first meet and first story of they

144 39 2
                                    

— "I just need to sleep without being disturbed by anyone."

Sore itu, Hyunjin terus mengelilingi apotek yang ada di kotanya guna mencari obat yang memang dia butuhkan. Tapi sayangnya, hampir seluruh apoteker di sana mengatakan jika obat yang Hyunjin inginkan harus menggunakan resep dokter.

Dan Hyunjin tidak mau pergi ke dokter hanya untuk mendapatkan resep, dia ingin mendapatkannya secara cuma-cuma. Lagi pula dia harus membayar lebih—Hyunjin jelas tidak punya uang banyak.

Akhirnya Hyunjin menyerah karena matahari kian terbenam, dia harus pulang cepat sebelum ibunya mengamuk.

Hyunjin berjalan di dalam gang yang ukurannya hanya cukup untuk satu kendaraan bermotor. Kepalanya menunduk dan netranya hanya memandang jalanan.

Tiba-tiba kedua tungkainya berhenti ketika Hyunjin melihat sepasang sepatu berwarna hitam bergaris biru yang menghadap padanya. Dia pun mendongak dan mendapati seorang pemuda.

"Kamu mencari ini?" tanya pemuda itu sambil memegang sesuatu di sela jari tangannya.

Manik mata Hyunjin membulat sempurna, dalam benaknya dia berpikir bagaimana pemuda itu tau jika Hyunjin menginginkan obat itu.

"Gimana lo tau?!" tanya Hyunjin terkejut.

Pemuda itu hanya tersenyum tipis. "Well, aku liat kamu keliling apotek buat beli obat ini, tapi sayangnya harus pake resep dokter."

Hyunjin terdiam sepersekian detik, dia sepertinya terlalu semangat mencari obat itu sampai tidak menyadari jika ada seseorang yang mengikutinya.

"Lo stalker?! Jangan suka sama gue, gue bukan penyuka sesama jenis!" serunya panik.

Pemuda yang ada di hadapannya langsung memasang wajah jijik. "Terlalu percaya diri itu nggak bagus, aku cuma gabut ngikutin orang random. Dan aku ketemu orang yang kayanya pengen banget tidur sampai kewarasannya hilang, benarkan?"

"Itu gak sopan, lagian kita nggak kenal!" jawab Hyunjin ketus.

Hyunjin benar-benar ingin kabur dari pemuda aneh yang mengobrol dengannya dan seharusnya Hyunjin yang mengatakan orang itu tidak waras karena mengikutinya.

Apa katanya? Gabut?! Mengikuti orang random?! Jelas! Pemuda itu yang kewarasannya hilang.

"Minggir atau gue patahin kaki lo itu!" kata Hyunjin.

Tapi perkataan Hyunjin berhasil membuat pemuda itu membuka jalan yang terhalangi oleh badannya. Hyunjin berpikir jika orang itu takut.

Ketika baru beberapa langkah Hyunjin berjalan, pemuda itu mencekal pergelangan tangannya-yang membuat Hyunjin menoleh ke belakang.

"Aku tau kamu butuh obat tidur ini, aku bakalan kasih ini. Tapi itu gak gratis, tenang aja, bayarnya bukan pake uang." Kata pemuda itu yang membuat Hyunjin penasaran sampai menekuk alisnya.

"Terus dibayar pake apa?"

Pemuda itu sedikit lebih dekat dengan Hyunjin, tangan kanannya terangkat dan menaruhnya di pundak Hyunjin.

Manik amber milik pemuda itu berubah menjadi warna hijau terang, dia menatap Hyunjin dengan dalam.

Hyunjin yang juga menatapnya—merasakan desiran aneh dalam tubuhnya, dan perasaan yang berubah menjadi takut untuk menatap lebih dalam pada manik pemuda itu.

"Lupakan semuanya, lupakan masa lalu mu."





. still alive





— "I'm not alone, but I make myself feel alone."

Jisung merasa aneh dengan seluruh teman sekelasnya. Mereka mendiami dirinya—Jisung bahkan tidak tau apa yang salah dan Jisung mencoba mengingat-ingat apakah dia melakukan kesalahan?

still aliveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang