yang juga menaiki tangga dan menyusul mereka berdua begitu juga dengan Valeria yang tersenyum kecil sambil menatap sahabat dan adiknya yang bahagia
     "Burungnya cantik banget" Valencia terpukau saat melihat burung kakatua kuning yang terlihat indah Valeria yang melihat itu hanya tersenyum melihat adiknya yang tersenyum indah di bibirnya
     "Kakak itu bukannya orang yang mencoba buat nolongin aku waktu itu" kata Valencia sambil menunjuk ke arah Marsel, Jaiden, dan Steven yang tengah berjalan tidak jauh dari rumah pohon
     "Iya kamu mau ketemu sama mereka?" Tanya Valeria yang menatap adiknya, Valencia mengangguk pelan sontak membuat jiwa jahil Valeria keluar dia menatap adiknya Dengan tatapan menyelidik
     "Kamu suka ya sama dia?" Tanya Valeria yang jahilnya bukan main lantas membuat tangan Valencia melayang ke pundak Valeria, Valeria hanya tertawa
     "Marsel, Jaiden, Steven naik sini!!" Teriak Valeria yang sontak membuat Valencia, Abigail dan Florencia melongo pasalnya di taman itu lumayan ramai. Mereka bertiga yang merasa terpanggil langsung menoleh ke arah rumah pohon yang terdapat Valeria sedangkan yang lain hanya menyumpat sambil menahan rasa malunya
     "Apa?" Mereka menaiki tangga sambil tersenyum kecil ketika melihat orang-orang di taman itu melihat kejadian itu
     "Gapapa cuma pengen main aja sama kalian, kenalin dia adikku yang bernama Valencia dan mereka Abigail sama Florencia" Valeria memperkenalkan masing-masing ke mereka
     "Aku Marsel dia Jaiden dan Steven" Marsel pun memperkenalkan dirinya dan teman-temannya
   Valeria hanya tersenyum melihat mereka yang sudah akrab dan saling bertukar senyuman dia rasa dirinya ikut merasakan senang yang dirasakan oleh mereka

                         To be continued

RAPUH..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang