ℙ𝕖𝕘𝕒𝕤𝕦𝕤

465 65 24
                                    

-🔓-

"Kau ingin duduk di mana, Lyly?"

Hari ini, seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, Lyra dan Sirius pergi ke piala dunia Quidditch tentunya tanpa Harry yang pergi bersama keluarga Weasley.

"Disana saja, Dad"

Tempat yang Lyra tunjuk adalah tempat yang paling bagus untuk menonton pertandingan Quidditch ini. Lyra berjalan bersama Sirius menaiki beberapa tangga hingga sampai ke tempat yang Lyra inginkan. Bukan tempat paling tinggi, tetapi mereka bisa melihat keseluruhan lapangan Quidditch dari sini.

Selama pertandingan di mulai, Lyra hanya bisa mengangguk mengiyakan ucapan Sirius. Ia tahu tentang Quidditch, tapi ia tak tahu bagaimana Quidditch di piala dunia ini dilakukan. Lyra sedikit meringis saat melihat permainan yang terllau kasar, tapi sebuah hal yang wajar bukan? Mereka sedang memperebutkan piala dunia.

"Krum! Krum!"

Beberapa pendukung Bulgarian berteriak menyemangati sang seeker kebanggaan mereka. Lyra heran mengapa mereka mengidolakan Krum? Ia botak, dan terlihat galak. Sangat bukan tipe yang Lyra sukai, Seperti Draco.

"Kau lihat Lyra, sudah kukatakan seeker Bulgarian itu sangat hebat"

Mendengar ucapan Sirius, Lyra hanya bisa merengutkan dahinya tak mengerti. Oh, ayolah. Dadnya bisa menjadi sangat fanatik rupanya. Pertandingan terus berlanjut, Lyra sempat kehilangan fokus beberapa kali. Tetapi ia mengikuti pertandingan hingga selesai.

Setelah pertandingan selesai, Lyra dan Sirius kembali ke tenda mereka. Lyra sempat meminta izin pada Sirius untuk mencari keberadaan Harry dan keluarga Weasley. Namun Sirius melarangnya, ia takut Lyra terbawa arus para pendukung fanatik. Lyra sempat ingin tertawa saat Sirius mengatakan, "Kelak kau terbawa mereka yang sangat fanatik", apa Sirius lupa sepanjang pertandingan ia terus berteriak mendukung Bulgarian, apakah itu tidak bisa dikatakan fanatik?

Tak berapa lama, terdengar suara keributan dari luar tenda. Sirius segera berlari kearah luar.

"Kau tunggu disini, Lyly"

Lyra hanya terdiam, ia sedikit shock mendengar keributan diluar tenda. Ini bukan keributan para pendukung fanatik, tidak mungkin para pendukung berteriak ketakutan bukan? Mereka seharusnya berteriak bahagia.

"Bukan para pendukung, cepatlah ambil ranselmu, Lyly. Kita harus segera pergi"

Lyra berlari kearah kamarnya di tenda dan langsung mengambil ranselnya. Lyra dan Sirius berlari keluar tenda, Sirius menggenggam erat tangan Lyra. Mereka menembus kerumunan yang saling berdesakan.

Bugh

Seseorang menabrak bahu Lyra, genggaman tangannya di tangan Sirius terlepas. Lyra terjatuh sebentar, hingga seseorang meraih tangan Lyra dan menariknya menjauh dari keramaian. Lyra tak tahu siapa yang menariknya, seseorang ini memakai jubah hitam. Tangannya dingin, dan sedikit pucat. Mereka berhenti dibalik pohon besar yang berada jauh dari area perkemahan.

"Apakah, Dad kesayanganmu itu tidak bisa menjagamu dengan benar?"

Lyra sangat familiar dengan suara ini. Suara yang biasanya selalu ia dengar bersama kata-kata umpatannya. Lyra berjalan ke hadapan seseorang yang menyelamatkannya itu. Nafas Lyra tertahan saat matanya bertemu dengan tatapan dingin dari pria di hadapannya. Draco Malfoy. Untuk apa dia menolong Lyra? Bukan kah dia sudah mengatakan bahwa dia tak akan melindungi Lyra lagi?

𝓜𝓪𝓵𝓪𝓲𝓼Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang