Hari pertama sekolah ternyata tak berjalan sesuai harapan. Tadi, setelah jiho keluar kelas, tiba-tiba ada Seorang siswi yang mendatangi nya dan mengajaknya berkenalan. Awalnya Chaeyoung begitu antusias ketika akan mendapatkan teman baru. namun, keantusiasan itu tak bertahan lama ketika calon teman nya bertanya 'kemana momy nya, mengapa momy nya tak menemani Chaeyoung sekolah?'. dan saat dia menjawab dia tak mempunyai momy, Calon Teman yang mengajaknya berkenalan itu langsung meledeknya membuat teman kelasnya yang lain ikut meledek .
"Hiksss~ chaeng juga mau punya momy" menangis di tempat sepi yang hanya bisa rose lakukan., dia tak cukup berani melawan teman-temannya, Atau sekedar membela diri., Tapi untuk apa membela diri, jika nyatanya yang di ucapkan teman-temannya adalah kebenaran kalau dia memang tak memiliki momy. Rose juga mengakui akan hal itu.
"Rosie?" Suara lembut seseorang terdengar di gendang telinga Chaeyoung. Ia menggerakkan kepalanya,menoleh kesana kemari mencari keberadaan asal suara itu.
"Aunty?" Senyumnya merekah ketika melihat sosok Jennie muncul dari balik pohon. Jennie berjalan kearahnya. Dengan cepat Chaeyoung menghapus air matanya.
" aunty disini?" Ketika Jennie telah berdiri dihadapannya, Chaeyoung langsung memeluknya. Menenggelamkan wajahnya di perut rata Jennie.
" Kenapa hmm?" Jennie berlutut, mensejajarkan tingginya dengan Chaeyoung yang duduk di kursi taman, lalu membalas pelukan Chaeyoung.
"Heum~" Chaeyoung memejamkan matanya. menghirup dalam-dalam wangi tubuh Jennie yang menenangkan. Bau bunga mawar.
" Hei~"
" Badan aunty kenapa dingin banget?, Sekarang kan musim panas bukan musim salju" Tanya Chaeyoung polos. Jennie tersenyum kecil.
"Hmm kenapa ya? aunty juga nggak tau" ucap Jennie. Perlahan Rose melepaskan pelukannya, lalu tangan mungilnya menangkup pipi Jennie.
"Biar ochie angetin ya?" Rose menggosok-gosokan tangannya lalu menempelkan nya di pipi mandu Jennie. Berulang kali rose melakukan semua itu, berharap bisa menghangatkan tubuh Jennie. Jennie tersenyum kecil mendapati perlakuan manis dari rose.
"Ihh kok masih dingin ajah?, Kata aunty Joy kalau ochie kedinginan ochie gosok-gosokin ajah tangan ochie sendiri kaya tadi terus di tempelin ke pipi biar ga dingin lagi. Tapi pipi aunty masih dingin tuh, berarti aunty Joy bohongin ochie dong?. Ihh nyeseblin!"
"Hahaha" Jennie tertawa kecil mendengar ocehan dan wajah cemberut rose.
"Aunty kenapa ketawa?" Tanya rose heran. Jennie menghentikan tawanya, dan tersenyum manis.
"Nggak papa. Oh iya, kenapa kamu nggak masuk kelas?, Sekarang udah bell masuk loh" ucap Jennie. mendadak raut wajah rose berubah menjadi murung.
"Aku nggak mau masuk kelas, aku mau pulang ajah!"
"Kenapa sayang?, apa Ada yang nakalin kamu?" Rose mengangguk kecil sebagai jawaban.
"Mereka semua nakal. Mereka meledekku karena tidak memiliki mommy. Bahkan Mereka menjauhiku, katanya mereka takut deket-deket aku, karena takut ketularan nggak punya mommy. Emang kalau aku nggak punya mommy dan ada yang deketin aku mereka jadi ketularan nggak punya momy, aunty?"
Jennie terdiam dengan mata berkaca-kaca dan tangan mengepal menahan emosi. Hati nya begitu sakit ketika mendengar ucapan anaknya. Ingin rasanya dia memarahi semua anak-anak yang berbicara seperti itu pada rose, namun dia tak bisa. bukan berarti dia tak berani tapi dia yang tak terlihat?.
"Aunty, aku juga mau kaya teman-teman yang lain. Aku mau punya momy dan Dady" ucap rose lemah. Dia menundukkan kepalanya saat Mata nya mulai memproduksi cairan. menggigit bibir bawah nya, berusaha menahan isakannya. Jennie yang melihat itu segera membawa rose kedalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ghost momy
FanficJika aku boleh memilih. Aku akan memilih untuk tidak lahir daripada harus membuat momy tidur lama.