Demam

324 39 6
                                    

With Me ( prequel of With Me )
.
.
.

Genre : Friendship/Fluff
.
.

Bagian 6
.
.

Happy Reading

A/N : Bold (Flashback / Mimpi )

__ Don't like don't read __

.
.

Malam ini di Osaka hujan turun dengan deras, dan sebagian pemain MSBY sudah menarik selimut mereka. Terlelap dengan mimpi masing-masing, tapi masih juga ada yang terjaga hanya untuk bermain games, bahkan ada yang belum kembali ke Mess.

"Yes!! Yuhuuu aku menang..." ucap Bokutou yang memang sedang maen PS melawan Atsumu. Mereka bermain games sepakbola.

Atsumu merebahkan badannya dikarpet ruangan nonton TV itu, matanya tertuju pada jam dinding yang kini menunjukan jam 22.00 pm.

"Hei.. apa Omi-chan dan Hinata-chan sudah kembali??"

Bokutou yang tengah mematikan PS melirik Atsumu, "entahlah," jawab Bokutou singkat.

Atsumu yang penasaran, akhirnya mengambil HP nya yang memang berada disaku celananya. Mencari kontak dengan nama Omi-Omi.

Menekannya dan terhubung.

"Woy.. kalian masih dimana?"

"Mobilku mendadak mogok, aku di bengkel. Sebentar lagi selesai."

"Ok.. hujannya lebat, menyetirlah dengan tenang.."

"Ok. Oh ya, apa Shoyo-chan sudah sampai?"

Atsumu mendadak menegakan tubuhnya ketika mendengar kalimat Sakusa.

"Apa maksudmu dengan sudah sampai itu, heh?"

"Dia belum sampai? Aku menyuruhnya kembali duluan naik taksi tadi.."

"Sudah berapa lama??"

Ada jeda. Sakusa melihat jam tangannya.

"Sekitar 30 menit yang lalu."

Tuuuuuttttt.... Sakusa menjauhkan telinganya dari ponsel hitamnya. Atsumu mematikan saluran telephone dengan tiba-tiba.
.
.

"Kenapa?" Tanya Bokuto yang melihat Atsumu mendadak berdiri dan memakai jaket.

"Hinata-chan sudah pulang duluan, tapi belum ada kabar dia kembali."

Bokutou ikut berdiri, "aku ke kamarnya dulu."

Atsumu menganggukan kepala dan detik berikutnya Bokutou sudah pergi. Pemuda dengan dua warna rambut itu kembali menekan kontak di ponselnya, kini dia menghubungi nama Hinata. Terhubung, tapi tidak diangkat.

.
.

Sementara itu disebuah taksi, sang sopir taksi terus-terusan melirik ke kaca spion dalam mobilnya. Penumpang dibelakangnya terlihat menggigil kedinginan, mata pemuda itu pun terpejam, kedua tangannya memeluk lututnya. Ya, kaki penumpang itu diangkat ke atas kursi mobilnya.

"Tuan..." panggil si sopir karena merasa kasihan. "Tuan... kita kemana??" Tanyanya, karena penumpang itu belum menyebutkan tujuannya.

Pemuda bersurai orange itu tidak menjawab, wajahnya semakin pucat. Sang sopir menepi, menghentikan mobilnya. Hujan diluar sangat deras. Dengan ragu, sang sopir meraih ponsel si penumpang yang sedari tadi berbunyi.

With Me (prequel of With Me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang