part 4

1.6K 255 40
                                    

Jennie keluar dari kamar Lisa dengan wajah sendunya. Ia tak tega jika harus melihat Lisa menangis tersedu-sedu, tanpa bisa menghentikan atau memberikan bahu nya sebagai sandaran adiknya, hal yang biasanya selalu dia lakukan ketika Lisa menangis merindukan kedua orangtua mereka yang sudah lama tiada.

"Maafkan aku omma, aku gagal.. gagal menjadi kakak yang baik untuk Lisa. Bahkan kini aku merasa menjadi kakak yang paling buruk karena telah Membuat Lisa menangis karena ulah ku"

Jennie berjalan menuruni tangga. Saat akan menginjakkan kakinya di pijakan terakhir, Sayup-sayup dia mendengar suara televisi dari ruang keluarga.

"Siapa yang masih bangun jam segini?" Batin Jennie. Karena penasaran, ia melangkahkan kakinya menuju ruangan itu.

"Jisoo unnie?" Batin Jennie menatap lurus ke depan.

Disana, jisoo tengah duduk di sofa panjang yang ada di ruangan itu. Matanya menatap kosong televisi yang menyala menampilkan suatu film.

"Unnie sedang apa disini?, Kenapa unnie belum tidur?" Jennie berusaha mengajak bicara jisoo sembari mendudukkan pantatnya di sebelah jisoo. Lalu tatapannya beralih pada layar televisi.

Deg

Film itu.
Film yang sedang jisoo tonton, adalah film kesukaan mereka berdua. Biasanya, mereka  selalu menonton film itu  Ketika hari natal karena film itu selalu di tayangkan hanya di hari natal dan menjelang tahun baru. Namun sekarang? Film yang berjudul 'home Alone' itu sedang di tonton oleh jisoo.

"Aku sampai membeli kaset film ini Jendeuki, agar kita bisa menontonnya setiap waktu tanpa harus menunggu hari natal atau tahun baru" Jennie menoleh ketika mendengar gumaman jisoo yang begitu lirih. Hatinya menjadi sangat sakit mendengar ucapan unnie kesayangannya.

"Kita tak harus bertengkar memperebutkan remote lagi dengan yerii atau Lisa. Kita bebas menontonnya kapan saja"

Mata jisoo memerah ketika mengingat kenangan itu. Kenangan paling indah  menurutnya. Kenangan Dimana mereka memperebutkan remote tv untuk menonton film yang mereka suka, padahal tv di mansion mereka yang luas itu tidak hanya satu.

"Kau tau aku harus bayar berapa agar mendapatkan kaset film ini?. 200jt Jen, aku membeli secara legal!, Aku membelinya ke produsernya langsung dan melarangnya untuk tidak menyangka film ini lagi di televisi. Ini demi kau, tapi kau malah tak menontonnya dan malah asik tertidur"Gumam jisoo lagi yang tambah membuat Jennie merasa bersalah.

"Maafkan aku unnie"

"Apa aku salah merasakan kalau aku merasa kau ada di samping ku?" Gumam jisoo. Jennie menoleh cepat.

"Unnie merasakannya?!. Aku memang ada di sampingmu unnie!, Apa unnie melihat ku? Kau mendengar aku berbicara unnie?"

"Sepertinya aku sudah gila Jen berpikir kalau kau ada di sampingku" gumam jisoo lagi membuat senyum Jennie luntur seketika.

"Aku memang ada di samping mu unnie!, Kau tidak Gila. Aku memang ada di sampingmu!"

"Tapi aku benar-benar berharap  kau ada di sampingku"Jisoo tersenyum kecut.

"Aku memang ada di sini unnie, di sampingmu" lirih Jennie sendu. Daripada harus terus melihat jisoo bersedih lebih baik dia pergi mengunjungi saudaranya yang lain.

********


"Kau harus mengambil keputusan Seul, Jennie sudah terlalu lama koma dan bergantung pada alat itu. Kondisinya juga tidak pernah ada kemajuan, jadi aku  sarankan padamu untuk mencabut semua alat yang ada di tubuhnya. Ikhlaskan dia"

percakapannya dengan krystal terus menghantui pikirannya Hingga dia tak bisa tertidur malam ini.

"Pliss enyah lah dari pikiranku. Izinkan aku istirahat malam ini, besok akan ku pikirkan jalan keluarnya" gumam seulgi. Ia berusaha mengalihkan pemikirannya dan berhayal hal-hal yang menyenangkan, berharap bisa melupakan sejenak masalah tadi siang dan bisa segera tidur. Namun sayangnya tidak berhasil, percakapan itu terus terngiang-ngiang di dalam pikirannya. Alam sadarnya dan alam bawa sadarnya saling bertentangan membuatnya tidur dalam kegelisahan.

ghost momyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang