4. You Are Not Alone

870 136 74
                                    

Hiruk pikuk di bandara menggelora. Ratusan celoteh samar tertangkap telinga. Dinginnya Februari tak lagi terasa. Begitu terhanyut dengan lamunan di tengah keramaian.

Wanita tua di sampingnya berulang kali mengusap air mata. Berat melepas cucu yang akan meninggalkannya.

Yuta melirik sang nenek. Sejak ia memutuskan untuk kembali, neneknya terus ingin di dekatnya.

Pandangannya dialihkan ke ponselnya. Kembali melirik sang nenek. Terus seperti itu sampai membuat pamannya mengerutkan dahi.

"Baa-san." Yuta berdiri dari duduknya.

"Aku sudah membuat keputusan." Pemuda itu berucap mantap yang justru membingungkan keluarganya.

"Aku akan tetap bersama Baa-san di sini." Dengan tiba-tiba ia berlari. Melemparkan ransel ke arah sang paman yang mendapat umpatan.

"Yuta-kun."

"Baa-san pulang saja." Yuta berteriak sembari membuat gerakan hati di atas kepala.

"Anak itu benar-benar." Pamannya menggeram kesal. Namun hatinya melunak melihat wanita tua itu tersenyum.

☆゚.*・。゚☆゚.*・。゚☆


Lima bulan yang lalu ....

"Seungcheol-ah, jangan gegabah. Kalau kau bertindak tanpa berpikir seperti ini, bagaimana kalau dia justru membawa Wonwoo menjauh? Kita harus menunggu waktu yang tepat. Kita tunggu sampai dia lengah-"

"SAMPAI KAPAN?" Seungcheol berteriak.

"Sampai mereka membuat adikku tersiksa?" tanya Seungcheol pada pamannya dengan pandangan penuh luka.

"Bagaimana kalau saat ini adikku ketakutan? Bagaimana kalau saat ini adikku menangis? Bagaimana kalau Won-ie membutuhkanku? Won-ie sedang menungguku. Karena rumahnya hanya ketika bersamaku. Won-ie tersiksa hidup di tempat orang asing. Aku tidak bisa menunggu lebih lama." Mengabaikan peringatan sang paman Seungcheol beranjak dari rumahnya.

"Seungcheol-ah ...."

"Biarkan dia!" Pria tua yang sejak tadi hanya terdiam mulai bersuara. Menahan Siwon yang berniat mengejar kepergian Seungcheol.

"Aku sudah menemukan keberadaan Wonwoo."

"Tapi harabeoji-"

"Kau tidak perlu khawatir Siwon-ah. Orang itu tidak akan berbuat macam-macam. Aku tahu dia cukup pintar untuk itu." Siwon mengalah. Menghela nafas mengingat bagaimana terpuruknya Seungcheol sejak kepergian Wonwoo.

"Aku akan mengirim beberapa orang untuk mengikutinya."

☆゚.*・。゚☆゚.*・。゚☆

Siang itu Seungcheol berhasil menerobos kediaman Hakim Jeon. Mengabaikan beberapa orang yang mencegahnya untuk mendekat. Fokusnya hanya pada sosok remaja yang sangat ia rindukan.

Wonwoo terlihat bersantai melihat beberapa pria bermain golf.

"Won-ie." Seungcheol tersenyum cerah. Mencoba mendekati adiknya yang langsung menoleh ke arahnya.

"Won-ie ... Hyung ...."

BUGH!

"Uhuk ... uhuk ...."

TPB Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang