Au lokal (eksmud life), fiksi roman|| POV orang ketiga || bahasa baku & non baku|| vanilla sex || obrolan membosankan, mungkin. 3200+ words
#0701TAETENDAY HAPPY TAETEN DAY FAM!
***
Malam sudah menunjukkan pukul 11. Ibu kota Jakarta masih hidup, masih hingar, jalanan pun masih ramai. Orang-orang ada yang baru pulang, ada yang baru pergi.
Sayup terdengar suara musik jazz dari piringan hitam di pojok salah satu kamar hotel, dengan dua tubuh lelaki di dalamnya. Taeyong dan Ten, begitu nama mereka. Taeyong, si lelaki flamboyan dengan rambut hitam potongan klimis yang mengenakan jubah hotel, dan Ten, lelaki berwajah androgini yang berselimut di atas kasur.
"Kamu gampang ngomong a i u e o, ngerasa nggak sih kalau kamu itu udah punya privilege duit banyak dari orangtua? Kadang aku heran sama orang-orang yang percaya aja bayar kamu buat narasumber seminar keuangan pake tajuk gede," Ten mencondongkan tubuhnya ke depan, menggerakkan tangannya ke atas, "'Lee Taeyong, pengusaha muda yang masuk Forbes under 30, membangun kerajaan usahanya dari 0'" Ten memutar bola matanya, "padahal, kamu TK-SD aja sekolahnya elit, SMP udah abroad. Keluarga semuanya kaya, udah biasa naik jet pribadi dari kecil. 0 darimana?" Cibir Ten panjang lebar, meregangkan tangannya ke atas.
Taeyong yang tengah berdiri di dekat jendela sambil memegang gelas anggur di tangannya nampak sibuk memperhatikan jalanan dari penthouse apartment 50 lantai ini. Tapi walau terlihat tak peduli, telinga Taeyong tetap sempurna menangkap ocehan Ten tadi.
Lelaki itu lalu tertawa, menoleh ke arah Ten.
"Aku nggak akan nyangkal sama hal itu"
Ten menukikan alisnya bingung, "kamu nerima gitu aja? Kalo ada peserta yang nanya begitu, kamu mau jawab hal yang sama?"
Taeyong nampak pura-pura berfikir, ia berjalan ke arah kasur mereka, "well, intinya, begitu. Tapi permainan kata jadi kunci penting di sini"
"What? Muter-muter, maksudnya? Mau bilang Pasar Senen dari Tangerang tapi muter dulu ke Jakut?"
Taeyong kembali tertawa, menaruh gelas anggurnya di atas meja. "Thats it."
"Aku nggak percaya nggak ada satu pun orang yang bisa nangkep omong kosong kamu"
Taeyong naik ke atas kasur, mendekati Ten yang tidur miring menghadapnya.
"Itu bisnisku, Ten. Bisnis omong kosong. Dan mau sebanyak apapun orang yang sadar soal hal itu, bisnis omong kosongku nggak akan pernah mati. Karena orang-orang kayak aku ini banyak jumlahnya." Taeyong menyamankan diri merebah di samping Ten, ikut memiringkan tubuhnya di atas selimut, "mau aku cerita sejujur apapun tentang hidupku, mau aku jawab serealistis apapun soal pertanyaan audiens, bisnisku nggak akan tiba-tiba drop. Ada banyak back-up dari orang-orang yang sama dengan otak yang jauh lebih mentingin cuan. Aku cuma setitik debu di kaca mobil, sekalipun hilang kesiram hujan atau masuk carwash, besoknya aku bakal ada lagi. Orang-orang selalu craving over this kind of business. Me and my suit, will never die"
"Kamu kedengeran jahat banget sekarang, Taeyong" Kata Ten tersenyum tipis, menyentuh dada bidang Taeyong yang sedikit terbuka dari sela jubah tidur mahalnya.
Taeyong memegang jari Ten, menciumnya pelan, "jahat mana, aku sama orang-orang pemerintah yang korup? Setidaknya aku ngasih orang-orang awam itu harapan tanpa ngerugiin mereka"
"Harapan kosong juga kerugian, Taeyong. Apalagi harapan yang ditebus pake duit" Jawab Ten geleng-geleng kepala.
Taeyong tertawa, mengecup punggung tangan Ten lembut, "kamu fikir aku casciscus di depan audiens bener-bener isinya pure omong kosong? Ya aku juga ada tim, sayang. Aku ada riset, aku ada data, aku punya pengetahuan yang bisa dibagi, aku punya pengalaman yang bisa aku kasih tau ke orang-orang yang mungkin nggak bisa buat ngelakuin hal itu karena terbatas sama materi dan nggak mau ambil resiko. Aku punya failure yang orang-orang banyak nggak mau ngalamin karena kerugian materialnya terlalu besar dan menakutkan buat mereka. Dari pengalaman itu aku punya banyak pilihan yang work di aku atau kasus yang berbeda. Aku bisa ngomong karena aku ada modalnya, aku ngeluarin modal yang lebih besar dari audiens yang datang. Aku ini, salah satu dari kelinci percobaan" Taeyong melingkarkan tangan Ten di pinggangnya, "yang penting omonganku sesuai dan proporsional buat seminarnya. Kecuali aku ngomong a sampe z di seminar kesenian, misal. Ya nggak proporsional."
KAMU SEDANG MEMBACA
Linger (TAETEN) 🔞 oneshot compilation
Fanfiction[Bahasa] Deskripsi cerita ini polos, sama polosnya dengan tubuh karakter di dalam tiap babnya. Atau di luar. Jadi, lebih suka di dalam atau di luar? _______________ © foto oleh cottonbro by pexel ◾ boyslove ◾ mature story (please be wise in choosi...