-We Don't Talk About Bruno-

460 61 57
                                    

Mirabel pov^

Hari ini adalah hari dimana aku dan Vanelá akan masuk ke kamar Tío Bruno. Aku gugup tetapi juga  bersemangat.

Kuharap kami bisa menemukan sesuatu yang sangat penting di situ.

Aku berjalan ke arah kamar Vanelá dan mengetuknya.

"sebentar!" ucap Vanelá di dalam daan kemudian pintu kamar nya pun terbuka.

"ayo kita pergi" ucapnya

Aku mengangguk.

Kami berjalan dan kemudian menemukan Abuela Alma dan Isabella berjalan ke depan. Kami dengan sigap bersembunyi dibalik pot tanaman yang ukurannya besar.

"pasangan yang sempurna" ucap Abuela

"sangat sempurna" timpal Isabella

"sempurna untuk Encanto" ucap Abuela

Mereka pun berjalan menjauh dan kami dengan was-was masuk ke kamar Tío Bruno.

Saat masuk, kami menemukan pasir yang turun dengan deras. Aku meraih pasir itu dan kemudian berucap.

"Casita, can you turn off...The sand?"
Tanya ku.

Kemudian, Casita bergemuruh.

Kami berdua saling berpandangan.

"Casita tidak bisaa membantu di sini?" heran Vanelá.

Kemudian, Casita kembali bergemurub menandakan tak bisa.

Aku menghela nafas yakin.

"huh, demi sihir" ucapku

"dan mungkin untuk ku" ucapku dan berjalan dengan yakin ke depan.

Dan, aku terjatuh ke bawah. Dan untungnya aku baik-baik saja.

"MIRABEL, KAU BAIK-BAIK SAJA!?" tanya Vanelá khawatir

Aku menjawab

"AKU BAIK-BAIK SAJA"

Kemudian dia turun dengan perlahan, karena dia bisa terbang.

Aku kemudian melihat ke atas.

Sangat banyak tangga.
Batin ku.

"sangat banyak tangga" ucap Vanelá

Aku mengangukkan kepala.

"kurasa kita  tak sendirian" ucap ku

Aku melihat burung Tukan yang berdiri di atas balok kayu.

"ya, kurasa" ucap Vanelá

Kemudian, burung itu terbang ke atas.

Ekspresi ku berubah.

"ya, kita hanya berdua" ucap ku

Aku pun memikirkan bagaimana kami sampai di atas dengan cepat.

Kemudian, Vanelá membuka suara.

"ayo terbang" usul Vanelá

"baiklah" ucapku

Dia memegang tangan ku dan kemudian kami melayang.

Sejujurnya aku takut.

"kuharap  kau tidak takut Mira" ucap Vanelá

Aku mengernyit.

"kena-" ucapan ku terpotong karena kami tiba-tiba terbang dengan cepat dan sampai di depan terowongan kamar Tío Bruno dengan cepat.

Aku melotot dan melepaskan genggaman tangan ku dari tangan Vanelá.

𝑴𝒂𝒈𝒊𝒄𝒂𝒍 𝑳𝒐𝒗𝒆- 𝐶𝑎𝑚𝑖𝑙𝑜 𝑀𝑎𝑑𝑟𝑖𝑔𝑎𝑙 𝑥 𝑂𝑐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang