2. Dendam Lisa ✓

2.1K 161 6
                                    

Nyeongaan~ Double update nih
Jangan lupa vote and komen ya..

•••••

Lisa tersenyum senang sambil menatap tangannya. Ia langsung buru-buru mengambil ponsel disaku celananya. Lisa sangat tidak sabar memberi kabar bahagia ini kepada Kakaknya.

"Halo. Ini, aku," ucap Lisa sambil memainkan jarinya.

"Semuanya aman, mereka sudah mati." Lapor Lisa lewat ponsel genggam.

"Kakak tidak perlu khawatir. Mereka tak akan pernah menyerangmu seperti dulu lagi." Lisa memutar kursi menghadap pintu masuk. Lalu bangun dari duduknya. Lisa langsung mengamati sekelilingnya.

"Sudah aku bilang, aku akan membunuh siapapun yang menganggu Kakak, dan Sekarang waktunya aku membuktikan semua ucapanku," jawab Lisa lagi sambil memainkan jarinya yang ada sedikit bercak darah.

"Darah ini, aku suka Kak. Baunya sangat menggoda." Lisa mencium darah itu dengan seringai seperti vampir.

"Sebentar Kak, kau belum boleh masuk." Lisa menghentikan langkah kakinya. Ia melihat salah satu korbannya masih hidup.

Lisa mendekatkan wajahnya ke korban itu, ia mengernyit heran. Bukankah ia sudah mengeluarkan seluruh tenaganya sewaktu ingin membunuhnya?

"Kenapa kau masih hidup?" gumam Lisa heran.

"Kak, beri aku waktu. Ada salah satu mangsaku masih bernafas." Lisa mendengus kesal. Ia merasa tenaganya tadi terbuang sia-sia.

"Tidak, aku tidak perlu bantuanmu." Lisa menggelengkan kepalanya walaupun Kakaknya tidak bisa melihat itu.

"Sebentar, sedikit lagi. Aku sedang mematahkan kepalanya."

"Oke, sudah selesai."

Lisa membersihkan tangannya dengan alkohol. Lalu Lisa membuka pintu dengan hati yang puas karena berhasil membinasakan mangsanya.

"Bagaimana, Kak? Kerjaku hebat bukan?" Tanya Lisa dengan mata berbinar-binar.

Seulgi, Kakak keduanya berdiri sambil berkacak pinggang. Ia menatap kesal Lisa yang tersenyum sumringah.

"Hebat apanya, Lisa? Lo bikin gw encok tau ngak! Trus Lo nyuruh gw diluar hanya untuk menunggu Lo bunuh nyamuk? What the funny, Lisa." Sunggut seulgi.

"Serius deh semprul. kalo Kak Irene denger apa yang Lo omongin. Bisa-bisa dia mati kejang, belum lagi Wendy. Bisa-bisa dia langsung ngerukiyah Lo karna ngira Lo jadi psikopat atau kerasukan arwah."

"Hihihi, sesekali bermain seperti itu, tak ada salahnya, Kak. Aku hanya dendam dengan nyamuk-nyamuk sialan itu, dia menggigit wajahku hingga terluka."

"Terluka?"

"Iya, Kak. Lihat ini, lihat. Wajahku jadi lecet kan Kak?"

Mau dilihat bagaimanapun, seulgi tak bisa melihat tanda apa-apa diwajah adiknya itu. Bahkan tanda merah akibat gigitan saja tidak kelihatan.

"Wajah Lo masih mulus gitu. Lecet apaan dah? Lo tuh goblok atau tolol sih? Gunanya obat sekali tekan bunuh nyamuk seketika tuh buat apaan, pokpak? Kan bisa beli tuh obat di samyang mart buat ngebunuh tu nyamuk."

"No! Kepuasan adalah segalanya."

"Bodo, gw mau tidur dikamar lo. Si rose berisik misuh misuh minta sesuatu sama Wendy."

"Tapi kak, aku hebat kan udah bunuh nyamuk buat ngelindungin kakak?"

"Ya Tuhan, demi apapun Lisa. Berhenti ngomong formal. Puyeng gw semprul."

"Biar makin profesional kak, kakak mah kaku banget."

"Bodo, gw ngak jadi tidur sini. Ngak rose ngak Lo bikin gw puyeng."

Credit by siapa ini??? Nemu di pinterest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Credit by siapa ini??? Nemu di pinterest.

Seulgi, Lisa.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝗖𝗿𝗮𝘇𝘆 𝗙𝗮𝗺𝗶𝗹𝘆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang