Bagian II: Danurdara

879 86 2
                                    

"Mami! Nih Bang Atha nya udah Reu susulin." Reuel berteriak begitu ia dan sang Kakak tiba di rumahnya. Hana yang tengah membereskan pakaian Atha ke dalam koper menghentikan aktivitasnya dan keluar dari kamar Atha menuju ruang tengah.

"Kalian cepet siap-siap. Kita mau ke rumah sakit, sebentar lagi Papi pulang." Hana terlihat sedikit panik saat ini. Mertuanya itu memang sudah lama sakit-sakitan, tapi kali ini sampai harus dirawat di rumah sakit dan masuk ke ruang ICU.

"Mami udah masukin sebagian baju Abang ke koper, Abang masukin sisanya ya. Mami mau nelpon Papi dulu."

"Kita nginep, Mi?" tanya Atha. Hana hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan putra sulungnya itu. Atha lalu berjalan ke kamarnya dengan perasaan yang sedikit khawatir sekarang.

Semoga Eyang baik-baik aja.

Atha berdiri di depan lemari pakaiannya yang berukuran lumayan besar. Ia menatap lemari itu lama sambil memikirkan apa saja yang harus dibawanya untuk menginap di sana. Setelah mendapat pencerahan Atha mulai membereskan pakaiannya yang ada di lemari ke dalam koper.

"REUEL!" teriak Atha penuh emosi memanggil Adiknya, padahal kamar mereka bersebelahan. Orang yang dipanggil tak kunjung menampakan batang hidungnya, Atha semakin kesal lalu menghampiri Reuel yang sedang bermain game di kamarnya.

"Reu!" panggil Atha. Reuel hanya berdeham tanpa mengalihkan pandangannya dari handphone.

"Reu!" Atha memanggil lagi sosok yang ada di hadapannya dengan nada bicara yang semakin menaik.

"Apa sih, Bang. Ganggu banget lo, gue lagi main game." Reuel akhirnya menyimpan handphone yang ia genggam ke pangkuannya.

"Lo ngambil cd gue yang item sama yang maroon, kan?" tuduh Atha pada Reuel. Ia tahu betul Adiknya itu suka memakai barang miliknya tanpa sepengetahuan dirinya.

"Oh... iya. Yang item gue pake kemaren, kayanya masih ada di cucian kotor. Yang maroon... nih lagi gue pake." Reuel sama sekali tak membantah tuduhan Atha. Ia malah menjawabnya dengan santai tanpa peduli pemilik celana dalam itu kini sudah emosi dibuatnya.

"Sini, lo! Gue jitak kepala lo." Atha menarik tubuh Reuel ke dekapannya. Ia mengunci tubuh Reuel dengan tangannya dan berkali-kali menjitak kepala Reuel.

"Lo kan punya cd sendiri, ngapain masih pake yang gue sih. Mana yang lo pake itu favorit gue," ucap Atha disela-sela baku hantamnya dengan Reuel.

Reuel akhirnya bisa terbebas dari dekapan Atha, ia kemudian berlari ke luar kamar dan menghampiri sang Ibu untuk mengadu.

"Mami... liat Bang Atha. Dari tadi kepala Reu dijitak," rengek Reuel sambil memeluk Ibunya dari belakang.

"Mi... Reu pake cd Atha lagi." Atha juga tak ingin mengalah, ia ikut mengadu pada Hana.

"Kalian bukannya siap-siap malah berantem." Hana selalu sabar menghadapi kedua putranya itu.

"Abisnya Reu pake cd Atha ga bilang-bilang, Mi. Dia nyuri. Mana yang Reu pake kesayangan Atha itu." Atha menekuk bibirnya ke bawah, bertingkah seperti anak kecil yang tak dibelikan mainan oleh orang tuanya.

"Reu pinjem, Mi. Ga Reu curi kok, Reu kembaliin." Reuel membela dirinya sendiri. Ia masih bertahan di posisinya memeluk Hana dari belakang. Ia takut Kakaknya akan kembali memukul dirinya.

"Tapi kamu ga bilang dulu ke Abang kamu, Reu. Kalo pinjem itu bilang dulu. Mami selalu ngajarin gitu, kan?" Hana masih meladeni keluhan kedua putranya dengan sabar.

"Mami bener, lo tuh nyuri cd gue." Atha semakin emosi, ia menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Tapi gue balikin." Reuel masih membela dirinya, ia tak terima dirinya dituduh sebagai pencuri apalagi pencuri celana dalam. "Nanti," sambungnya pelan.

Chrysanthemum [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang