Masih Peduli

384 50 6
                                    

Part. 5

.
.
Happy Reading
.
.

Genre : fluff/friendship

.
.

Atsumu membuka sabuk pengamannya, pemuda itu melirik Hinata. "Yakin, tidak ikut turun?"

Hinata memegang erat sabuk pengamannya, "ti-tidak..."

"Kalau begitu, kita pulang saja, bagaimana?" Tanya Atsumu sambil menoleh pada pemuda disampingnya. Dia melihat pemuda bersurai orange itu menunduk sambil memegang erat seat belt mobilnya.

Hinata balas menoleh kearah Atsumu, wajah Hinata terlihat pucat dan memelas, "ja-jangan.. aku mau Atsumu-san menjenguknya.."

Atsumu menghelanafas, "kau masih peduli padanya? Padahal dia membuangmu," ucap Atsumu kesal dan kasar di kata terakhir. "Dan yang ingin menjenguknya itu adalah kau, bukan aku," ucap Atsumu lagi tanpa menghilangkan nada kesal. Ya, pemuda keren itu memang kesal pada pemuda disisinya. Sudah putus, masih saja peduli.
Hinata tidak menjawab sama sekali. Ok, Atsumu tahu kalau kalimatnya keterlaluan. Hak Hinata kalau dia belum bisa move on.

Menyerah dengan diamnya sang partner, Atsumu kembali menghelanafas, "baiklah, aku melakukan ini bukan karena ingin menemuinya, tapi karena dirimu, Hinata-chan. Aku mewakilimu menjenguknya."

Hinata mengangguk, "ma'af.. terima kasih.."

Atsumu mengacak rambut Hinata sekilas, lalu keluar dari mobil putihnya itu. Saat ini, mereka sedang di parkiran mess Schweiden Alders. Ini karena Atsumu basa basi pada pemuda manis bersurai orange sebelum mereka kembali ke Mess MSBY. Dia bertanya pada pemuda mungil itu, apakah Hinata mau menjenguk Kageyama atau tidak, dan inilah yang terjadi. Hinata ingin menjenguk mantannya itu, tapi tidak mau turun. Alhasil, Atsumu lah yang menjadi sasaran karena rasa cemas Hinata. Memang sih, Atsumu mengenal Kageyama. Berkat pelatihan SMA dulu, tapi bukan berarti dia ingin bertemu pemuda yang punya status mantan pacar partner-nya ini.

.
.

Tok tok tok

Seorang pemuda tampan dengan rambut hitamnya melirik pintu kamarnya, "masuk." Dan, detik berikutnya dia mengernyitkan alis ketika tahu siapa yang memasuki kamar mess nya.

"Cederamu tidak terlalu serius ternyata," ucap Atsumu yang diantar Ushijima memasuki kamar Kageyama.

"Kau kesini bukan untuk memata-matai tim kami'kan?"

Atsumu duduk di ranjang yang berhadapan dengan ranjang Kageyama, "aku kesini karena seseorang," ucap Atsumu santai. Matanya melihat lutut Kageyama yang di-gips.
"Apa dia akan bisa bertanding dua minggu dari sekarang?," Atsumu melirik Kapten tim Schweiden Alders itu.

Ushijima mengangguk, "sepertinya bisa."

"Ok, tim kalian harus menang ya.. Agar bisa bertemu dengan tim ku nanti," ucap Atsumu.

"Kau kesini, apa karena Hinata?"

Atsumu menatap Kageyama, "aku kesini karena seseorang, Hinata atau bukan kau tebak saja sendiri." Atsumu menyilangkan kakinya, "terus, memang kau yakin Hinata masih peduli padamu?" Lanjut Atsumu dengan nada sombongnya.

Kageyama mengepalkan tangan, menahan emosi yang mendadak tiba begitu saja. Apa Kageyama berharap Hinata masih peduli padanya? Lalu kalau bukan Hinata, siapa seseorang yang dimaksud si kembar Atsumu itu.

.
.

Hinata memainkan jarinya, pemuda itu sudah 20 menit menunggu Atsumu dalam mobil. Sampai, dia melihat Atsumu datang dan kembali masuk ke mobil putih itu.

"Bagaimana?" Tanya Hinata penasaran tanpa basa basi.

Atsumu memakai sabuk pengamannya, "tidak serius, dia akan sembuh dalam seminggu," jawab Atsumu lalu mulai menyalakan mesin mobil.

Hinata merasa lega, "terima kasih, Atsumu-san..."

Atsumu hanya mengangguk. Hinata pun kembali bersandar pada kursi mobil tersebut. Perjalanan menuju mess kembali dilanjutkan.

.
.

Atsumu menaruh bingkisan onigiri berbagai macam rasa di meja kantin, dan membukanya.

"Wuaaaaahh.. Osamu-kun memang baik, apa dia tidak takut bangkrut setiap kau menemuinya selalu dibawakan bingkisan seperti ini??" Tanya Inunaki polos.

"Tenang saja, dia tidak akan bangkrut," jawab Atsumu lalu membuka jaketnya. "Makanlah dengan tenang, dan bagi rata, aku mau tidur lebih dulu," ucap Atsumu lalu pergi.

.
.

Hinata merebahkan badannya, matanya lurus menatap langit-langit. "Kenapa aku masih peduli padanya?" Keluh Hinata pelan lalu memiringkan badannya, menatap kasur kosong disisi kasurnya. Pemiliknya belum datang, mungkin sedang makan onigiri di kantin.

Hinata meraih HP-nya yang dia taruh di meja, membuka HP-nya dan membuka aplikasi Line. Melihat nama di kontak itu, dia men scroll daftar kontak HP-nya sampai berhenti di satu nama. Baka-Kageyama.

"Kenapa aku masih peduli padamu, baka?" Ucap Hinata pelan.

.
.

Atsumu memegang pagar besi didepannya. Matanya menatap lurus pada pemandangan didepannya. Begitu banyak cahaya-cahaya lampu bersinar. Hembusan anginpun sangat terasa di atap gedung Mess itu. Alih-alih pamit ke kamar untuk tidur, dia malah berjalan ke atap gedung ini.

"Jangan terlalu berharap..." ucapnya pelan, lalu melepas pegangannya pada pagar besi itu. Pemida itu mundur teratur dan berbalik menuju pintu yang menghubungnya ke tempat ini.

.
.

tbc

.
.
.

Maaf... Baru posting lagi.. baru update lagi. Saya sudah lahiran.. dan sang bayi sudah berusia 3 bulan.. Alhamdulillah.
Photo nya bisa dilihat di Profile hehehhehe

Maaf juga saya akan sedikit atau bahkan sangat lama dalam hal update ya..  Maaf.. Maaf..

Bagi yang baca fict ini, atau fict With Me nya.. Saya ucapkan Makasih banyak...

With Me (prequel of With Me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang