Masih pada hari yang sama, Tahun 1983.
.
.
.
(Male Name) masih menutup mata saudari kembarnya agar tidak melihat kejadian didepan lalu ia bersama orang tua mereka menyeret (Name) untuk keluar dari restoran tersebut, suara sirine ambulans dapat terdengar jelas dan para petugas sepertinya langsung bergegas mengurus Evan sedangkan pelaku dalam kejadian itu adalah kakak Evan sendiri yaitu Michael Afton bersama teman-temannya. Namun sepertinya Michael juga tidak akan pernah menduga kalau tragedi mengerikan justru terjadi saat ia sedang menjahili adiknya kini ia tampak seperti orang yang kebingungan kemudian tak lama ayah mereka William Afton juga datang dan segera ikut masuk kedalam mobil ambulans untuk mengantar Evan yang terluka pergi kerumah sakit."(Name) tenangkan dirimu." (Male Name) melepaskan tangannya dan membiarkan saudarinya untuk kembali melihat keadaan sekitar tapi sepertinya (Male Name) juga cukup terkejut ia kira (Name) akan kembali menangis ternyata gadis kecil itu malah terdiam dengan tatapan kosong namun saat seorang anak kecil lain lewat didepannya sembari membawa sebuah boneka yang merupakan salah satu bagian dari Merchandise Fazbear's Family Dinner ia langsung terjatuh dan terduduk sambil menutupi kedua telinga serta sedikit menjambak surai Salmon peach miliknya dengan ekspresi ketakutan setengah mati, "Tidak! Tidak! Tidak!" Apa yang kalian duga memanglah benar (Name) langsung mengalami trauma saat melihat hal apa pun yang berkaitan dengan Animatronik.
"Ayah! Ibu!" (Male Name) berseru memanggil orang tua mereka sembari terus berusaha untuk menenangkan saudarinya dalam dekapan berharap ia segera diam dan tidak lagi memberontak, "(Name)!" Akhirnya mereka memutuskan agar pulang kembali kerumah dari pada terus berada diarea sekitar restoran yang akan membuat ketakutan (Name) semakin menjadi-jadi. Pada perjalanan pulang si kembar perempuan itu terlelap dengan menggunakan bahu saudaranya sebagai sandaran mungkin karena sudah lelah karena menangis dan terus berteriak ketakutan tadi. "Don't worry sissy im here..." (Male Name) mengelus surai saudarinya pelan agar memberikan rasa nyaman serta tenang sedangkan orang tua mereka yang melihat melalui kaca tampak mengulas senyum lembut dan tidak merasa khawatir lagi.
Setelah sampai dirumah (Male Name) membawa (Name) yang tertidur ke dalam kamarnya dan membiarkan dia beristirahat untuk hari ini tetapi sebelum itu (Male Name) mengemasi semua Merchandise Animatronik agar saat bangun saudarinya tidak ketakutan, ia berinisiatif membawa semua Merchandise tersebut kedalam gudang yang tidak akan pernah disentuh oleh (Name) karena gadis kecil itu telah dilarang memasuki gudang sebab pernah tak sengaja membakarnya sekali saat bermain api dengan teman-temannya. Beberapa jam telah berlalu bahkan jam gadang disana sempat berbunyi sekali walau tidak cukup lama saat itu (Name) langsung terbangun sambil memegangi kepalanya yang sedikit pusing mungkin karena efek terlalu lama tidur.
(Name) menghela nafas lelah kemudian segera beranjak dari kasurnya dan berjalan pelan menuruni tangga ia menoleh kearah kanan serta kiri namun sepertinya tidak ada seorang pun disana, (Name) menuju pintu dan hendak membukanya tapi malah terkunci dari luar sekali lagi gadis kecil itu menghela nafas ia kembali masuk kedalam kamarnya namun tidak berselang lama ia sudah keluar lagi dengan mengenakan pakaian baru mungkin gadis tersebut baru saja selesai mandi dan mengganti pakaiannya. Gadis bersurai Salmon peach itu mengambil sepatunya dari dalam rak kemudian memakainya lalu membuka jendela dan keluar rumah lewat jendela memang terkesan sembrono tapi mau bagaimana lagi kalau sudah terkunci, ia meraih sebuah telepon genggam dari saku hoodie yang dikenakannya lalu menekan salah satu nomor dari tiga daftar kontaknya.
"Halo ini (Name), sedang ada dimana?"
"Ahh kamu sudah bangun? Aku ada dirumah sakit bersama dengan Ayah dan ibu, apakah ada masalah?"
"Tidak sama sekali, sampai jumpa."
"Ehh tunggu jangan bilang kalau--"
Sambungan telepon langsung ditutup oleh (Name) tanpa menghiraukan saudaranya yang mungkin akan menebak isi fikirannya saat ini, ia menatap kearah jalan kemudian kembali menghela nafas dan mulai berlari sekuat tenaga agar bisa sampai dirumah sakit. (Name) terus berlari dalam waktu cukup lama hingga akhirnya dia sampai didepan gerbang sebuah rumah sakit lalu segera masuk dan mengatakan pada petugas resepsionis kalau ia ingin menjenguk seorang anak bernama Evan Afton dengan nafas yang masih belum beraturan karena masih merasa lelah setelah berlari. "Baiklah dia ada dikamar nomor 23 lantai 4, apa kamu mau minum terlebih dahulu?" Petugas resepsionis tersebut memberikan sebuah botol berisi air mineral pada (Name) saat melihat anak itu sudah sangat kelelahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FNAF : Nightmare Terror
Fanfic(Name) dan (Male Name) tidak akan pernah mengira kalau kebiasaan mereka yang selalu menyempatkan diri untuk pergi ke sebuah restoran pizza langganan dari Fazbear Entertaiment sejak masih kecil hingga sekarang akan mengubah hidup mereka untuk selama...