AU lokal || POV orang ketiga || bahasa baku & non baku (+Sunda) || romance || vanilla sex, cross-dressing, harsh word, dirty talk, just another version of Ten as dancer. 4600 word+
***
Taeyong tanpa henti menggerakkan tangannya pada shutter kameranya. Mulutnya menganga tak sengaja. Beberapa kali ia menyibak kerumunan yang ramai berkumpul melingkar di tengah lapangan desa itu. Sama-sama terpukau menyaksikan pertunjukan tari tradisional yang diiringi live tembang merdu dari sinden dan karawitan di atas pendopo luas itu.
"Mingkem" ucap Yuta—temannya Taeyong—yang tergopoh mengikuti Taeyong di belakang. Tangannya mendorong rahang Taeyong agar mengatup.
"Diem sat" Jawab Taeyong merasa terganggu. Matanya tak henti mengikuti gerak dari satu-satunya penari di sana. Menarikan tari Jaipong dengan lantunan lagu Kembang Tanjung. Penari itu mengenakan sampur berwarna hijau lumut yang mengalung di lehernya, senada dengan baju yang ia kenakan. Sinjangnya berwarna hitam, membuatnya kontras dengan kaki putihnya. Cantik, begitu kesan Taeyong saat melihatnya. Walau dengan riasan, tapi cantiknya tetap terlihat natural. Taeyong seolah tak bisa berkedip, menyaksikan bagaimana luwesnya gerak tangan, kukuhnya tapak kaki, serta menggodanya goyangan pinggul itu... Sepertinya nanti malam Taeyong bakal susah tidur.
"Ten emang keren sih" ucap Yuta berbisik pada Taeyong.
"Ten? Namanya Ten?" Tanya Taeyong tanpa memalingkan wajah.
"Iya. Namanya Ten"
"Lu kenal?"
"Mantan muridnya Ambu yang sekarang udah jadi instruktur tari di sanggar Ambu"
Taeyong sekilas menoleh ke arah Yuta, "kenapa kemaren-kemaren gue nggak liat itu cewek di gazebo?" tanyanya heran. Yuta tertawa kencang. Taeyong mengerutkan keningnya bingung.
Taeyong dan Yuta adalah teman satu kampus dan satu kostan di Jakarta. Keduanya kuliah jurusan DKV. Liburan semester genap ini Taeyong ikut Yuta ke kampung halamannya di Bandung, sekalian hunting bahan untuk Fotografi di semester depan karena Yuta bilang setiap tanggal 17 Agustus, di kampungnya selalu ramai dengan banyak kegiatan seru yang diadakan selama seminggu. Belum lagi lingkungan desanya yang masih asri punya banyak spot menarik juga. Taeyong tak banyak cakap setuju untuk ikut. Kalaupun acara agustusannya membosankan, Taeyong yakin dia bisa cari objek diam lain yang lebih baik ketimbang menghabiskan waktu di rumah mewahnya di Jakarta sana.
Tapi di hari kedua ini, Taeyong sudah memutuskan object apa yang akan ia jadikan muse untuk projectnya nanti.
"Lu yakin amat dia cewek?" ucap Yuta yang suaranya tenggelam di riuh tepuk tangan penonton saat sang penari menunduk, menyelesaikan tariannya.
"Sini ikut gue, mau kenalan langsung nggak?" Bisik Yuta kemudian yang diangguki semangat oleh Taeyong.
Yuta membawa Taeyong ke dalam kantor desa yang jadi ruang tunggu bagi pengisi acara hari itu. Taeyong menahan nafasnya saat melihat Ten juga ada di sana, duduk di depan kipas sambil minum dari botol air.
KAMU SEDANG MEMBACA
Linger (TAETEN) 🔞 oneshot compilation
Fanfic[Bahasa] Deskripsi cerita ini polos, sama polosnya dengan tubuh karakter di dalam tiap babnya. Atau di luar. Jadi, lebih suka di dalam atau di luar? _______________ © foto oleh cottonbro by pexel ◾ boyslove ◾ mature story (please be wise in choosi...