⇛🅳🅰🆈 05⇚

195 20 3
                                    

"𝕶𝖓𝖎𝖋𝖊"Pisau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"𝕶𝖓𝖎𝖋𝖊"
Pisau

.
×
.
×
.
×
.

Yashiro Nene, seorang idol cantik bertalenta yang tengah naik daun namanya, tentu saja hal itu membuat Nene merasa bangga luar biasa dengan pencapainnya.

Tapi bayaran dari kesuksesannya adalah puluhan job mulai bergilir datang, Nene nyaris tidak punya waktu untuk istirahat atau sekadar jalan-jalan sore seperti dulu.

Nene nyaris hanya punya waktu 4 jam untuk tidur malam, sisanya gadis itu harus curi-curi tidur disela-sela pekerjaannya.

Makan saja Nene harus makan sambil dirias, jadwalnya benar-benar padat dan managernya Yugi Amane sangat telaten mengatur jadwal untuknya.

"Apakah kau masih lama? Aku harus mulai memoles bibirmu"

"Ah maaf Yako-san, aku akan segera meghabiskan potongan terakhir pizzaku"Ucap Nene gelagapan, Yako berkacak pinggang, sungguh wanita ini sebenarnya juga merasa iba dengan Nene.

"Yashiro~"

Nene menoleh dengan mulut penuh Pizza kearah sumber suara itu, Amane terkekeh meraih tisu lalu membersihkan saus pizza yang menempel di sudut bibir gadis itu.

"Maaf Amane-kun, a-aku akan segera menghabiskan makan siangku"Ucap Nene panik mengira Amane akan mengomelinya, Amane hanya tersenyum menggeleng menepuk pelan kepala Nene.

"Hey kenapa panik begitu? Masih ada satu jam sebelum tampil, makanlah dengan santai"

"Yugi-kun, kau terlalu memanjakannya"Tegur Yako berkacak pinggang, Amane tertawa kecil.

"Tidak apa-apa, toh dia belakangan ini kurang istirahat jadi telat sedikit kan tidak apa-apa?"Balas Amane, Yako menghela nafas.

"Ah aku sudah selesai makan, Yako-san sudah bisa mulai memoles bibirku"Ucap Nene, butuh waktu sekitar 10 menit bagi Yako untuk menuntaskan make up Nene.

Setelah menuntaskan pekerjaannya, Yako berlalu pergi meninggalkan Amane dan Nene berdua dia ruang tunggu.

"Kemarilah"Ucap Amane menepuk-nepuk sisi sofa di sebelahnya yang kosong, Nene menurut lalu bersandar di pundak Amane.

"Aku lelah sekali, kapan aku ada libur?"Tanya Nene dengan nada lelah, Amane terkekeh mengelus surai gadis itu lembut.

"Akhir bulan ini aku akan berusaha mengosongkan jadwalmu selama 3 hari"

"Cuma 3 hari!? Huhuhu aku ingin satu minggu"

"Baiklah, tapi bulan depan baru kukosongkan"

"Jahat!"

Amane tertawa menahan diri untuk tidak mengacak surai gadis ini yang sudah susah payah Yako tata untuknya, tak berapa lama Nene menguap.

"Tidurlah, aku akan membangunkanmu 20 menit lagi"

Nene tidak menyahut melainkan sudah lebih dulu terlelap karna terlalu mengantuk, Amane menatap lembut Nene lalu mencium keningnya.

Bahkan saat terlelap Amane tidak bisa tidak menatap lamat gadis ini.

"Ah pantas saja semua orang mencintaimu, kenapa aku tidak bisa memilikimu sepenuhnya sih?"Gumam Amane merapikan sedikit poni Nene.

"Setidaknya aku bisa melihatmu lebih dekat daripada mereka hehe~♡"

Dikala Amane sibuk menatap Nene yang terlelap, tiba-tiba Nene mendengar sebuah flash mengarah padanya, Amane menatap tajam kearah sumber flash tersebut.

Amane berniat menghampiri sumber flash tersebut namun suara ketukan pintu membuat Amane mengurungkan niatnya.

Ternyata panitia yang mengabarkan sudah saatnya Nene tampil, Amane menghela nafas lalu menepuk pelan pipi Nene.

"Yashiro, ayo bangun, sudah saatnya tampil"Bisik Amane lembut, Nene menggerung pelan lalu mengerjap-ngerjapkan matanya dan meregangkan tangannya.

"Huaahh aku jadi sedikit segar, terima kasih Amane-kun"

"Sama sama, nah sana ayo cepat tampil"

Nene sedikit merapikan bajunya lalu bersiap untuk keluar namun Amane menahannya dan mencium kening Nene lembut.

"A-Amane-kun?!"

"Hehe, anggap saja jimat agar pertunjukkanmu sukses~!"

Nene menggembungkan pipinya yang merona sebal, Amane hanya tertawa mendorong Nene untuk keluar dari ruang tunggu.

Blam

"Nah, sekarang saatnya mencari dimana cecunguk itu berada".

= 🌠 =

"Seram juga ya?"Celetuk Nene tiba-tiba saat memainkan ponselnya, Yako yang awalnya sedang sibuk merapikan rambut Nene pun jadi penasaran.

"Ada apa?"

"Ini, Yako-san ingat kota XX yang kemarin aku ada job disana kan? "

Yako mengangguk menunggu penjelasan Nene selanjutnya, Nene menunjukkan layar ponselnya yang menunjukkan berita terbaru hari ini.

"Pembunuhan?"

"Aku jadi agak takut, belakangan ini banyak penguntit dan pembunuhan seperti ini"

"Iya juga ya, semoga penguntit dan orang itu tidak mengincar kita ya"

Nene mengangguk setuju, lalu menoleh kearah Amane yang sedang membersihkan pisau menggunakan kain.

"Amane-kun, apa kau sudah beli buah apel pesananku"

"Yup, ini sudah selesai kukupas"

Amane meletakkan sepiring potongan buah apel segar, Nene menatap Amane heran.

"Amane-kun, kurasa kau harus mengganti pisaumu dengan pisau buah yang lebih kecil, kurasa itu lebih cocok untuk memotong sayur didapur"Saran Nene, Amane terkekeh.

"Tidak perlu, lagipula pisau ini lebih mudah digunakan"Balas Amane tersenyum penuh arti, Nene mengerutkan alisnya tidak mengerti.

Kenapa rasanya ada yang janggal dengan senyuman Amane ya?.

•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hananene Week || JSHKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang