POV orang ketiga || bahasa baku & non baku, obrolan 90% in english || Futuristic theme idk what tag should I write here; manusia Ten, robot Taeyong || 3k words.
***
Tidak seperti prediksi manusia yang bilang kalau bumi akan hancur seribu tahun yang akan datang, yang terjadi justru sebaliknya. Tahun 3206, bumi justru semakin membaik. Beratus-ratus tahun yang lalu, beberapa ilmuwan akhirnya berhasil menemukan solusi untuk climate change, ditambah manusia juga berbondong-bondong melakukan imbauan negara masing-masing mengenai kampanye save earth. Separuh dari wilayah daratan Bumi sudah menghijau kembali, udara semakin bersih, dan lautan pun berangsur-angsur membaik.
Kemajuan teknologi yang dibarengi dengan penghormatan terhadap alam berhasil membuat bumi senantiasa sehat. Robot-robot dengan kecerdasan buatan dihidupkan melalui pembangkit tenaga ramah lingkungan yang juga jadi sumber utama energi dunia. Mungkin satu-satunya dampak negatif kemajuan zaman adalah jumlah robot yang bekerja hampir menyaingi atau melebihi manusia. Tapi hal itu nampaknya belum jadi masalah besar sekarang. Lagipula banyak orang-orang yang tetap suka dengan pekerjaan manusia. Ditambah lagi pendapatan per kapita tiap negara semakin membaik, bahkan negara-negara berkembang kini bisa dihitung dengan jari tangan saja.
Dan di salah satu kota metropolitan bumi ini, hiduplah lelaki bernama Ten Lee. Lelaki berusia 25 tahun itu bekerja sebagai seniman, pelukis profesional. Meski seribu tahun yang lalu banyak orang bilang seniman akan tergantikan oleh AI, kenyataannya masih banyak manusia yang lebih tertarik pada karya seni dari manusia sungguhan.
Ten tinggal di mansionnya sendirian. Orang tuanya tak lagi tinggal di kota yang sama karena mereka memilih untuk hidup di pedesaan yang asri dan jauh dari hiruk pikuk industri, menghabiskan waktu tua dengan tenang bermodalkan uang pensiun dan kiriman Ten sesekali.
"Okay, thanks Yang. Paketnya udah nyampe" begitu Ten bilang pada layar hologram berwarna hijau yang diproyeksikam jam tangannya.
Yangyang, PA sekaligus 'anak'nya itu mengacungkan jempol, meringis kecil, lalu layar hologram itu menghilang.
"Kenapa tu anak? Overdosis gula?" Gumam Ten mengernyitkan keningnya. Ia lalu menaruh kembali palet di atas meja, kemudian bergerak ke kamar mandi untuk mencuci tangannya.
Keluar dari ruang kerjanya, Ten berdiri melipat kedua tangan di depan perut melihat paket besar yang sedikit lebih tinggi darinya. Beberapa minggu yang lalu, Ten sempat meminta Yangyang untuk memesankan robot pembersih rumah, semacam ART. Ia betul-betul tak punya waktu untuk sekedar menggulir laman e-commerce karena mengejar target lukisan untuk solo exhibition keduanya bulan depan.
"Okay" Gumam Ten lagi, lidahnya menjulur, tangannya membuka paket itu serampangan.
"Holy—" Ten mendesis kecil. "Robot pembersih rumah, visualnya se-GANTENG ini?" Monolognya lagi, menggeleng-geleng kecil.
Robot itu lelaki dengan rambut pendek rapih, berwarna hitam. Matanya memejam, bulu matanya panjang lurus menukik ke bawah, hidungnya mancung dan proporsional, bibirnya penuh dengan tahi lalat dekat bibir bawah. Tulang pipinya tinggi, rahangnya tajam seperti visualisasi dewa yunani. Ia mengenakan kemeja putih dan celana hitam, juga dasi dan pantofel senada. Tubuhnya tidak terlihat terlalu besar, hampir mirip dengan Ten. Mungkin cuma lebih tinggi dua-tiga senti.
Di tahun ini, robot manusia seperti ini dibuat benar-benar mirip dengan manusia. Tekstur kulit buatan dan rambut buatan mereka juga dibuat persis manusia. Di bawah lapisan kulit itu, terdapat chip yang bisa mendeteksi suhu lingkungan sehingga robot pun punya suhu tubuh yang bisa berubah-ubah. Gerak tubuh mereka juga luwes dan tidak robotik. Hampir tak ada bedanya dengan manusia. Yang membedakan cuma celah kecil berbentuk kotak di sekitar leher tempat baterai dan chargeran untuk power mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Linger (TAETEN) 🔞 oneshot compilation
Fanfiction[Bahasa] Deskripsi cerita ini polos, sama polosnya dengan tubuh karakter di dalam tiap babnya. Atau di luar. Jadi, lebih suka di dalam atau di luar? _______________ © foto oleh cottonbro by pexel ◾ boyslove ◾ mature story (please be wise in choosi...