— "The voice kept calling us."
Satu minggu berlalu. Mereka sudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Banyak sekali fakta mengejutkan bagi mereka—di mana salah satunya, anak dari kelas unggulan tidak di perbolehkan untuk berbaur dengan anak kelas biasa.
Entah karena hal apa, namun mereka tetap menurutinya.
Kini, jam makan siang tengah berlangsung. Mereka berdelapan berkumpul di salah satu meja makan yang begitu panjang, tidak ada guyonan apapun kecuali suara sendok dan garpu yang beradu dengan piring.
"Felix, habiskan makananmu." Ujar Minho.
Felix tidak menghiraukannya, ia beranjak dari kursi dan berlalu begitu saja.
Seminggu ini, sikap Felix masih sama seperti biasa. Wajah yang kaku tanpa senyum terpatri di wajahnya.
"Dia tuh ansos atau gak suka sama kita sih? Bikin naik darah aja." Cibir Jeongin.
Chan yang ada di sebelahnya langsung menyikut lengan Jeongin pelan. Sedangkan si empu hanya memutar bola matanya jengah.
"Engga kok, sebelum kecelakaan dia ramah sekali. Saya juga bingung sikapnya berubah drastis, entah karna dia ikut amnesia seperti kalian, atau dia masih trauma dengan kecelakaan waktu itu—yang membuatnya sensi." Jelas Minho.
"Lo kayanya sahabat baik dia ya." Sahut Jisung.
Minho menggelengkan kepalanya, "bukan saya, melainkan kamu. Kamu sahabat baiknya."
Netra Jisung seketika membulat sempurna. Ia terkejut bukan main ketika mendapat fakta baru. Bukan hanya dia saja, mereka yang ada di sana pun sama terkejutnya. Hyunjin bahkan sampai tersedak makanan.
"Kamu harus ajak interaksi, saya liat-liat kalian kaya orang asing—biasanya kalian nempel kaya sepasang prangko dan surat." Ucap Minho.
Jisung hanya mengulas senyum canggung. Ia sebenarnya sangat ingin mengajak Felix berinteraksi, dia juga merasa jika mereka cukup dekat, namun ketika melihat wajah kaku Felix membuat niatnya urung.
Tiba-tiba saja Seungmin beranjak dari duduknya, membuat atensi mereka beralih pada pemuda itu.
"Permisi, saya harus ke toilet." Dan dia langsung berlari menjauh.
"Ayo cepat habiskan, kita harus pergi ke perpustakaan sebelum ujian harian." Ucap Minho.
Dan mereka pun kembali fokus pada makanan masing-masing dengan keheningan yang menyelimuti mereka, tanpa sadar jika Seungmin tidak kembali sampai jam makan siang usai. Yang artinya, dia tidak ikut pergi ke perpustakaan.
⠁ ⟡ . still alive ⠁
Seungmin sedang mencuci tangannya di keran wastafel. Toilet begitu sepi, tidak ada siapa pun kecuali dirinya.
tok! tok! tok!
Ia menoleh ke belakang ketika rungunya mendengar suara ketukan. Seungmin memperhatikan satu persatu bilik toilet yang pintunya terbuka, namun tidak ada apa pun atau siapa pun di sana.
"Sepertinya salah dengar."
Seungmin melanjutkan kegiatan mencuci tangannya. Namun, suara ketukan itu kembali terdengar.
Seungmin menutup keran wastafel. Ia mendongak dan menatap cermin yang ada di hadapannya. Seungmin bisa melihat jika tidak ada siapa pun di belakang sana, namun suara ketukan itu semakin kuat dan acak.
KAMU SEDANG MEMBACA
still alive
Fanfiction✸﹐𝐬𝐭𝐫𝐚𝐲 𝐤𝐢𝐝𝐬﹒ ❝jiwa dan raga yang sama dengan nasib yang berbeda.❞