⚠️WARNING⚠️
Cerita ini 100% murni dari pikiranku.
Dilarang melakukan hal-hal yang berkaitan dengan plagiat!Aku dengan tegas bilang,
"Dilarang meng- copy atau memplagiat cerita ini!"
Hargai penulis yang sudah susah payah untuk membuat sebuah cerita.
Terimakasih.
• Selamat Membaca •
•••
Kini sudah memasuki jam ketiga pelajaran sejarah. Pak Samsul membagi kelompok untuk membahas bab pelajaran kali ini. Mereka di minta mencari materi kemudian mempresentasikannya.
Tentu saja sebelum pembagian kelompok terjadi kericuhan oleh murid kelas yang ingin satu kelompok dengan murid yang pintar. Pak Samsul pun turun tangan membagi kelompok agar tak ada yang ribut lagi.
Pembagian kelompok yang di lakukan Pak Samsul tentu mendapat pro-kontra. Ada yang tidak setuju dan ada juga yang senang dengan kelompoknya.
Mereka sudah duduk dengan kelompok masing-masing membentuk lingkaran.
"Cemberut bae lo, Ger. Ntar monyong tuh bibir." Celetuk Vazo yang duduk di sebelahnya.
"Gue kan mau sekolompok sama yayang Gina. Pak Sam ngeselin banget." Jawab Geri dengan suara di buat manja menatap lurus pada Gina yang duduk di kelompok depan.
Ebi yang juga sekelompok dengan Geri menatap jijik laki-laki itu. "Dih geli banget, Ger. Ya Tuhan kenapa gue harus sekolompok sama manusia kayak gini sih."
"Terima nasib, Bi. Coba nih gue sekolompok sama Tia, rejeki anak soleh." Sahut Fajar begitu senang bisa sekelompok dengan juara dua kelas.
"Nasib baik buat lo tapi buruk buat Tia." Kata Galih menyahut. "Laporin aja Ya kalo dia numpang nama doang."
Mendengar namanya disebut-sebut, Tia mendongak menatap Fajar yang cengengesan ditempatnya. Tia memilih tak menghiraukannya. Sudah hapal betul dengan tabiat lelaki satu itu.
"Gue yang sekelompok sama Farhan aja gak sombong. Diem kan lo pada." Raya menyahut dari tempatnya sambil tersenyum meledek.
Fajar melempar kepalan kertas yang tepat mengenai kepala Raya. "Semenjak deket sama Hesa lo jadi ngeselin ya, Ray?!"
"Wah, ngajak ribut lo!" Kata Raya mengambil kertas lemparan tadi menambahnya dengan kertas baru yang di sobek dari buku Galih, lalu melemparkannya ke Fajar.
Keberuntungan tak berpihak pada Raya karena Fajar berhasil menghindari lemparannya.
"Fajar! Sini lo!"
Raya hampir saja akan mendatangi Fajar kalau saja Galih tidak menahannya. Di tempatnya Fajar menjulurkan lidah semakin memancing kemarahan Raya.
"Kalian bisa diem gak? Berisik banget." Fani yang tadi diam saja akhirnya buka suara.
"Kayak ada yang ngomong tapi siapa,ya? Denger gak, Jar?" Kata Geri menggoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M FINE (Class Zone)
Roman pour Adolescents#CLASS ZONE SERIES 2 I'M FINE Kejadian masa lalu yang pernah di alaminya membuat Mutia Anggita selalu di hantui rasa ketakutan. Bayang-bayang kejadian itu tak pernah lepas dan selalu mengganggu pikirannya. Hal itu lah yang membuat Tia menjadi sosok...